27 Desember 2012
"Pemerintah menargetkan impor daging sapi tahun
depan sebanyak 80 ribu ton untuk memenuhi kebutuhan daging sapi nasional
yang diperkirakan mencapai 105 ribu ton."
JAKARTA — Kepada pers di Jakarta, Rabu
(26/12), Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi menjelaskan
sebanyak 92 importir sudah ditunjuk pemerintah agar mempercepat impor
daging sapi yang semula dijadwalkan sekitar Maret 2013 menjadi Januari
atau Februari 2013.
Pemerintah menargetkan impor daging sapi tahun depan sebanyak 80 ribu
ton untuk memenuhi kebutuhan daging sapi nasional yang diperkirakan
mencapai 105 ribu ton. Impor daging sapi yang masuk ke Indonesia selama
ini terbesar dari Australia disusul Selandia Baru, Amerika Serikat dan
Singapura.
“Segera realisasikan izin impornya sesuai dengan rekomendasi 90 sekian
itu. Dengan demikian, dia sudah bisa bikin plan bahwa 'oh kalau begitu
saya sudah bisa lepas stok saya yang ada sekarang'. Mudah-mudahan kita
berharap begitu,” kata Bayu Krisnamurthi.
Kelangkaan daging sapi dalam tiga bulan terakhir sehingga harga daging
sapi semula sekitar Rp 75 ribu per kilogram menjadi sekitar Rp 150 ribu
per kilogram menurut Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya, Sarman
Simanjorang akibat pemerintah membatasi impor daging sapi.
Jika tahun-tahun sebelumnya pemerintah mengimpor daging sapi sekitar 80
ribu ton, sepanjang tahun 2011 turun menjadi 35 ribu ton karena
pemerintah ingin produksi daging sapi lokal ditingkatkan sebagai proses
target swasembada daging sapi tahun 2014. Namun menurutnya ternyata
pemerintah belum mampu memenuhi kebutuhan daging sapi nasional.
Ia juga menilai beredarnya bakso di beberapa tempat di Jakarta dan
sekitarnya yang ternyata merupakan campuran daging sapi dan daging babi
hutan karena daging sapi semakin langka sehingga harga terus naik dan
para penjual bakso tidak mampu membeli daging sapi dalam jumlah banyak.
“Kami dari Komite Daging Sapi Jakarta Raya sudah meminta kepada Gubernur
DKI Jakarta supaya kita diberikan kuota khusus untuk DKI Jakarta
(sebanyak) 50 ribu ton tahun depan. Kita minta itu supaya tidak terjadi
lagi kasus seperti ini," kata perwakilan dari Komite Daging Sapi Jakarta
Raya. "Kita lihat pada 2011 ketika daging normal, harganya normal,
supplynya lancar, nggak ada yang namanya oplosan-oplosan karena lancar
semuanya,” tambah mereka.
Terkait masalah beredarnya bakso daging oplosan, hingga kini polisi
bekerjasama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM aktif
melakukan inspeksi mendadak terhadap para pedagang bakso dan penggiling
daging.
Beredarnya bakso daging oplosan juga mendapat respon Majelis Ulama
Indonesia atau MUI. Koordinator Ketua Harian MUI, KH. Ma’ruf Amin
menegaskan MUI akan meneliti lebih mendalam karena dikhawatirkan adanya
unsur sengaja yang dilakukan para penggiling daging untuk tidak
memisahkan alat penggiling.
Ia juga menambahkan pemerintah harus tegas terhadap para pedagang bakso
yang menjual bakso daging oplosan. “Karena gilingannya itu menggiling
antara daging yang halal dan babi disitu. Oleh karena itu kita sedang
melakukan penelitian,” ungkap KH. Ma'ruf Amin.
Sementara itu Sarmiah, seorang pedagang bakso di kawasan Tanah Abang,
Jakarta, berpendapat bahwa selama bertahun-tahun ia dan suaminya menjual
bakso, baru kali ini dagangannya terpengaruh oleh isu bakso daging
oplosan sehingga pembeli berkurang. “Saya nggak tau apa-apa, cuma taunya
jual saja,” kata Sarmiah.
http://www.voaindonesia.com/content/pemerintah-ri-percepat-impor-daging-sapi-untuk-penuhi-kebutuhan-nasional/1572764.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar