Jumat, 7 Februari 2014
Padang, Padek—Kenaikan harga beras sejak beberapa pekan terakhir, belum disikapi serius sejumlah daerah di Sumbar. Baru Pemko Padang yang meresponsnya dengan mengajukan permintaan kepada Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Regional (Divre) Sumbar untuk melakukan operasi pasar (OP) yang telah berjalan di sepuluh lokasi di Padang sejak (22/1) lalu.
“Baru Padang yang minta dilakukan OP,” ujar Kasi TU dan Umum Perum Bulog Divre Sumbar, Saidi kepada Padang Ekspres, kemarin.
Kenaikan harga beras ini telah disikapi Pemprov Sumbar dengan mengeluarkan SK Gubernur pada Desember lalu. Namun, hanya Pemko Padang yang menindaklanjutinya.
Bulog siap menggelar OP sepanjang SK Wali Kota Padang tentang Pelaksanaan OP belum dicabut. “Stok beras di gudang juga cukup hingga tujuh bulan ke depan,” katanya.
Stok beras Bulog 18.000 ton, sedangkan siap bongkar 7.000 ton dan 10.200 ton lagi segera masuk. Totalnya 35.200 ton, sehingga cukup hingga Agustus mendatang.
Khusus di ibu kota Sumbar, hingga kemarin sudah 45 ton beras digelontorkan dalam OP tersebut. Jika harga beras belum stabil, Bulog siap memasok beras medium ke toko-toko sepanjang ada permintaan dari pemda.
Percepatan penyaluran beras miskin (raskin) juga dinilai salah satu upaya menekan harga beras di pasaran. Hanya saja, banyak daerah terlambat mengalokasikan raskin. Dari 19 kabupaten/kota, baru delapan daerah yang telah menyalurkan raskin ke masyarakat. Total raskin yang telah disalurkan hingga kini 1.542 ton.
“SPA (Surat Permintaan Alokasi) ada dan permintaan itu sudah kami penuhi. Tapi, sebagian daerah belum menyalurkannya kepada masyarakat. Jadi, kami minta kepada daerah segera mengalokasikannya,” sebutnya. (zul)
[ Red/Administrator ]
http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=49679
Tidak ada komentar:
Posting Komentar