Selasa, 15 Desember 2015

Raskin Untuk Makanan Ternak

Senin, 14 Desember 2015

BENGKULU, PB – Lagi-lagi didapati beras untuk rakyat miskin (raskin) tidak layak konsumsi beredar di Rw 03/Rt 13 Kampung Bahari, Sumber Jaya, Kampung Melayu, Kota Bengkulu.

Warga setempat mengatakan jika beras yang di subsidi Pemerintah ini dikeluhkan warga karna warnanya yang sudah kekuningan, bergumpal, berkutu dan mengeluarkan bau apek dan busuk.

Salah seorang warga miskin Ros yang mendapatkan jatah raskin itu mengatakan jatah raskin dari pemerintah bulan ini kondisi berasnya sangat parah.

“Saya tetap ambil jatah raskin saya, tapi bukan untuk dimasak dan dimakan melainkan untuk pakan ternak yang saya pelihara,” katanya kepada Pedoman Bengkulu, Senin (14/12).

Seorang warga lainnya, Nila mengaku sangat kecewa karna mendapatkan jatah  raskin yang sudah tidak layak untuk dimasak dan dimakan.

“Keluarga saya memang sering makan nasi raskin, tapi entah mengapa sudah dalam 2 bulan ini rasanya agak aneh, dan berbau? tapi tidak ada pilihan lain,” ungkap ibu dua anak itu.

Ketua Rt 13, Yayan Sophian mengaku sudah 2 bulan ini mereka mendapat jatah beras raskin yang tidak layak lagi di konsumsi warganya.

“Saya berharap kepada Pemerintah (bulog-red) untuk lebih memperhatikan jatah beras raskin yang akan dibagikan kepada warga,” ujarnya.

Terpisah, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa berencana akan mengganti nama bersa untuk rakyat miskin (raskin) dengan beras untuk rakyat sejahtera (rastra).

Beras rastra yang akan dibagikan kepada warga kualitas medium berasnya lebih baik, tidak kuning, tidak berjamur, tidak berbatu dan tidak lagi berbau. Rastra ini layak untuk dikonsumsi.

Ia menilai kualitas beras sejahtera (rastra) yang ada di gudang-gudang Bulog saat ini sudah meningkat. “Ada perbaikan kualitas. Sebenarnya pemerintah membeli beras dengan kualitas medium,” kata Mensos dalam keterangan persnya di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Mensos mengklaim kondisi kualitas beras rastra meningkat karena dalam kunjungan kerjanya ke daerah-daerah selama ini selalu menyempatkan diri melakukan kunjungan mendadak (sidak) ke gudang Bulog.

Saat ini yang difokuskan adalah pada peningkatan kualitas, setelah itu baru pada tepat jumlah. Raskin atau rastra diberikan kepada 15,5 juta rumah tangga masing-masing sebanyak 15 kilogram dengan harga tebus Rp1.600 per kilogram.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengingatkan semua tim Bulog yang bertanggung jawab meluncurkan rastra agar menjaga kualitas rastra. “Jangan sampai ada rastra yang tidak layak konsumsi. Pastikan beras layak konsumsi,” kata Djarot. [Siregar]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar