Kamis, 19 Maret 2015

Warga Tolak Raskin karena Kutuan dan Bau Apek, Ini Wujudnya..

Rabu, 18 Maret 2015

MATARAM - Warga kehilangan kesabaran. Berulang kali protes, kualitas raskin tetap saja buruk. Warnanya kuning, kutuan, dan berbau apek.

Akibatnya, puluhan karung beras Bulog ditolak mentah-mentah warga. Aksi ini dilakukan warga Lingkungan Kebun Bawaq Nurul Yakin, Kelurahan Kebun Sari, Nusa Tenggara Barat.

Total beras yang ditolak ada 21 karung. Beras itu ditinggal di kantor lurah. Warga meminta beras tersebut diganti dengan yang lebih baik.
Koordinator Posko Pengaduan Fathul Arifin mengatakan, warga kecewa karena beras yang diberikan kualitasnya jelek. Padahal sudah kerap kali melakukan komplain.

"Bulan lalu sempat bagus berasnya, tapi sekarang jelek lagi,” ujarnya.

Aksi penolakan ini sebagai bentuk protes. Harapannya beras yang diberikan bisa lebih bagus. Sama seperti bulan lalu. ”Warga ingin ada perbaikan kualitas beras,” tegasnya.

Lurah Kebun Sari Muhammad Faesal mengatakan sudah menghubungi Bulog, mereka menyatakan siap mengganti. Kelurahan juga tidak ingin warga terus ribut masalah beras.

Namun masalah seperti ini sulit dihindari selama kualitas beras tidak diubah. "Ini sesuai dengan komitmen kita bersama untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat," tegasnya.

Sebelumnya, kelurahan juga sudah mengajak semua kepala lingkungan mengunjungi gudang beras Bulog. Ke depan, Bulog diharapkan bisa memperbaiki kualitas raskin yang diberikan. "Apalagi dengan perbaikan sistem yang sudah ada," cetusnya.Sementara Kepala Seksi Humas Bulog Divre NTB Marlinda mengatakan, pihaknya sudah mengganti beras yang ditolak warga. Ada 24 sak (karung) beras diambilkan langsung dari gudang. Pihak kelurahan diminta memilih sendiri mana saja beras yang diinginkan.

Ia menegaskan, jika memang kualitasnya jelek, pihak kelurahan bisa mengembalikannya. Pasti pihak Bulog akan menggati dengan beras medium yang lebih bagus.

"Di semua kelurahan polanya sama," jelasnya.

Mengenai protes warga, Marlinda bisa memahami. Sebab masalah ini sudah menjadi perhatian sejak lama. Bulog juga tentu tidak ingin memberikan beras yang jelek kepada warga.

Hanya saja, lanjutnya, perlu dipahami, tidak semua kualitas beras di gudang sama. Karena sudah terlalu lama disimpan, tentu ada perubahan. (ili/r8/jpnn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar