Rabu, 23 Januari 2013

"Masa Keemasan Kedelai RI Hilang karena IMF"

23 Januari 2013

JAKARTA - Gabungan Koperasi Tahu Tempe Seluruh Indonesia (Gakoptindo) menyatakan kedatangaan IMF memburamkan masa keemasan kedelai selama 14 tahun belakangan ini. Pasalnya, harga kedelai mengikuti harga internasional.

Ketua Gakoptindo Ayip Syarifudin mengatakan, pengrajin tempe tahu saat ini mengalami tiga masa. Masa pertama yaitu sejak zaman dulu saat pembuatan tempe tahu sangat sederhana yang beralih setelah 1979.

Pada 1979 sampai 1998 adalah masa keemasan kedelai karena ada Bulog. Bahkan, di 1992, Indonesia pernah memiliki lahan kedelai 10 ribu hektare (ha) dengan hasil sangat baik.

"Zaman keemasan itu semua berperan, bisa revitalisasi kampung, naik haji," kata Ayip, saat menghadiri Seminar Revitalisasi Tata Niaga Menuju Swasembada Kedelai, di Gedung Nusantara II MPR, Jakarta, Rabu (23/1/2013).

Namun Ayip mengungkapkan, sejak 1998, masa keemasan tersebut berakhir dengan masuknya IMF ke Indonesia sejak 14 tahun lalu sehingga Bulog. Sampai saat itu, lembaga pemerintah yang menangani komoditas pertanian Indonesia tidak lagi memegang peranannya.

"Masa keemasan itu berakhir 1998 dengan masuknya IMF ke Indonesia sehingga pasar bebas dan Bulog tidak lagi memiliki peran itu," ungkap Ayip.

Menurut Ayip dengan peranan Bulog yang sangat minimal, membuat para pengrajin tahu tempe memiliki utang kepada importir.

Padahal, ketersediaan kedelai selalu ada dan variasinya banyak. Namun, harga kedelai sangat membingungkan karena mengikuti harga internasional di Chicago.

"Sehingga keadaan ini sangat memeprhatinkan kami," tutup Ayip.

http://economy.okezone.com/read/2013/01/23/320/750582/masa-keemasan-kedelai-ri-hilang-karena-imf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar