Kamis, 13 September 2012

Bulog Jember Kirim 5.000 Ton Beras Bermasalah ke Medan?


12 September 2012
Jatim_BARAK - Setelah sebelumnya sempat muncul masalah tentang ditemukannya beras Raskin berkualitas buruk yang diterima warga penerima manfaat dari Perum Bulog Sub Divisi Regional (Subdivre) XI Kabupaten Jember, Jawa Timur, kini Subdiver tersebut juga mengirim beras sebanyak 5.000 ton ke Medan, Sumatera Utara. Pengiriman beras itu pun menjadi pertanyaan bagi sejumlah kalangan, lantaran khawatir beras yang dikirim adalah beras yang diduga berkualitas buruk seperti yang ditemukan beberapa waktu lalu.
Kepala Bulog Subdivre Jember, Alwi Umri mengatakan, tahun ini Bulog Jember mengalami surplus beras yang cukup besar, sehingga dimungkinkan untuk mendistribusikan beras ke daerah yang stok berasnya menipis. Kata Alwi, stok beras yang ada di gudang Bulog mencapai 36 ribu ton lebih, dan persediaan itu cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jember hingga Juli 2013. "Rata- rata kebutuhan beras untuk masyarakat miskin di Jember sekitar 3 ribu ton per bulan, sehingga stok itu cukup untuk memenuhi kebutuhan raskin selama beberapa bulan hingga tahun depan," ujar Alwi layaknya dilansir antaranews.com, (8/9) kemarin.
Beras yang akan dikirim ke Medan tersebut, lanjut dia, diambil dari stok gudang yang tersebar di beberapa desa di Jember, seperti gudang beras di Desa Yosorati, Jambearum, Pecoro, dan Kertosari. "Beras yang akan dikirim ke Medan sudah siap. Tinggal kelengkapan administrasi pengirimannya saja, dan segera didistribusikan ke warga Medan," katanya.
Menurutnya, setiap tahun stok beras di Jember mengalami surplus, sehingga pihaknya mengirimkan sisa beras ke sejumlah daerah yang kekurangan beras, khususnya ke luar Pulau Jawa, dan salah satunya adalah akan adanya pengiriman beras ke Medan sebanyak 5.000 ton. Ia juga menuturkan, pendistribusian beras ke Medan sekaligus untuk mempromosikan beras Jember. "Karena beras Jember itu bagus, dan respon warga Medan bagus," kata Alwi.
Alwi juga menjelaskan, kualitas beras produksi petani Jember adalah kwalitas medium, sehingga berbeda dengan kualitas beras Premium yang warnanya lebih putih. Meski demikian, Alwi mengaku beras kualitas medium ini layak dikonsumsi dan rasanya enak. ‘’Kalau tak percaya kapan kita masak dan makan bersama dengan beras kualitas medium. Artinya beras medium ini layak dikonsumsi masyarakat Jember, buktinya Medan mintanya beras dari Jember,’’ ungkapnya.
Namun Alwi mengakui, jika beras medium dalam kurun waktu tersimpan, warnanya akan berubah, tapi masih layak dikonsumsi. Namun Alwi juga mengaku jika beras kalau tersimpan cukup lama akan mengalami kerusakan. ‘’Lembaga kami ini hanya menyerap hasil petani dan menyalurkan kepada masyarakat. Jika kedapatan ada yang rusak, langsung dikirim ke Dolog. Dan Dolog langsung menggantinya. Petugas kami siap 24 jam untuk melayani masyarakat,’’ ujarnya.
Dipihak lain, Koordinator Divisi Investigasi Barisan Rakyat Anti Korupsi (Barak), Deding, mempertanyakan kualitas beras yang akan dikirim Bulog Subdivre Jember ke Medan melalui Movnas tersebut. “Bagaimana dengan kualitasnya? Kami berharap agar kualitasnya tidak seperti Raskin yang dikeluhkan warga penerima manfaat di Desa Kosambi, Kec.Sukorambi, Kab.Jember, beberapa waktu lalu,” tegasnya meminta Bulog Medan benar- benar seleksi dalam menerima beras Movnas, agar tidak merugikan Keluarga Miskin (Gakin) penerima manfaat.
Beras Pakan Ternak?
Sebelumnya, seperti dilansir seputarindonesia.com, beras bersubsidi untuk warga miskin (Raskin) yang dibagikan di Desa Sukorambi, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, tidak layak konsumsi. Warga bahkan menyebutkan Raskin yang mereka terima lebih layak dipakai untuk pakan ternak. Warga pun terpaksa mencuci beras tersebut menggunakan sabun colek sebelum mengonsumsinya. Mereka kemudian beramai- ramai mengembalikan Raskin tersebut kepada perangkat desa setempat.
Menurut penuturan salah seorang warga, Faryatin, beras bersubsidi dari pemerintah yang baru diterimanya tersebut tampak berwarna kusam hampir kecoklatan dan berkualitas buruk. ”Warnanya tidak putih, tapi coklat kehitaman dan hancur serta baunya apek, terkadang ada kutunya,” kata Faryatin.
Hal senada juga diungkapkan warga lainnya, Nafisah. ”Kami terpaksa mencuci beras itu dengan menggunakan sabun colek setiap kali akan memasaknya, agar kelihatan putih dan harum ketika dimasak,” kata Nafisah.
Nafisah dan Faryatin hidup di kampung tersebut bersama sekitar 50 Kepala Keluarga (KK) yang mendapat jatah Raskin. Mereka mendapatkannya tidak gratis, namun harus membayar sebesar Rp.2.000/Kg. Dan setiap KK hanya mendapatkan jatah 3,5 kg.
Ketua RT setempat, Syaiful mengatakan, pihaknya tidak mampu berbuat banyak dengan kualitas beras Raskin tersebut. Sebab pihaknya hanya bertugas menyalurkan Raskin kepada warga. Atas kejadian itu, Kepala Bulog Sub Divre IX Jember, Alwi Amri mengatakan, sebenarnya pihak Bulog sudah memeriksa sebagian beras Raskin yang akan disalurkan kepada masyarakat. ”Mungkin ada sebagian yang tidak kena sortir. Kalau memang ada warga yang menemukan beras kami jelek, silahkan kami siap menggantinya, 1 x 24 jam kita layani,” kata Alwi. (Nil)*

1 komentar:

  1. Untuk mendapatkan kualitas beras yang baik dan terjamin kami menyediakan alat sortir beras yang bekerja dengan cepat dan hasil yang presisi, kapasitas 2 ton sd 20 ton perjam.

    Selain itu kami juga menyediakan alat sortir biji-bijian berdasarkan warna, bisa untuk sortir biji kopi, lada, teh, kacang tanah, kacang mete dll.

    Hubungi kami untuk keterangan lebih lanjut di 08121234966 atau email : sidik27@gmail.com

    BalasHapus