Jatiluhur, GATRAnews - Ketua Umum PDI-P Megawati Sukarno Putri mengingatkan jika rencana impor beras sebanyak 1,75 juta ton yang akan dilakukan pemerintah akan menimbulkan ketergantungan dan menjadi ancaman besar yang serius bangsa ini. "Kapasitas produksi pangan terus merosot tajam, diikuti peningkatan impor. Sebuah kondisi yang menjerat bangsa ini kedalam ketergantungan," ujar Megawati dalam orasi poltiknya pada perayaan HUT PDI-P ke 40 di Waduk Jatiluhur Juanda, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (10/1).
Ia mencatat, dari riset Indef, Indonesia akan
kembali mengimpor beras sebesar, 1,75 ton. Bahkan, ketergantunggan pada
impor pangan lain juga fantastis, seperti Kedelai 70 persen, garam 50
persen, daging sapi 23 persen, dan jagung 11,23 persen. "Hebat ya, jika
ini terjadi, kita merupakan importir beras terbesar kedua di dunia,"
sindirnya.
Menurut Mega, yang lebih menyedihkan,
ketergantungan impor yang semakin ekstrim ini berlangsung dalam situasi
di mana harga pangan global semakin menggila. "Komisi Ekonomi dan sosial
PBB untuk Asia-Pasifik (Escap) menyebutkan cuaca buruk di negara
penghasil pangan berakibat pada kenaikan tajam harga sebagian jenis
pangan di bandingkan tahun lalu," tegasnya.
Ia menyebutkan, dengan kajian itu menunjukan
harga pangan yang tinggi telah memaksa 19,4 juta orang di Asia-Pasifik
hidup miskin. "Kini kita sedang berhadapan dengan resiko ini. Tidak
mengherankan jika penambahan secara dramatis porsi APBN untuk program
penangulangan kemiskinan, justru berbuah sebaliknya. Kemiskinan tetap
bertahta dengan akngkuhnya," ujarnya. Atas dasar itu, Mega menghimbau
agar negeri ini berkaca pada sejarah dan imajinasi pembangunan Jati
Luhur agar bisa menemukan jalan keluar dari sejumlah persoalan di negeri
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar