Senin, 16 Maret 2015

Beras Raskin Berkutu dan Apek, Bulog Divre Jatim Witono Bantah Adanya Itu

Minggu, 15 Maret 2015

Jakarta|projotransparansi.com|- Upaya pemerintah menekan harga jual beras dengan menggerojokkan penyaluran beras untuk warga miskin (raskin) tidak diimbangi pengawasan mutu. Di berbagai daerah yang dijadikan target operasi penyaluran raskin, selalu muncul sejumlah keluhan soal jeleknya kualitas raskin tidak layak konsumsi, seperti berwarna kuning kehitaman, berkutu, dan berbau apek bahkan berulat (BUKAN MAKANAN MANUSIA).
Misalnya yang terjadi di Kota Malang, Jodipan, Bimbing, berwarna kuning dan hancur. Seorang warga, Nana mengatakan sejak dulu kondisi raskin ya seperti ini tampaknya. ”Dari dulu seperti ini. Sudah berkali-kali diprotes, tapi tidak ada perubahan. Jarang kualitas bahkan tidak pernah raskin yang kualitas bagus standar pemerintah,”ungkap Nana(10/3)lalu.
Bahkan kondisi raskin banyak kotoran seperti debu dan padi masih belum terkelupas alias penyelepan tidak maksimal.Pecah-pecah dan sebagian berkutu. Jatah raskin dilkelurahan tersebut 542 sak per bulan. Setiap sak berisi 25 kilogram. Harga raskin Rp 1.600 per kilogram.
Di Kabupaten Pekalongan JAwatimur di beberapa kecamatan banayak ditemui hal yang sama. Tak diacuhkan warga karena beras yang dibagikan buruk dan tidak layak konsumsi. Warga menjual beras itu lagi kepada para tengkulak dengan harga Rp 3.000 hingga Rp 4.000 per kilogram.
Di Tegal Desa Dermasuci, Kecamatan Pangkah, lebih memprihatinkan. Banyak warga yang menjumpai raskin yang dipenuhi belatung. ”Selain itu, raskin berdebu, menjamur, berwarna hitam, dan pecah-pecah seperti menir,” ungkap Kepala Desa Dermasuci Mulyanto nada kecewa.
Saat dikonfirmasi atas temuan tersebut, Bulog malah menuding banyaknya gudang di titik distribusi yang tidak steril dan lamanya masyarakat mengambil sebagai penyebab buruknya kondisi raskin. ”Setiap raskin yang akan disalurkan pasti dicek dan ricek dulu di gudang. Saat sampai di titik-titik distribusi, kondisi raskin juga dicek petugas desa setempat. Seharusnya sudah ketahuan dari awal,” terang Sekretaris Perusahaan Bulog Djoni Nur Ashari(13/3) kemarin.
Djoni menambahkan, raskin yang disimpan di gudang balai desa rusak gara-gara tempat yang tidak bersih. ”Sering kali kami temukan di balai desa (raskin) ditaruh begitu saja. Di ruangan yang kurang higienis. Mungkin di situ kutu masuk, kena debu-kerikil, atau udaranya lembap karena musim hujan sehingga berjamur,”tambah Djoni.
Kepala Bulog Divre Jatim Witono mengatakan, di Jatim sendiri temuan raskin tidak berkualitas termasuk rendah. Kendati demikian, pihaknya tidak menampik fakta bahwa masih dijumpai raskin yang buruk. ”Tapi, tiap ada temuan raskin yang buruk, kami segera melakukan penggantian,” tegas Witono.
Penyaluran raskin tiap bulan 42 ribu ton. Hingga sekarang pihaknya sudah menyalurkan sekitar 65 ribu ton. ”Nah, dari penyaluran tiap bulannya, paling hanya satu sampai dua karung yang dilakukan penggantian. Proses penggantian juga cepat. Maksimal keesokan harinya sudah diganti,” terangnya.(share/Jp/srya/**/arie)

http://www.projotransparansi.com/berita-410-beras-raskin-berkutu-dan-apek-bulog-divre-jatim-witono-bantah-adanya-itu.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar