27 April 2013
Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat Agribisnis dan
Agroindustri Indonesia (MAI) menilai sektor pertanian tanah air saat ini
dalam kondisi menyedihkan karena lonjakan impor yang tinggi.
Ketua MAI Fadel Muhammad di Jakarta, Sabtu mengatakan kebijakan impor
komoditas pertanian yang dulu hanya20-30 persen namun kini melonjak
menjadi 70 persen dari seluruh komoditas pertanian.
"Selain itu saat ini sudah muncul konspirasi, mafia ataupun kartel
pangan yang hanya memburu rente. Segelintir orang yang tidak jelas ini
mampu merusak ekonomi bangsa," katanya dalam pengukuhan Dewan Pimpinan
Nasional MAI periode 2012-2017 oleh Menteri Koordinator Bidang
Perokonomian Hatta Rajasa.
Kondisi menyedihkan lain yang dihadapi sektor pertanian, lanjut
Fadel, adalah tidak berdayanya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor
pertanian sehingga yang terjadi justru banyaknya perusahaan asing yang
mendominasi di dalam negeri.
Sementara itu nilai impor pangan di dalam negeri, lanjut Fadel,
begitu mencengangkan yakni selama Januari-November 2012 mencapai Rp81,5
triliun.
Fadel mengatakan, untuk membangun sektor pertanian harus memiliki
tiga pondasi berupa bangsa yang mandiri, mampu memproduksi hasil pangan
sendiri dan pertumbuhan yang berkeadilan.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan pemerintah akan
mengupayakan kedaulatan pangan dan ketahanan pangan, serta terus
berupaya meningkatkan produktivitas pertanian agar tak lagi bergantung
kepada impor.
Hatta meminta MAI berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui pasar agribisnis dan menjadikan masyarakat tidak bergantung
kepada impor.
"Saya ingin agrobisnis menjadi berkembang, bukan hanya ekspor dan
impor saja, tapi yang paling penting adalah miliki daya tahan pangan
nasional," katanya.
http://www.analisadaily.com/news/2013/12588/sektor-pertanian-dalam-kondisi-menyedihkan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar