Jumat, 22 Januari 2016

Bulog Jangan Main-main

Kamis, 21 Januari 2016
TGH.M.Zainul Majdi (Suara NTB/ars)
TGH.M.Zainul Majdi (Suara NTB/ars)

GUBERNUR NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi mengingatkan, Bulog jangan main-main terkait dengan keputusan Perum Bulog Divre NTB yang ngotot akan mendatangkan beras dari Jawa timur (Jatim). Menurutnya, jika Bulog maksimal dalam menyerap gabah petani maka cadangan beras di daerah ini akan aman.
‘’Kalau melihat dari keseluruhan yang ada. Saya akan mengecek dan meminta supaya Bulog tidak main-main. Jadi penyerapannya dikurangi atau tidak dimaksimalkan supaya ada permainan-permainan seperti ini (mendatangkan beras dari luar daerah),” kata gubernur dikonfirmasi di Mataram, Kamis (21/1) siang kemarin.
Sebenranya, jika Bulog di daerah ini memaksmilakna target serapan gabah dari petani tak ada persoalan mengenai cadangan atau stok pangan Bulog. Orang nomor satu di NTB ini mengungkapkan dirinya sering mengingatkan pimpinan Bulog ketika beraudiensi supaya memaksimalkan serapan gabah petani sampai 100 persen.
Pasalnya, kata gubernur, jika serapan gabah Bulog tidak mencapai 100 persen maka pasti ada ekses terkait dengan cadangan beras. Selama ini, katanya, serapan gabah Bulog tak pernah mencapai 100 persen. Padahal, gabah yang tersedia di petani melimpah ketika musim panen.
Gubernur mengungkapkan hasil temuan dari Danrem 162/WB melalui aparat yang ada di bawah bahwa Bulog NTB tidak bisa mengambil atau membeli gabah petani lantaran harganya lebih mahal. Namun justru, katanya, gabah tersebut dibeli oleh Bulog luar daerah. “Ini kan indikasi yang tidak baik,’’ cetus gubernur.
Bahkan, rencana Bulog yang mendatangkan beras impor akhir Desember lalu dinilai sebagai perencanaan yang betul-betul gegabah. Artinya, Bulog tidak memperhitungkan kondisi psikologis dari petani di NTB yang saat itu dalam musim panen. Rencana impor beras itu kata gubernur bahkan ditolak mentah-mentah oleh Pemprov NTB.
“Yang untung siapa? Bulog itu kan alat negara, kerja untuk rakyat. Jadi jangan sampai ada pemburu rente. Apalagi mencari-cari fee dari beras impor. Kan itu yang merusak kita selama ini. Kan Presiden juga sering menyampaikan soal ini,” tandasnya.
Disinggung mengenai apakah ada izin dari pemprov untuk Bulog NTB mendatangkan beras dari Jatim, gubernur mengatakan pihaknya tak pernah diberitahu. Sehingga tidak mungkin ada izin dari Pemprov soal rencana mendatangkan beras 7.000 ton dari Jatim tersebut.
Diberitakan Suara NTB sebelumnya, dalam waktu dekat Bulog akan mendatangkan beras dari Jatim sebanyak 7.000 ton. Rencananya, kapal pengangkut beras itu akan sandar di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat. Menurut Kasi Humas Perum Bulog Wilayah NTB, Marlinda, didatangkannya beras komersil tersebut dalam rangka mengantisipasi kenaikan harga dan kekurangan stok di daerah.
Dikatakan, beras komersil yang didatangkan dari Bulog Jatim dimaksud, merupakan bagian dari program pemerataan stok beras secara nasional dalam rangka menjaga ketersediaan dan stabilitas harga beras di masing-masing daerah. Pengadaan beras dari Jatim pada 2016 merupakan yang ketiga kalinya. (nas)

http://suarantb.co.id/2016/01/21/bulog-jangan-main-main.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar