JAKARTA_BARAKNDO- Gencarnya pemberitaan media masa tentang beredarnya
beras Raskin Tidak Memenuhi Syarat (TMS) di Provinsi Lampung, rupanya tidak
hanya membuat aparat Kepolisian dari Polresta Bandar Lampung bergerak dan
menggerebek Gudang Bulog Subdivre II Lampung Utara (Lampura), namun juga membuat
banyak kalangan pemerhati kaum marhaen mengkritik tajam kinerja aparat Perum
Bulog Divre Lampung.
Salah satu kritik tajam itu
dilontarkan Koordinator Nasional Protanikita, Bonang. Menurutnya, beredarnya
beras Raskin yang Tidak Memenuhi Syarat (TMS) Inpres Perberasan di Provinsi
Lampung adalah gambaran dari tidak profesionalnya aparat Perum Bulog Divre
Lampung.
“Kasus yang sama juga pernah terjadi
pada tahun 2010 lalu, dan menjadi sorotan utama dikalangan Pers Lampung waktu
itu. Kenapa hal itu tidak bisa diperbaiki? Ini menjadi tanda tanya besar bagi
masyarakat luas,” ujarnya kepada beritabarak.blogspot.com,
Kamis (24/5/2013) kemarin.
Menurut Bonang, seharusnya Bulog Divre
Lampung bisa belajar dari kesalahan masa lalu. “Jika aparat Bulog Lampung itu
profesional, seharusnya kesalahan pada 2010 itu tidak perlu terulang. Ini
adalah salah satu fakta tentang tidak profisionalnya aparat terkait,” jelasnya.
Kritik keras juga datang dari Ketua
Umum Gerakan Pembebasan Warga Terisolir, Jacobus K.Mayong Padang. Kata dia,
setelah diamati secara cermat, ternyata banyak sekali persoalan yang terus
berulang terjadi di Republik ini.
“ Banyak orang dan pakar-pakar yang
mengatakan, bahwa persoalannya terletak pada masalah teknis atau sistem. Tapi
menurut saya, masalah terbesarnya berada pada mental aparat. Roh pengabdian
aparat kita telah mengalami degradasi yang luar biasa sejak Orde Baru (Orba). Karena
Orba memang menekannkan pada pembangunan fisik, bukan karakter seperti pada
jaman Bung Karno,” ujarnya.
Jacobus juga menjelaskan, jika
idiologi pembangunan fisik itu lalu menumbuhkan roh materialistis yang arahnya
untuk memperkaya diri. Maka mayoritas, lanjutnya, walaupun tetap ada segelintir
yang teguh pada roh pengabdian, tapi mayoritas telah kerasukan roh
materialisme, dan karena itu selalu berusaha mencari kesempatan.
“Makanya, jangan
berharap akan ada upaya serius untuk menghentikan banyak persoalan yang menimpa
rakyat, termasuk Raskin. Pantaslah sejak dulu Bung Karno mengungatkan kita
“Awas, Jangan Sampai Marhaen di Negeri Ini Hanya Menjadi Pengupas Nangka, Kena
Getahnya Tapi Tidak Menikmati Nangkanya”, pungkas mantan anggota DPR-RI dua
periode yang juga mantan Sekretaris Fraksi PDIP DPR-RI itu.
Akui Raskin Dari Jatim TMS
Sebelumnya, Kepala Seksi (Kasi) Humas
Bulog Divre Lampung, Susana, dengan tegas mengakui, bahwa beras yang berasal
dari Jombang, Jawa Timur tersebut memang tidak layak dikonsumsi lantaran tidak
memenuhi standar kualitas beras Raskin. Karenanya, secara kelembagaan, Perum
Bulog akan mengganti Raskin itu.
”Ya,
kami mengakui bahwa Raskin tersebut memang tidak layak untuk dikonsumsi. Karenanya,
kami akan mengganti raskin itu. Kami akui terjadi kelalaian dalam penyortiran
Raskin, karena seharusnya kami lebih teliti,” ujar Susana layaknya dilansir translampung, kemarin.
Sebelumnya juga diberitakan, aparat Kepolisian
dari Polresta Lampura menggrebek gudang Bulog Subdivre II Lampura yang
berlokasi di Desa Mulangmaya, Kecamatan Kotabumi Selatan. Penggrebekan tersebut
dilakukan aparat Kepolisian lantaran banyaknya keluhan masyarakat penerima
manfaat terkait buruknya kualitas beras Raskin yang mereka terima.
Dari hasil penggerebekan tersebut,
Polisi menemukan puluhan karung beras Raskin TMS yang berasal dari Jombang,
Jawa Timur, yang diduga tengah di oplos dengan beras impor. ”Sabtu (11/5/2013)
lalu, kami kroscek langsung ke gudang dan meminjam satu karung beras untuk
dijadikan sampel,” jelas Kanit Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Polres Lampura,
Iptu Suprianto.
Menurut Suprianto, di karung raskin
itu, ditemukan tulisan dari Jombang, Jawa Timur. ”Barang tersebut menurut
informasi, masuk sekitar bulan Februari dan Maret 2013 lalu,” terangnya.
(Redaksi)*http://beritabarak.blogspot.com/2013/05/raskin-tms-aparat-bulog-divre-lampung.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar