Rabu, 11 Maret 2015

Polda & Kejati Usut Kualitas Raskin Jateng

Rabu, 11 Maret 2015

Putus Mata Rantai Mafia Beras

Jateng_Barakindo- Kepolisian Daerah (Polda) dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) serta Polres dan Kejari se-Jawa Tengah (Jateng) didesak bergerak cepat mengusut buruknya kualitas beras miskin (raskin) dihampir seluruh wilayah Provinsi Jateng.

Pasalnya, dalam beberapa bulan terakhir, puluhan Kabupaten/Kota se-Jateng mengeluhkan beredarnya raskin Tidak Memenuhi Syarat (TMS) Inpres Perberasan. “Raskin yang disalurkan jajaran Perum Bulog Divre Jateng itu TMS Inpres Perberasan. Itu terjadi dihampir seluruh Jateng, dan jelas merugikan negara dan masyarakat miskin,” tegas Koordinator Barisan Rakyat Anti Korupsi (Barak), Rabu (11/3/2015).

Diketahui, keluhan buruknya kualitas raskin itu diantaranya terjadi di Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Wonogiri, Sragen, Banjarnegara, Kendal, Purwokerto, Demak, Kebumen, Tegal dan beberapa Kab/Kota lainnya.

Terbaru, Bupati Pekalongan, Amat Antono marah lantaran menemukan raskin berkualitas buruk diwilayahnya. Bupati pun langsung mendatangi gudang milik Bulog Subdivre Pekalongan ‎di Desa Bondansari, Wiradesa, Pekalongan, Selasa (10/3/2015). Ia membawa sampel raskin berwarna kuning dan bau apek. “Raskin itu seharusnya dapat menurunkan harga beras. Tapi kalau kualitasnya buruk begini, mana bisa. Masyarakat tak mau mengkonsumsi, dan kebanyakan dijual," ujar Amat.

Kekecewaanpun diungkapkan Bupati Pemalang, H. Junaedi saat dirinya mendapati raskin yang bau busuk dan berkutu. Raskin itu ditemukan saat sidak di gudang beras Bulog 604 Babadan milik Sub Divre Bulog 6 Pekalongan. "Tidak hanya bau busuk dan berkutu, berasnya pun seperti menir. Masa sih warga miskin dikasih beras seperti ini, kasihan mereka, "tegas Bupati seperti dilansir laman resmi Pemprov Jateng, http://www.jatengprov.go.id, Senin, (9/3/2015).

Pada hari yang sama, krjogja juga melansir adanya warga penerima raskin yang tetap memakan beras Tidak Memenuhi Syarat (TMS) Inpres Perberasan.

Begitu pula dengan Raskin yang disalurkan di Desa Gedong, Kec.Ngadirojo, Kab. Wonogiri yang setiap karungnya dipenuhi kutu dan bau apek. Kondisi demikian ditemukan Dinas Sosial Kab. Wonogiri saat Sidak digudang Bulog 307 Subdivre Surakarta.

“Kita cek kondisi beras dalam gudang tidak layak konsumsi. Indikator tidak layak itu jika berasnya rusak dan ada kutunya,” jelas Kadinsos Wonogiri, Suwartono, seperti dilansir Republika Online, (4/2/2015) lalu.

Tak hanya itu, warga Sragen juga mengeluhkan kualitas raskin yang berbau, berkutu dan berwarna kekuning-kuningan. Seperti diungkapkan Suwarso (55 tahun). Ia dan warga lain menyatakan kekecewaan, dan terpaksa menggiling ulang beras yang mereka terima untuk menghilangkan kutu, bubuk beras, dan bau yang kurang sedap.

Hal senada diuatarakan penangungjawab raskin Desa Guworejo, Paimin (55). "Kondisi ini rata terjadi disetiap kecamatan. Kami berharap jatah Raskin selanjutnya tidak seperti saat ini," ujarnya seperti dilansir Republika Online, Minggu (8/3/2015).

Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menemukan raskin tidak layak konsumsi sebanyak 248,4 ton saat sidak ke gudang Bulog Purwonegoro, Kab. Banjarnegara. “Yang jelek itu 248,4 ton. Banyak yang patah dan stok lama,” jelas Ganjar meminta Perum Bulog tidak menyalurkan beras tersebut.

Kemudian, raskin pecah-pecah, berwarna kecokelatan dan berdebu juga ditemukan di Desa Plantaran, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kendal. Petugas Pendistribusian Raskin Desa Plantaran, Ahmad Kamin mengatakan, kualitas raskin yang diterima dari Bulog memang mengecewakan. Meski demikian, pihaknya tidak bisa berbuat apapun kecuali tetap menyalurkannya kepada warga.

Hal serupa, menurutnya, sudah pernah terjadi pada 2014 lalu. beras yang disalurkan ke warga kualitasnya jelek. “Saat itu kami kembalikan ke bulog, tapi gantinya juga dengan kualitas yang tidak jauh berbeda. Jadi, untuk sekarang kami pilih tetap menyalurkannya,” katanya seperti dilansir sindonews, Jum'at (6/3/2015).

Salain itu, raskin kusam dan berkutu juga ditemukan di Purwokerto. Stok beras untuk raskin di Gudang Bulog Sokaraja dan Cindaga Banyumas mengalami penurunan kualitas secara drastis. Hasil pengecekan Bupati Achmad Husein bersama Wabup Budi Setiawan didampingi pihak Bulog Sub Divre IV Banyumas, di dua gudang tersebut, kemarin, secara umum masih layak konsumsi. Namun diakui pihak Bulog maupun Pemkab terjadi penurunan kualitas yang cukup signifikan. ”Kita ambil secara acak, ternyata warnanya sudah kusam dan berkutu. Kalau yang seperti ini disalurkan, maka tidak layak di konsumsi,” ujar Bupati seperti dilansir suaramerdeka (5/3/2015) kemarin.

Putus Mata Rantai Mafia Beras
Pada bagian lain, anggota DPRD Demak, Marwan, menyatakan kemarahannya ketika menemukan raskin berkualitas jelek saat Sidak di Gudang Bulog Demak Sub Drive I Semarang, Demak, Jawa Tengah. Saat berbincang dengan pihak Bulog, Marwan tak kuasa menahan emosinya. Dengan nada keras, Marwan menantang pihak Bulog agar memutus mata rantai mafia beras.

"Harusnya pihak Bulog maksimal mengecek kualitas sebelum membeli beras. Masa beras jelek dan ada kutunya mau dimakan. Saya minta Bulog bisa mengatasi permainan mafia beras ini. Ditolak saja jika memang tidak layak. Jika Bulog tegas, saya siap membantu," tegas Marwan.

Sementara Kepala Gudang Bulog Demak Sub Drive I Semarang, Sri Hartati menjelaskan, 90 persen beras yang pihaknya beli berasal dari daerah Demak. Adapun sisanya diperoleh dari daerah lain. "Kami tak tahu kondisi di lapangan yang terjadi seperti apa. Hal ini akan jadi masukan kami. Yang jelas kami berusaha semaksimal mungkin. Dari keseluruhan beras yang kami beli, aturannya kami hanya mengecek lima persennya sebagai sample," kata Sri seperti dilansir tribunnews, Rabu (4/3/2015) kemarin.

Sebelumnya, Barak Online Group melansir adanya protes kualitas raskin TMS Inpres Perberasan dari sejumlah Kepala Daerah (Kepda) dan anggota DPR-RI. Seperti yang dilontarkan Bupati Pemalang, H Junaedi. Pasalnya, Senin (2/3/2015) lalu, ia menemukan raskin TMS di gudang Bulog Kedung Kelor, Tegal. Sejumlah pegawai Bulog pun diwanti-wanti agar mengganti beras dalam gudang itu dengan beras yang baru.

Begitu pula dengan anggota Komisi IV DPR RI, KRT Darori yang menyatakan kekecewaannya saat mengetahui kondisi raskin yang disalurkan jajaran Perum Bulog Divre Jateng tidak layak konsumsi. Saat Sidak ke Desa Tanjungsari, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Darori mendapati raskin yang masih tersisa sudah dalam kondisi memprihatinkan. Karena selain warnanya kuning, raskin itu juga bau apek, dan berkutu.

Tidak hanya itu, ketika di timbang pun, ternyata beratnya tidak sesuai dengan yang tercantum pada label. Jika pada label tertulis berat netto 15 Kg, saat ditimbang hanya seberat 13 Kg (selisih 2 Kg per karung). Diketahui, raskin untuk 19 Kecamatan di Kebumen, dipasok dari Gudang Bulog Butuh, Purworejo.

“Sejumlah fakta yang mengemuka itu sudah cukup menjadi dasar bagi Kapolda dan Kajati Jateng, agar proaktif mengusut tuntas dugaan pelanggaran Inpres Nomor 3 tahun 2013 tentang Perberasan yang merugikan negara dan rakyat miskin di Jateng. Terlebih Gubernur juga sudah menemukan adanya dugaan pelanggaran,” tandas Danil’s menambahkan, pihaknya menunggu aksi nyata Kapolda dan Kajati Jateng. (Redaksi)*

http://beritabarak.blogspot.com/2015/03/polda-kejati-usut-kualitas-raskin-jateng.html#more

Tidak ada komentar:

Posting Komentar