Senin, 10 September 2012

Petani Tebu Ogah Gula Dipegang Bulog

9 September 2012 

INILAH.COM, Bandung - Petani tebu di Jawa Barat tidak setuju Perum Bulog kembali mengatur tata niaga gula seperti era sebelum reformasi. Pasalnya, pengaturan tersebut dinilai akan merugikan petani.

"Bulog yang kembali mengatur gula akan merugikan petani karena harga pembelian dari petani rendah sedangkan harga jualnya sangat tinggi," ujar Sekretaris DPD APTRI (Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia) Jawa Barat, Haris Dodi Maulana saat dikonfirmasi wartawan, Minggu (9/9/2012).

Dia menjelaskan pada saat dipegang pemerintah, petani tidak bisa menentukan harga dasar gula. Petani pun kerap merugi karena harga selalu ditekan rendah.

Kondisi tersebut, berbeda setelah reformasi karena penentuan harga dasar mengikuti mekanisme pasar. Selain itu, harga juga menyesuaikan dengan pergerakan inflasi.

Saat ini, katanya, lelang menjadi mekanisme utama menentukan harga dasar gula. Penentuan harga ditentukan petani, pedagang, dan stake holder lainnya.

Menurutnya, pengaktifan kembali Perum Bulog bisa menjadi positif asalkan tujuannya untuk menstabilkan harga kebutuhan pokok. Namun para petani khawatir wewenang itu malah membuat Bulog bermain dengan pedagang untuk menekan harga beli dari petani.

"Kami belum mengetahui pasti apakah mekanisme lelang akan tetap berfungsi atau tidak. Tapi kami berharap, Bulog menjalankan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab," ucapnya.

Untuk diketahui, pemerintah telah menetapkan kembali Perum Bulog sebagai lembaga yang mengatur stabilisasi harga. Komoditi tersebut antara lain beras, gula dan kedelai.[ang]

http://www.inilahjabar.com/read/detail/1902936/petani-tebu-ogah-gula-dipegang-bulog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar