Jumat, 10 Juli 2015

Pejabat Bulog Ditantang Makan Beras Berkutu

Jumat, 10 Juli 2015

MEDAN (Waspada): Kebijakan Bulog yang menyalurkan beras berkutu untuk masyarakat miskin di Sumatera Utara, menuai kecaman dari berbagai kalangan.

Bahkan, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Lembaga Advokasi Perlindungan Konsumen (LAPK) menantang pejabat Bulog Sumut untuk mengkonsumsi beras berkutu tersebut. Sebaliknya, beras yang dikonsumsi pejabat Bulog Sumut seharihari, disalurkan untuk masyarakat miskin.

Ketua harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Tulus Abadi melalui selularnya, Kamis (9/7) menilai, tindakan Bulog Sumut sangat tidak manusiawi. “Mentangmentang masyarakat tersebut miskin, lalu diberikan beras yang tidak berkualitas,” katanya.

Tulus menegaskan, sudah menjadi tugas pemerintah untuk menjamin pasokan bahan pangan dengan kualitas yang baik. “Jadi, Bulog jangan menyalurkan beras berkutu tersebut kepada masyarakat miskin dan menggantinya dengan beras yang lebih baik,” ujarnya.

Dia mempertanyakan kesiapan seluruh pejabat Bulog untuk mengkonsumsi beras dengan kualitas rendah itu. “Bila Bulog berada di posisi sebagai penerima Raskin, apakah mereka juga mau mengkonsumsi beras berkutu seperti itu. Alangkah baiknya bila beras itu dikembalikan ke daerah asalnya,” tambah Tulus.

Pernyataan bernada tantangan serupa juga diutarakan Lembaga Advokasi Perlindungan Konsumen (LAPK). “Kalau menurut Bulog beras berkutu itu memang layak dikonsumsi, kenapa tidak pejabat Bulog saja yang mengkonsumsinya. Sebaliknya, beras yang biasa dikonsumsi pejabat Bulog disalurkan untuk masyarakat miskin. Setidaknya agar mereka juga dapat merasakan terhinanya warga penerima raskin karena harus mengkonsumsi beras berkutu,” ujar Direktur LAPK, Farid Wajdi.

Menurutnya, beras yang terkontaminasi kutu ini lebih cocok untuk dijadikan pakan ternak. “Bulog harus segera mengembalikan beras yang terkontaminasi kutu itu ke daerah asalnya. Karena LAPK menganggap, masuknya beras yang terkontaminasi kutu jelas melecehkan masyarakat Sumut,” tegasnya.

Sementara itu, Humas Bulog Sumut Rudi Adlyn menegaskan, beras medium tersebut tidak mengandung bahaya dan layak untuk konsumsi. “Beras itu tidak berbahaya. Kejadiannya ini ibarat gula yang dikerumuni semut, beras juga mengandung hama. Bahkan beras yang dijual di pasaran juga ada pasir dan akan ada kutu bila disimpan dalam suhu tertentu,” katanya.

Dia juga tidak mempermasalahkan bila pejabat Bulog harus mengkonsumsi beras tersebut. “Nggak jadi masalah karena beras itu layak untuk dikonsumsi, terkecuali beras busuk baru kita tolak,” ujarnya sembari meminta agar permasalahan tersebut jangan diperbesar, sebab anggota DPRDSU sudah meninjau gudang Bulog dan tidak mendapati keanehan pada beras itu.

Dia menambahkan, pasokan beras untuk konsumsi masyarakat Sumut adalah kualitas medium. “Jadi tidak ada masalah. Boleh kita cek ke gudang, beras yang kemarin kita pasok tidak ada masalah, dan kutu yang sempat ada sudah bersih dengan sendirinya karena ditiup angin saat bongkar di pelabuhan,” ujarnya. (c02)

http://www.waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=43486:pejabat-bulog-ditantang-makan-beras-berkutu&catid=51:medan&Itemid=206

Tidak ada komentar:

Posting Komentar