Rabu, 10 Oktober 2012
Isu beras asal Thailand dan Vietnam mengandung zat berbahaya arsenik
muncul akhir bulan lalu. Hasil studi organisasi kesehatan dunia (WHO)
menyatakan, beras produksi Thailand diduga mengandung arsenik dari
tambang timah.
Pemerintah mengaku tidak lagi mendatangkan beras dari Thailand.
Padahal dari kesepakatan KTT ASEAN tahun ini, pemerintah berencana
mengimpor 1 juta ton beras dari Thailand jika kebutuhan dalam negeri
mendesak.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian
PerdaganganDeddy Saleh meminta masyarakat tidak khawatir dengan isu
beras mengandung arsenik yang masuk ke Indonesia. Sebab, pemerintah
belum melakukan kerjasama apapun terkait beras asal Thailand.
Dia sekaligus menepis rumor bahwa tahun ini pemerintah telah
mengimpor 834.000 ton dari Negeri Seribu Pagoda itu. "Sampai saat ini
saya belum pernah menerima laporan. Sudah lama kita tidak impor beras
dari Thailand," ujar Deddy saat ditemui di kantornya, Rabu (10/10).
Isu kandungan arsenik dalam beras muncul setelah majalah
ConsumerReports, edisi 20 September lalu menyatakan bahwa nasi yang
dimakan sekali sehari dapat mendorong kadar arsenik dalam tubuh manusia
naik 44 persen. Sementara untuk konsumsi dua hari sekali dapat
meningkatkan kadar arsenik hingga 70 persen. Patut diketahui, zat ini
serupa penyebab terbunuhnya aktivis kemanusiaan Munir.
Rencana impor darurat sampai saat ini masih diterapkan pemerintah.
Alasannya, konsumsi beras di Indonesia termasuk yang tertinggi di level
Asia, mencapai 113 kilogram per kapita per tahun. Jika nantinya harus
mengambil dari Thailand pun, Deddy menjamin akan berkoordinasi dengan
Badan Urusan Logistik (Bulog) sebagai pelaksana pembelian.
"Itu terserah Bulog akan mengimpor dari mana. Nanti beras yang
diimpor akan diverifikasi oleh surveyor kita. Kalau terdapat kandungan
yang membahayakan pasti akan dicegah," paparnya.
Sebelumnya, Peneliti Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) Endang Romjali mengaku
sedangmeneliti beras yang ada di pasaran.
"Kami masih meneliti tentang hal itu, masih kita teliti berapa persen
arsen yang terdapat dalam beras yang dikonsumsi di Indonesia. Pokoknya
ini masih dalam taraf penelitian soalnya terdapat level akan arsen
tersebut serta kandungan variasinya," ujarnya.
http://www.merdeka.com/uang/diduga-mengandung-arsenik-pemerintah-batal-impor-beras-thailand.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar