11 Juli 2013
Rencana operasi pasar yang akan dilakukan oleh Badan Urusan Logistik
(Bulog) untuk menstabilkan dan menurunkan harga daging sapi, hampir
pasti terlambat dari jadwal semula pada awal puasa.
Keterlambatan ini karena separuh dari jatah 3.000 ton daging sapi
impor yang seharusnya tiba pertengahan bulan ini, baru akan datang 25
Juli mendatang. Itupun jika tidak ada kendala berarti karena sebagian
pengiriman lewat laut.
Bulog cenderung menyalahkan Kementerian Perdagangan dan Kementerian
Pertanian yang terlalu lama mengurus perizinan impor daging dari
Australia dan Selandia Baru itu.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan
tidak ingin disalahkan atas pemberian izin yang dianggap terlalu lama.
Gita punya penjelasan sendiri. Dari catatannya, Bulog belum memiliki
fasilitas lemari pendingin (cold storage). Padahal, fasilitas itu
merupakan syarat utama bagi setiap importir supaya diizinkan
mendatangkan daging dari luar negeri.
"Saya ingin klarifikasi saja, ini Bulog memang sudah ingin kita
berdayakan tapi mereka juga harus bisa mempertanggungjawabkan kapasitas
mereka memiliki cold storage. Nah ini yang masih ditunggu kementan,
kalau kementan belum bisa keluarkan izin kita juga tidak bisa keluarkan
izin akhirnya," ungkap Gita di kantornya, Kamis (11/7).
Mendag menjamin, asal Bulog segera melengkapi persyaratan kepemilikan
lemari pendingin, pihaknya bisa cepat mengeluarkan Surat Persetujuan
Impor (SPI). Sebab sejauh ini, perusahaan pelat merah itu tak juga
melaporkan kesiapan mereka menyimpan daging beku itu setibanya di Tanah
Air.
"Kita tidak pernah diinfokan sebelumnya bahwa mereka tidak memiliki
kapasitas untuk cold storage. Kalau ada kita bisa keluarkan semua
SPI-nya. Dan itu saya rasa cepat sekali di tempat kita," kata Gita.
Selain masalah cold storage, Bulog juga masih terhambat izin dari
Balai Karantina Bandara Soekarno-Hatta. Sekitar 200 ton daging beku
pekan depan dijadwalkan dikirim terlebih dulu melalui jalur udara
menggunakan maskapai Garuda.
Gita yakin, persoalan ini bisa cepat diselesaikan asal Bulog juga responsif terhadap persyaratan dasar menjadi importir daging.
"Jadi ini lagi dicoba untuk dituntaskan hari ini atau besok. Insya
allah kementerian pertanian bisa menyikapinya secara bijaksana dan bulog
bisa lebih bijaksana juga," tegasnya.
Kemarin, Kepala Bulog Sutarto Alimoesso menilai pihaknya sedikit
terlambat mendatangkan daging lantaran pemerintah terlalu lama memberi
kepastian operasi pasar. Sebab Australia dan Selandia sudah memiliki
rencana ekspor yang tertata dalam setahun ke depan, tidak bisa begitu
saja dibeli pihak yang berminat.
"Itulah kenapa sejak bulan Maret kami sudah minta Bulog ambil bagian dalam langkah stabilisasi harga daging tadi," kata Sutarto.
Realisasi importasi Bulog yang lambat membuat harga daging sapi
belakangan ini melonjak. Memasuki bulan puasa, harga daging terpantau
mencapai Rp 100.000 per kilogram, jauh diatas harga yang diharapkan
pemerintah, yaitu Rp 75.000 per kilo.
http://www.merdeka.com/uang/izin-operasi-pasar-lambat-karena-bulog-belum-punya-lemari-es.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar