31 Januari 2013
REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG – Masuknya barang pangan impor ke Indonesia
mengundang keprihatinan Masyarakat Agrobisnis dan Agroindustri Indonesia
(MAI). Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat MAI Fadel Muhammad menegaskan
barang pangan impor yang masuk ke Indonesia lambat laun akan mematikan
jutaan petani di Indonesia.
“Bangsa kita ini mampu menghasilkan
pangan yang berkualitas dan mencukupi kebutuhan masyarakat. Kalau
dibiasakan melakukan impor itu adalah jalan pintas. Sekali dilakukan
impor maka psikologis para petani akan menurun,” kata Fadel usai
melantik Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) MAI Sumsel, Kamis (31/1)
Menurut
mantan menteri kelautan dan perikanan ini, pada 2011 hampir seluruh
komoditi pangan di Indonesia berasal dari luar negeri. Pada 2011
Indonesia pernah mengimpor 3 juta ton beras,
jagung (2,8 juta ton), kedelai (1,8 juta ton), sapi bakalan (600 ribu), dan susu (2,8 juta liter).
“Jika
ingin mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan, impor pangan
tersebut harus dihilangkan, karena jumlah impor pangan kita makin hari
makin besar,” katanya.
Fadel Muhammad menjelaskan, saat ini
terdapat dua pola pikir yang berbeda dalam penanganan kebutuhan pangan
di Indonesia. Pertama, ada pemikiran untuk melakukan pengembangan pangan
demi kepentingan rakyat.
Pola pikir yang lain, menyatakan
penyediaan pangan masyarakat harus tetap terpenuhi, entah bagaimana
caranya. “Seharusnya pola pikir pertama yang kita jalankan, jangan hanya
berpikir untuk impor pangan. Tapi seharusnya berpikir bagaimam mencari
solusi untuk meningkatkan produksi pangan, apakah dengan cara
peningkatan kualitas benih?” kata Fadel yang juga Ketua DPP Partai
Golkar.
Lebih lanjut Fadel menuturkan, anggaran setiap tahun
yang disediakan negara untuk mengimpor barang-barang pertanian mencapai
Rp 50 trilun. Anggaran tersebut melebihi anggaran yang ada di beberapa
kementrian setiap tahunnya. Atas dasar itu mantan Gubernur Gorontalo itu
mengajak seluruh masyarakat, khususnya MAI untuk memerangi pangan impor
masuk ke Indonesia. “Kita harus keras dan gempur orang-orang yang tidak
memikirkan para petani untuk berpendapatan. Kita harus beranikan diri
untuk interpensi pasar dan tolak impor.”
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/bisnis/13/01/31/mhhnu5-pangan-impor-matikan-petani-lokal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar