Sabtu, 21 Maret 2015

Raskin Tak Layak Konsumsi Beredar di NTB

Jumat, 20 Maret 2015

Metroterkini.com - Kualitas beras miskin (raskin) yang disalurkan pihak Badan Urusan Logistik (Bulog) di Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) NTB, dikeluhkan  warga karena tidak layak konsumsi.

Sahri Ramdan,  mengatakan beras dengan kualitas buruk tersebut pertama kali ditemukan warga pada saat pembagian jatah raskin untuk jatah Bulan Maret serta April, tahun ini. Saat itu, warga sendiri sudah menaruh curiga dengan kondisi karung beras yang sudah rusak. “Kalau kondisi berasnya seperti ini, jangankan manusia. Ayam pun tidak akan mau memakan beras dengan kondisi rusak sepert ini,” ujar Sahri.

Melihat kondisi jatah raskin yang seperti itu, pihaknya  lantas menghentikan pembagian jatah raskin. Contoh raskin yang diterima lantas diambil. Untuk kemudian, melaporkan temuan raskin rusak tersebut ke pemerintah daerah.

Sahri mengaku warganya sudah dua kali memperoleh jatah raskin yang kualitasnya jelek selama tahun 2015 ini. Hanya saja, saat pembagian awal tahun kemarin, warga masih bisa mentolerir kondisi beras yang diterimanya. Walaupun kondisinya sudah berubah warna kekuning-kuningan serta beraroma tidak sedap. “Jatah pada penyaluran yang sebelumnya, kondisi berasnya masih lebih bagus. Dari pada jatah raskin yang sekarang ini,” katanya.

Kabag. Ekonomi Setda Loteng, Drs. Masnun, M.Si., yang dikonfirmasi mengaku sudah menerima pengaduan dari warga terkait kualitas raskin yang jelek tersebut. Pihaknya pun sudah meminta masyarakat  mengumpulkan jatah raskin yang sudah rusak tersebut. Untuk selanjutnya bisa ditukar kembali ke gudang Bulog.

Ia menjelaskan, antara pemerintah daerah dengan pihak Bulog sebenarnya sudah ada kesepakatan. Bahwa beras yang disalurkan kepada masyarakat, merupakan beras kualitas medium dengan kondisi yang baik. Jika kemudian ada ditemukan beras yang sudah rusak, pihak Buloq siap menganti dengan beras yang kondisi baik. “Silahkan di tukar ke Bulog,” pintanya. [ls]

http://metroterkini.com/berita-14305-raskin-tak-layak-konsumsi-beredar-di-ntb.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar