Selasa, 07 Juni 2016

Kecewa, Petani Buang Bawang Merah di Kantor Bulog

Selasa, 07 Juni 2016


TEMPO.CO, Bima - Massa dari kelompok tani dan pedagang bawang merah di Kecamatan Monta dan Woha, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, mendatangi kantor Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivisi Regional II Bima, Selasa, 7 Juni 2016. Mereka mempertanyakan sikap Bulog soal kelanjutan penyerapan bawang.

Seorang petani bawang merah, Marwan, 35 tahun, mengatakan kelompok tani tiba di kantor Bulog pukul 14.00 Wita. Mereka membawa 20 ton bawang merah menggunakan truk dan mobil pikap. "Kami ingin minta kejelasan dari Bulog. Tapi justru pihak Bulog tidak ada di kantornya," katanya.

Menurut Marwan, pada dasarnya petani bawang memaklumi perubahan harga dari pemerintah, termasuk harga baru yang ditetapkan sekarang sebesar Rp 16 ribu per kilogram. "Kami siap dengan harga Rp 16 ribu, itu konsekuensi yang memang harus diterima petani dan pedagang bawang. Tapi Bulog juga harus memberi kami kepastian," katanya.

Marwan menuturkan, saat ini baru warga Monta dan Woha yang datang ke kantor Bulog. Namun ia yakin kelompok tani dan pedagang dari Belo, Sape, dan Lambu juga akan datang. "Kami tidak akan pernah bergeser dari kantor Bulog kalau belum ada kejelasan, biarkan kami busuk bersama bawang kami di sini," ucapnya.

Kepala Bulog Bima R. Guna Dharma Nugrahawan tidak berada di kantornya saat para petani membuang bawang merah ke halaman. Tidak ada satu pun pegawai yang berada di ruangan.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, untuk mengikuti panen raya bawang merah. Di Desa Jia, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Amran mendapati harga bawang merah hanya sekitar Rp 8.000 per kilogram di tingkat petani.

"Harga bawang dari sini hanya Rp 8.000 per kilogram. Benih akan kami beri gratis seratus hektare. Kami ada refocusing anggaran untuk bawang merah seribu hektare," ujarnya.

Lahan yang siap dipanen di wilayah ini seluas 105 hektare dengan produktivitas mencapai 14 ton per hektare. Sedangkan komoditas yang dipanen hari ini adalah bawang varietas supercross.

Panen bawang merah di Bima menghasilkan 40 ribu ton. Sedangkan panen di Brebes, Jawa Tengah, menghasilkan produksi bawang merah 50 ribu ton, sehingga total produksi dua sentra produksi tersebut mencapai 90 ribu ton.

Menurut Amran, hasil panen di Bima akan langsung dibeli Perum Bulog untuk segera disebarkan ke daerah-daerah yang menunjukkan harga bawang merah tinggi, seperti Jakarta, Jawa Timur, Lampung, dan Sulawesi Selatan. "Panen di sini kualitasnya bagus. Kita tanam 2.000 hektare saja selesai ini masalah bawang merah, tidak impar-impor saja," ujar Mentan.

AKHYAR M. NUR

https://m.tempo.co/read/news/2016/06/07/090777508/kecewa-petani-buang-bawang-merah-di-kantor-bulog

Tidak ada komentar:

Posting Komentar