19 Juli 2013
Daging sapi impor asal Australia dan Selandia Baru milik Badan Urusan Logistik (Bulog) sudah masuk ke Indonesia sejak beberapa hari terakhir. Bahkan, daging sapi impor tersebut sudah mulai digunakan untuk operasi pasar di beberapa daerah.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta jatah 30 persen dari total daging sapi impor milik Bulog. Salah satu alasannya, tingkat konsumsi daging sapi di Jawa Barat tergolong tinggi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Ferry Sofwan mengatakan, wilayah priangan merupakan salah satu kawasan dengan konsumsi daging sapi tertinggi di Indonesia.
"Kami menyampaikan permohonan khusus agar daging impor tersebut bisa masuk ke sini, paling tidak bisa 30 persen," katanya di Bandung, Jumat (19/7).
Dia mengaku mendapatkan instruksi langsung dari Gubernur Jabar Ahmad Heryawan untuk berkoordinasi dengan Bulog sebagai operator penyalur daging impor. Pihaknya pun langsung menginstruksikan Bulog Divre Jabar untuk rapat khusus seluruh kepala divre bulog se-Indonesia di Surabaya.
Pihaknya juga meyakini daging sapi impor bisa menekan harga daging sapi di pasaran. Saat ini harga daging sapi mencapai Rp 120.000 per kilogram. Jika disetujui, pihaknya juga akan mengusulkan agar Bulog Jabar menjual daging impor itu dengan harga berkisar Rp75.000 per kilogram.
"Idealnya sih harga daging impor segitu, sesuai ajuan Bulog dan saya pikir itu cocok," terangnya.
Untuk mekanismenya, dia berencana memfasilitasi Bulog dengan Asosiasi Pengusaha dan Pedagang Daging Sapi (APDASI) Jabar. Koordinasi dilakukan agar tidak terjadi salah paham dengan kalangan pedagang saat penyalur daging sapi impor nanti.
"Moment yang tepat menjual daging impor adalah H-10 Idul Fitri karena pada saat itu terjadi lonjakan permintaan daging dari masyarakat," jelasnya.
[noe]
Reporter : Andrian Salam Wiyono
http://www.merdeka.com/uang/jawa-barat-minta-jatah-30-persen-daging-sapi-impor-milik-bulog.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar