Jumat, 12 Juli 2013

Izin operasi pasar lambat karena Bulog belum punya lemari es

11 Juli 2013

Rencana operasi pasar yang akan dilakukan oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menstabilkan dan menurunkan harga daging sapi, hampir pasti terlambat dari jadwal semula pada awal puasa.
Keterlambatan ini karena separuh dari jatah 3.000 ton daging sapi impor yang seharusnya tiba pertengahan bulan ini, baru akan datang 25 Juli mendatang. Itupun jika tidak ada kendala berarti karena sebagian pengiriman lewat laut.
Bulog cenderung menyalahkan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian yang terlalu lama mengurus perizinan impor daging dari Australia dan Selandia Baru itu.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan tidak ingin disalahkan atas pemberian izin yang dianggap terlalu lama. Gita punya penjelasan sendiri. Dari catatannya, Bulog belum memiliki fasilitas lemari pendingin (cold storage). Padahal, fasilitas itu merupakan syarat utama bagi setiap importir supaya diizinkan mendatangkan daging dari luar negeri.
"Saya ingin klarifikasi saja, ini Bulog memang sudah ingin kita berdayakan tapi mereka juga harus bisa mempertanggungjawabkan kapasitas mereka memiliki cold storage. Nah ini yang masih ditunggu kementan, kalau kementan belum bisa keluarkan izin kita juga tidak bisa keluarkan izin akhirnya," ungkap Gita di kantornya, Kamis (11/7).
Mendag menjamin, asal Bulog segera melengkapi persyaratan kepemilikan lemari pendingin, pihaknya bisa cepat mengeluarkan Surat Persetujuan Impor (SPI). Sebab sejauh ini, perusahaan pelat merah itu tak juga melaporkan kesiapan mereka menyimpan daging beku itu setibanya di Tanah Air.
"Kita tidak pernah diinfokan sebelumnya bahwa mereka tidak memiliki kapasitas untuk cold storage. Kalau ada kita bisa keluarkan semua SPI-nya. Dan itu saya rasa cepat sekali di tempat kita," kata Gita.
Selain masalah cold storage, Bulog juga masih terhambat izin dari Balai Karantina Bandara Soekarno-Hatta. Sekitar 200 ton daging beku pekan depan dijadwalkan dikirim terlebih dulu melalui jalur udara menggunakan maskapai Garuda.
Gita yakin, persoalan ini bisa cepat diselesaikan asal Bulog juga responsif terhadap persyaratan dasar menjadi importir daging.
"Jadi ini lagi dicoba untuk dituntaskan hari ini atau besok. Insya allah kementerian pertanian bisa menyikapinya secara bijaksana dan bulog bisa lebih bijaksana juga," tegasnya.
Kemarin, Kepala Bulog Sutarto Alimoesso menilai pihaknya sedikit terlambat mendatangkan daging lantaran pemerintah terlalu lama memberi kepastian operasi pasar. Sebab Australia dan Selandia sudah memiliki rencana ekspor yang tertata dalam setahun ke depan, tidak bisa begitu saja dibeli pihak yang berminat.
"Itulah kenapa sejak bulan Maret kami sudah minta Bulog ambil bagian dalam langkah stabilisasi harga daging tadi," kata Sutarto.
Realisasi importasi Bulog yang lambat membuat harga daging sapi belakangan ini melonjak. Memasuki bulan puasa, harga daging terpantau mencapai Rp 100.000 per kilogram, jauh diatas harga yang diharapkan pemerintah, yaitu Rp 75.000 per kilo.

http://www.merdeka.com/uang/izin-operasi-pasar-lambat-karena-bulog-belum-punya-lemari-es.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar