Jumat, 31 Oktober 2014

Bulog jadi ujung tombak program kedaulatan pangan Jokowi

Jumat, 31 Oktober 2014

Merdeka.com - Kemarin, Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mendatangi Kantor Kementerian BUMN. Kedatangan Sutarto membahas sektor pertanian agar memberikan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia.

"Bulog salah satu perusahaan pertama yang saya panggil. Karena Bulog satu instansi yang dapat mendukung program bapak Presiden sehubungan dengan kedaulatan pangan," ujarnya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (31/10).

Rini mengaku, dalam pertemuan kemarin pihaknya mengkaji ulang program-program Bulog. Peran perusahaan pelat merah ini strategis lantaran tersebar hampir di seluruh pelosok nusantara. Bulog tersebar di 5600 lokasi di penjuru Indonesia.

Mantan menteri perdagangan dan perindustrian era Presiden Megawati ini melihat potensi perusahaan logistik lain yang dapat mendukung perbaikan sistem perdagangan dari produk-produk pertanian.

"Oleh karenanya, saya minta mereka membuat beberapa kajian. Salah satu programnya adalah apakah Bulog dapat membeli produk-produk pertanian dengan harga yang memadai," ucapnya.

Menurutnya, dengan ini petani lokal pun akan diuntungkan. "Tujuan harga memadai bahwa petani menanam di harga berapa, biaya berapa, kemudian bisa menambah margin berapa. sehingga kalau mereka menanam, maka mereka bisa mendapat keuntungan yang akhirnya dapat menghidupi mereka berapa bulan," katanya.

http://www.merdeka.com/uang/bulog-jadi-ujung-tombak-program-kedaulatan-pangan-jokowi.html

BPKP Periksa Kondisi Raskin di Minsel

Kamis, 30 Oktober 2014

AMURANG (BK): Terkait keluhan dari warga masyarakat Minahasa Selatan tentang beras keluaraga miskin (raskin) yang disalurkan pihak Bulog tidak layak konsumsi,  ditindaklanjuti Badan Pegawas Keuangan Provinsi (BPKP).

Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Minsel, Maxi Pattyranie, tim BPKP turun lapangan untuk memantau kondisi raskin, Kamis (30/10/2014).

"Iya, tim BPKP Sulut meminta saya untuk menemani mereka mengecek langsung keberadaan raskin yang dikeluhkan warga," ujar Pattyranie kepada beritakawanua.com, Kamis siang tadi.

Asal tahu saja, raskin yang disalurkan bulog, dikeluhkan warga lantaran kondisinya tak layak konsumsi karena berwarna kuning kecoklatan berbau dan berkutu.


Kamis, 30 Oktober 2014

Raskin Tak Layak, Wako Tanjungpinang Minta Warga Kembalikan ke Kelurahan

Rabu, 29 Oktober 2014

lis_darmansyah_3.JPG
Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Wali kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, mengaku sering mendapatkan keluhan dari warga tidak mampu terkait beras miskin (raskin) yang dibagikan. Sebab, kualitas raskin tersebut dinilai tidak layak untuk dikonsumsi.

"Kembalikan ke lurahnya kalau tidak bagus, biar diganti yang lebih baik. Untuk lurah juga, tolong perhatikan kualitas beras. Jika tidak baik, komplain saja ke Bulog," ujar Lis.

Oleh karena itu, untuk pembagian yang akan datang, Lis mengimbau kepada warga, jika beras yang didapat tidak bagus maka dia mempersilahkan warga untuk kembalikan beras itu ke kelurahan.

Terkait kualitas beras, Lis mengaku telah membicarakan hal tersebut dengan Bulog dan mengultimatum Bulog agar memperhatikan kualitas beras yang disuplai untuk raskin. "Beras yang diberikan itu kata Bulog-nya bagus, tapi saya lihat sendiri kok. Masa untuk warga dikasih beras yang kualitasnya nomor tiga?" ujar Lis.

Sementara itu, mengenai pembagian semester keempat, yaitu Oktober, November dan Desember belum didapatkan oleh warga. (*)

http://batamtoday.com/berita49484-Raskin-Tak-Layak,-Wako-Tanjungpinang-Minta-Warga-Kembalikan-ke-Kelurahan.html

Rabu, 29 Oktober 2014

Warga Jombang Keluhkan Kualitas Raskin

Rabu, 29 Oktober 2014

Jombang-(satujurnal.com)
Warga miskin di Jombang mengeluhkan dengan kualitas beras untuk masayarakat miskin (raskin) yang diterima dari Bulog . Pasalnya beras yang ditebus secara cash and carry yang diterima baunya apek serta banyak kutunya.

Sementara itu pihak Bulog Divre Surabaya Selatan sudah melakukan penyimpanan beras dengan standart yang ditentukan, menyimpan beras dengan alas dan setiap bulan dilakukan penyemprotan agar beras tetap baik kwalitasnya.

Warga miskin di jombang sebagian besar mengaku senang dengan program raskin dari pemerintah pusat tersebut. Namun beras miskin yang diterima oleh warga berkualitas buruk, karena raskin yang diterima banyak kutunya juga baunya apek.

Warga tidak bisa berbuat banyak, karena raskin yang dibeli memang harganya jauh dibawa harga pasar.

Meski banyak kutunya, namun warga tetap mengkonsumsinya karena tidak mampu beli beras yang harganya mahal di pasar.

Warga berharap agar pemerintah yang dipimpin Presiden Joko Widodo memperhatikan warga miskin yang sering menerima raskin jelek dengan harga tebus Rp 7.500 per tiga kilogram.

Sementara itu pihak Bulog mengatakan, untuk beras yang jelek akan diganti.

Namun dipastikan, dalam penyimpanan beras shjqdigudang pihaknya sudah melakukan penyimpanan sesuai satdar.
Penumpukan karung beras menggunakan alas dengan kayu yang ada ventilasinya serta pintu gudang dibuka. Selain itu setiap bulan beras digudang selalu disemprot agar beras tidak rusak. Untuk penyaluran raskin bulan Oktober sudah dihentikan hingga bulan desember nanti.

Untuk pengganti, pihaknya menunggu surat permintaan dari pemerintah daerah setempat.(rg)

http://www.satujurnal.com/2014/10/warga-jombang-keluhkan-kualitas-raskin.html

Alasan Stok Lokal Minim, Bulog Dumai Impor 7.800 Ton Beras Thailand

Selasa, 28 Oktober 2014

Bisnis.com, DUMAI - Kebijakan impor beras kembali dilakukan Badan Urusan Logistik dengan alasan menghindari kelangkaan pangan nasional.

Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional Dumai Riau akan mengimpor 7.800 ton beras dari Thailand.

Kepala Bulog Subdivre Dumai Tommi Despalingga menyatakan, impor beras dilakukan untuk menghindari kelangkaan. Produksi beras dalam negeri tidak mampu mencukupi kebutuhan nasional.

"Pemasukan beras impor ini dijadwalkan pada November depan sebagai tahap awal dari jatah yang ditetapkan pemerintah sebanyak 20 ribu ton melalui pelabuhan Dumai," jelasnya, Selasa (28/10/2014).

Beras impor ini terdiri dari dua jenis, yaitu medium untuk keperluan pemenuhan pangan masyarakat dan premium khusus beras kepentingan perdagangan.

Impor beras ini merupakan kali pertama sejak pemerintah mengentikannya pada 2012.

Lebih lanjut dia menjelaskan, sepanjang tahun ini Bulog menerima pasokan beras lokal dari berbagai daerah sebanyak 60 ribu ton untuk keperluan program raskin dan cadangan pemerintah.

"Beras yang kita terima selanjutnya digudangkan dan dipersiapkan untuk keperluan cadangan pemerintah serta pendistribusian program beras miskin di tiga kabupaten kota wilayah kerja Bulog Dumai," jelasnya.

Seperti diketahui, pada awal Oktober 2014 Kementrian Perdagangan RI kembali membuka kran impor beras kepada Perum Bulog untuk menjaga cadangan nasional memadai hingga akhir tahun mendatang.

Sumber : Antara
Editor : Yoseph Pencawan


Selasa, 28 Oktober 2014

Diduga Bangunan Bulog Maluku Dijadikan Tempat Hiburan

Senin, 27 Oktober 2014
Faisal Assagaff
AMBON Tribun Maluku.Com- Sebuah tontonan yang sangat mengherankan yaitu sebuah aset Negara milik Bulog Maluku dijadikan sebagai tempat hiburan.
Sumber dari Media ini menyebutkan, bangunan bertingkat yang terletak berdekatan dengan Rumah Sakit Valantine diduga pada salah salah lantainya dijadikan sebagai tempat hiburan alias Kafe.

Bulog Maluku diminta untuk tidak berdiam diri karena apapun yang terjadi aset bangunan berlantai itu mesti dipergunakan sebagaimana peruntukannya.

Indikasi lain apakah pihak Bulog menjadikan bangunan ini sebagai barang sewaan?
Informasi sementara yang dikantongi media ini, bangunan tersebut dulunya dipinjamkan untuk kegiatan Perkantoran Lembaga LP2TRI saat kepemimpinan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu namun, dalam kenyataan juga digunakan untuk sebuah Kafe.

Hal ini tentunya tidak dibenakan karena menggunakan faslitas Negara untuk ha-hal yang tidak sewajarnya apa lagi untuk menguntngkan diri sendiri.

Terkait persoalan ini pihak Pemerintah Kota Ambon harus mengambil langka tegas, dengan segera mencabut Izin dari Kafe dimaksud, karena tempat dan bagunan yang digunakan adalah aset Pemerintah yang harus digunakan oleh pemerintah bukan indifidu, yang mencari kentungan atau menjadikan sebagai tempat berbisnis.

LP2TRI Maluku dalam hal ini juga mesti dimintai pertanggung jawaban karena sebagai lembaga yang memilki kemitraan dengan pemerintah dengan gampangnya membiarkan bangunan milik Pemerintah atau Negara ini sebagai ajang berbisnis.

Apa lagi selama ini LP2TRI sudah banyak melakukan terobosan membantu pemerintah untuk menelusuri indikasi penyelewengan dan perbuatan yang merugikan Negara.

Ha senada juga disampaikan seorang anggota LP2TRI via hand phone bahwa bangunan tersebut digunakan oleh Lembaga ini atas MOU dengan Mantan Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu sebagai tempat untuk melakukan aktifitas perkantoran bukan untuk sebagai tempat hiburan.

Ditambhkan, akibat dari keberadaan Kafe ini aktiitas LP2TRI sangat terganggu karena banyak orang yang tidak dikenal berkunjung ke Kafe tersebut, yang diduga adalah milik usaha dari Ketua LP2TRI.

Kepala Bulog Divre Maluku Faisal Assagaff saat ditemui Tribun-Maluku.Com terkait hal itu diruang kerjanya Senin (26/10/2014) mengatakan, bangunan berlantai 2 yang terletak di seputaran Valentine itu milik PT. Bulog Divre Maluku yang dikontrakkan kepada LP2TRI untuk sekolah musik.

Kontrak dilakukan setiap tahun, dan untuk tahun 2014 ini batas akhir kontraknya 30 November 2014 nanti, dan terkait hal itu pihaknya akan melakukan koordinasi dengan LP2TRI dan jika benar bangunan itu digunakan untuk Kafe, maka pihak Bulog akan membatalkan MoU tersebut,"tegas Assagaff.(TM02)

http://www.tribun-maluku.com/2014/10/diduga-bangunan-bulog-maluku-dijadikan.html

Senin, 27 Oktober 2014

Sempat Mengeluhkan Sakit, Pejabat Bulog Sulut Ditemukan Tewas

Senin, 27 Oktober 2014


Manado – Pejabat Divisi Regional (Divre) Bulog Sulut yakni, Kepala Bidang (Kabid) Administrasi bagian keuangan, Budi lano (52), secara mendadak ditemukan tewas di rumah Dinasnya (Rudis) tepatnya di Kelurahan Malalayang satu, lingkungan I, kecamatan Malalayang, Senin (27/10). Kabar kematian tersebut membuat kaget staf korban, Deidre Moeis.

“Biasanya dia (korban) pagi-pagi sudah datang kantor, tapi ini tidak ada kabar, ditelpon rekan kerja bapak sudah meninggal,” tutur Deidre.

Menurut penuturan Deidre. ditemukannya korban berawal dari pintu kamar almarhum yang digedor oleh salah satu rekan kerja korban karena dalam keadaan terkunci. Merasa curiga, kemudian pintu kamar korban langsung didobrak. Ketika pintu terbuka korban ditemukan sudah dalam keadaan tak bernyawa.

Salah seorang yang biasa namanya dipanggil Bibi, pada pukul 06.00 Wita, sempat dipanggil korban untuk membeli rokok.

“Saya tadi pagi disuruh beli rokok tapi tidak ada rokok, dan kemudian uangnya saya kembalikan ke bapak dan saya menuju kerumah,” terang Bibi.

Menurut adiknya Hendrik Lano, kakaknya sejak dua minggu ini sering mengeluh sakit asam lambung.

“Kakak sering keluhkan sakit asam lambung, dan sempat diperiksa di RS Advent,” katanya.

Dan korban diketahui tinggal sendiri di Rudis. Mendengar informasi ini, pihak Kepolisian Resort Kota (Polresta) Manado langsung melakukan identifikasi.

Akhirnya mayat korban pun langsung dibawa ke RS Kandou Malalayang. Akan tetapi atas permintaan dari pihak Keluarga korban, mayat korban sudah tidak lagi di otoupsi. Kapolresta Manado Kombes Pol Sunarto, ketika dikonfirmasi membenarkannya.(Ay)

http://cybersulutnews.co.id/sempat-mengeluhkan-sakit-pejabat-bulog-sulut-ditemukan-tewas/

Waduh, Raskin Dari Bulog Berkutu Dan Bau Tengik

Senin, 27 Oktober 2014

TANGSELOKE.com- Warga RT 08 RW 04, Lingkungan Ciwaduk Cilik, Kelurahan Ciwaduk, Kecamatan Cilegon menyayangkan kondisi raskin yang mereka peroleh pada Kamis (28/8/2014). Pasalnya, kondisi beras sudah tidak layak konsumsi karena selain berwarna cokelat dan berkutu.

“Setelah dimasak, berasnya malah bau tengik begitu. Kalau beras yang bagus, dia akan tetap putih warnanya. Ini tidak, malah cokelat. Kita khawatir mau makannya, jadi sekali doang dimasaknya, itupun tidak berani kita makan,” ujar Hanifa (35), warga setempat Jumat (29/8/2014).

Ia menuturkan, kondisi beras yang diterima saat ini jauh lebih buruk dari raskin sebelumnya. “Kami tidak berani komplain ke RT, soalnya takut kami tidak dapat jatah lagi,” tuturnya.

Sementara itu, Asminah (49), warga lainnya yang mengaku untuk mendapatkan raskin itupun tidak didapatkan warga dengan cuma cuma implicit first name free.

“Kita harus bayar seribu atau dua ribu untuk uang kas katanya (RT-cherry), buat belanja plastik,” ungkapnya.

Sementara itu, Lurah Ciwaduk Ali Fadni yang dikonfirmasi secara terpisah mengakui adanya kondisi tersebut. “Kami sudah sampaikan masalah beras ini ke BPMKP (Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Ketahanan Pangan-cherry), lalu akhirnya mereka tukar ke Bulog. Beras yang mereka terima sekarang ini, itu beras yang baru kita tukar,” katanya.

Penukaran beras itu, jelasnya, sudah dilakukan pada Selasa lalu, dan didistribuskan kepada warga pada Kamis kemarin. “Kondisinya sangat parah, bisa bisa mati warga kami makan beras begitu,” tandasnya. (fund by road of RB)

http://indoensia.com/waduh-raskin-dari-bulog-berkutu-dan-bau-tengik/

Sabtu, 25 Oktober 2014

Lagi, Bulog Lebak-Pandeglang Salurkan Raskin Kualitas Buruk

Sabtu, 25 Oktober 2014

Berkutu, Bercampur Gabah, Berwarna Kekuning-Kuningan & Beraroma Tak Sedap

Banten_Barakindo- Lagi-lagi Perum Bulog Subdivre Lebak-Pandeglang menyalurkan beras miskin (raskin) berkualitas buruk (Tidak Memenuhi Syarat Inpres Perberasan-red). Akibatnya, masyarakat penerima manfaat menolak dan mengembalikan raskin tersebut ke aparat Desa setempat.

Hal itu terjadi di Desa Bayah Barat, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Banten. Warga menolak lantaran raskin yang mereka terima itu berkutu, bercampur gabah, berwarna kekuning-kuningan, dan beraroma tidak sedap.

“Bagaimana mau dikonsumsi kalau kualitas berasnya jelek seperti itu. Kami sudah mengembalikan beras itu ke aparat desa,” ujar Epeng, salah satu warga Desa Bayah Barat.

Epeng mengaku terpaksa mengembalikan beras berkualitas buruk itu, karena jika dipaksakan dikonsumsi, maka bukan saja rasanya yang tidak enak, tapi ia juga khawatir berbahaya bagi kesehatannya. “Kami sangat kecewa, karena raskin yang kami tunggu-tunggu ternyata berkualitas jelek dan tidak layak konsumsi,” jelasnya seperti dilansir radarbanten, beberapa waktu lalu.

Senada diungkapkan tokoh masyarakat Bayah, Agus Basri. Menurut dia, buruknya kualitas raskin bukan hanya terjadi pada bulan Oktober 2014 ini saja, tapi juga terjadi pada penyaluran-penyaluran sebelumnya. “Raskin yang sekarang mungkin kualitasnya paling parah dibanding yang sebelumnya,” kata Agus.

Karenanya, ia menilai, wajar masyarakat kecewa, karena raskin yang diterima tidak layak konsumsi. Parahnya lagi, lanjut Agus, saat hal itu dikonfirmasikan kepada pihak distributor, mereka malah menantang agar menyampaikan hal itu ke Bupati Lebak. (Redaksi)*

http://beritabarak.blogspot.com/2014/10/lagi-bulog-lebak-pandeglang-salurkan.html

Raskin di Manyak Payed Bercampur Batu

Jumat, 24 Oktober 2014

MedanBisnis - Aceh Tamiang. Warga Desa Seunebok Baro dan Desa Bukit Panjang 1, Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang, mengeluhkan kualitas beras untuk masyarakat miskin (raskin) yang diterima banyak sangat buruk karena bercampur gabah dan batu. Akibatnya, sejumlah warga terpaksa menggiling kembali beras tersebut agar dapat dikonsumsi.
Salah seorang warga menuturkan, sebelum digiling kembali dia enggan memasak jatah raskinnya. Sebab, selain bulir beras tampak kotor, juga masih banyak campuran gabah dan batu.

Namun kemudian dia berinisiatif menggilingnya kembali. Ongkos penggilingan pada kilang berkisar Rp 10.000 sampai Rp 15.000 untuk 30 kg beras. Sehingga warga harus mengeluarkan biaya dua kali agar dapat mengonsumsi raskin tersebut.

"Meski berasnya sudah kita giling, batunya masih tetap ada," kata Atik, warga Desa Bukit Panjang 1 kepada Medan Bisnis, Kamis (23/10).

Hal serupa dikatakan pasangan suami istri, Eriadi (28) dan Irna (20), tapi mereka belum menggunakan jatah raskin tersebut begitu mendapat informasi beras tidak layak konsumi.

"Lebih baik kami beli dulu beras di kedai, nanti kalau sudah kehabisan stok baru masak beras jatah dari desa," kata Irna.

Di Desa Bukit Panjang 1, setiap kepala keluarga mendapat jatah raskin sebanyak 8 kg dengan harga Rp 2.000/kg.

Sementara di Dusun Karya, Desa Seunebok Baro, sebanyak 600 kg raskin terpantau belum keseluruhan habis dibagikan kepada warga yang membutuhkan.
Informasi yang diterima, warga tidak begitu berminat karena kualitas beras buruk.

"Untuk dusun ini (Karya) baru separuh warga yang mengambil jatah raskin. Setiap warga miskin haknya bervariasi, dari 5 kg, 6 kg, bahkan satu karung 15 kg, tergantung jumlah anggota keluarga yang masih jadi tanggungan kepala keluarga," ujar Mar, istri Kepala Dusun Karya saat ditemui sedang membagikan beras kepada warga.

Menurut Mar, sudah dua kali penyaluran raskin kondisinya jelek, membuat sejumlah warga malas datang untuk mengambil beras.

"Kami kira jatah raskin kali ini bagus, ternyata sama saja dengan bulan lalu. Selain banyak batu, berasnya pun hancur menjadi menir," uangkap Mar yang diamini Nonik, warga dusun setempat.

Dikonfirmasi terpisah, Camat Manyak Payed Wan Irwansyah menjelaskan, selama ini mekanisme pengambilan rasmin minimal selalu melibatkan utusan dari desa masing-masing. Jika raskin dinilai tidak layak konsumsi, maka datok penghulu maupun utusannya berhak menolak raskin tersebut.

Namun, sejauh utusan yang datang ke kecamatan menerima dan dianggap cocok, raskin disalurkan ke desa-desa.

"Bila kondisi raskin jelek, utusan dari desa wajib menolak. Dengan adanya alasan tersebut kami bisa memberitahukan pihak Bulog untuk membawa pulang beras dan menggantinya dengan yang layak," ucapnya.

Dikatakan Iwan, kuota raskin untuk Manyak Payed sebanyak 46.905 kg/bulan. Dengan adanya keluhan dari masyarakat, pihaknya berjanji akan mengawasi dan meneliti beras yang akan disalurkan. "Jika bulan depan raskin masih jelek, kami akan sama-sama menolaknya," sambung Iwan. (ck 05)

http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2014/10/24/125380/raskin-di-manyak-payed-bercampur-batu/#.VErkzrCsXyQ

Jumat, 24 Oktober 2014

Warga Donggala Terima 18 Karung Beras Berkutu

Jumat, 24 Oktober 2014

Liputan6.com, Donggala - Beras miskin (raskin) yang didistribusikan oleh Bulog Sulawesi Tenggara (Sulteng), kepada warga di Kelurahan Maleni, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala dalam kondisi rusak. Akibatnya, raskin yang dikemas dalam karung 15 kilogram (kg) tersebut tidak dapat dikonsumsi dan dikembalikan ke gudang Bulog.

Lurah Maleni, Khomaeni yang dikonfirmasi oleh Liputan6.com membenarkan kejadian itu. Dia menyebutkan, raskin dalam kondisi berkutu, berdebu, dan hancur. Raskin tersebut, dikirim Bulog pada 14 Oktober 2014 dengan jumlah 125 karung. Lalu pada 20 Oktober 2014 saat diperiksa,  ditemukan 18 karung rusak.

"Raskin jatah bulan Oktober. Sebelumnya, memang sudah didistribusikan kepada warga di Kelurahan Maleni, namun karena ada yang ditemukan rusak sebanyak 18 karung, makanya warga mengembalikannya," terangnya di Donggala, Jumat (24/10/2014).

Menurut Khomaeni, saat menerima pihaknya tidak menduga akan menerima beras dalam kondisi rusak, pasalnya pihaknya sudah percaya kepada Bulog.

"Selain percaya kepada Bulog, warga kami juga tidak pernah mengeluh saat pendistribusian sebelum-sebelumnya, namun karena kali ini sangat fatal makanya ada keluhan warga sehingga dikembalikan ke gudang Bulog di Palu," imbuhnya.

Kepala Bagian Pelayanan Publik Bulog Sulteng, Abdul Gani membantah, ada raskin dalam kondisi rusak dengan berkutu, berdebu, dan hancur yang dikirim ke warga di Kelurahan Maleni.

"Rusak karena berdebu saja, tidak ada yang sampai berkutu dan hancur. 18 Karung raskin itu juga sudah kami ganti dengan beras yang bagus, 21 Oktober 2014, lalu," terangnya dikonfirmasi terpisah di Palu.

Menurut dia, peristiwa yang terjadi di Kelurahan Maleni sudah sering terjadi di sejumlah kelurahan dan desa di Sulteng. Pasalnya, beras yang berdebu tersebut luput dari pengawasan saat tiba di gudang.

"Beras itu kan masuk berton-ton ke gudang. Dalam jumlah besar itu, tidak bisa diperiksa semuanya, makanya ada yang sedikit berbedu, itulah mungkin yang ikut terkirim ke Kelurahan Maleni," tandas Gani. (Dio Pratama/Gdn)

Credit: Arthur Gideon

http://bisnis.liputan6.com/read/2124131/warga-donggala-terima-18-karung-beras-berkutu

Kamis, 23 Oktober 2014

Masih Ada Raskin Berkualitas Buruk di Banten

Kamis, 23 Oktober 2014

BANPOS – Meski sudah ada jaminan dari pemerintah dan bulog kualitas beras untuk orang miskin (raskin) baik, akan tetapi masih saja ditemukan kondisinya buruk.

Kabid Distibusi dan Cadangan Pangan pada Badan Ketahanan pangan dan Penyuluh Provinsi Banten, Budiana membenarkan masih ada temuan kualitas raskin diterima masyarakat rendah.

“Kalau temuan raskin kualitasnya jelek, sampai sekarang masih ditemukan di lapangan,” ujarnya.

Namun demikian, lanjut Budi, kualitas raskin yang rendah tersebut dapat dikembalikan oleh pihak desa atau kelurahan sebelum disitribusikan kepada masyarakat berhak.

“Sesuai dengan aturan dan komitmen dari Bulog, raskin berkualitas rendah dapat dipulangkan dan ditukarkan kembali dengan beras yang baik,” ujarnya.

Kualitas beras raskin rendah ini biasanya ditemukan setelah serah terima dari pihak desa atau kelurahan dari Bulog. “Memang masalahnya itu ada di pengecekan sebelum disalurkan oleh Bulog. Jadi memang mengecek satu persatu karung beras itu sangat sulit, karena sekali datang raskin jumlahnya banyak,” ungkapnya.

Saat ini lanjut Budi, pihaknya terus melakukan fasilitasi dan pendampingan terhadap kulitas raskin agar tidak ada keluhan dari masyarakat. “Pendampingan dari provinsi tetap kami lakukan, termasuk melihat sejauh mana serapan raskin,” jelas dia.(RUS)

Kasatreskrim menambahkan, tidak menutup kemungkinan, jumlah tersangka akan bertambah. Namun untuk memastikannya, pihaknya masih menunggu hasil audit lebih lanjut dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). “Sementara ini yang sudah kita tetapkan sebagai tersangka masih satu orang. Tetapi ada kemungkinan akan bertambah,” tandasnya.

Bambang mengungkapkan, kasus dugaan korupsi raskin ini sudah bergulir cukup lama, dan sudah naik ke tingkat penyidikan sejak 30 April 2014. Pihaknya sudah memeriksa puluhan orang sebagai saksi dalam kasus tersebut. Antara lain terdiri dari warga penerima manfaat, aparat pemerintahan setempat, sampai pihak Bulog. “Sudah banyak saksi yang kita periksa,” ungkapnya.

Kasus ini berawal, ketika Nuh Saefudin masih menjabat sebagai Kades Samborejo. Nuh diduga menyalahgunakan wewenang dengan menyelewengkan bantuan raskin tahun 2013 di desa tersebut. “Tersangka menyalahgunakan wewenangnya dengan tidak mendistribusikan raskin sesuai dengan peruntukannya. Melainkan diselewengkan untuk kepentingan sendiri,” jelasnya.

Atas perbuatan tersangka, negara mengalami kerugian hingga Rp 62.010.748. Nilai kerugian ini didasarkan atas perhitungan bahwa pada tahun 2013, Desa Samborejo mendapat bantuan raskin sebanyak 15 kali. Dengan alokasi sebanyak 12 kali, dari bulan Januari hingga Desember 2013. Ditambah dengan 3 kali tambahan alokasi, yakni alokasi ke 13, 14, dan 15, dengan jumlah raskin setiap alokasi sebanyak 1.040 kilogram.

Diketahui pula berdasar Surat Menteri Keuangan Nomor S167/MK.2/2013, harga jual raskin tahun 2013 sebesar Rp 7.751,86 perkilogram. Harga subsidi pemerintah sebesar Rp 6.151,86 perkilogram. Sedangkan harga jual raskin kepada masyarakat penerima manfaat sebesar Rp 1.600 perkilogram.

Bambang menyatakan, dari penyidikan yang dilakukan, tersangka melakukan perbuatan melawan hukum. Yakni, dengan cara menjual alokasi raskin untuk dua bulan, yakni alokasi bulan Juli dan September 2013. “Alokasi raskin tersebut seharusnya disalurkan ke masyarakat penerima manfaat, tetapi dijual ke orang lain. Akibat penyelewengan itu, negara dirugikan Rp 62juta lebih,” terangnya. (way)

http://bantenpos.co/arsip/2014/10/masih-ada-raskin-berkualitas-buruk-di-banten/

Tersangka Korupsi Raskin Dijebloskan ke Bui

Kamis, 23 Oktober 2014

Tersangka Mungkin Bertambah.

Nuh Saefudin (54), mantan Kepala Desa Samborejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Rabu (22/10) siang, ditahan Unit Tindak Pidana Korupsi Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Pekalongan Kota.

Ia menjadi tersangka dugaan penyelewengan beras untuk warga miskin (raskin) di Desa Samborejo tahun 2013, ketika masih menjabat sebagai Kepala Desa.

Proses penahanan terhadap tersangka berjalan mulus karena tersangka bersikap kooperatif. Nuh Saefudin, kemarin pukul 13.00 WIB memenuhi panggilan Satreskrim terkait kasus tersebut. Ia yang datang mengenakan kemeja batik lengan panjang warna coklat, datang sendiri menemui penyidik di ruangan Unit Tipikor Satreskrim setempat.

Setelah menjalani pemeriksaan sekitar satu jam, tersangka kemudian langsung ditahan oleh penyidik, dan menandatangani berita acara penahanan atas dirinya. Namun, Nuh Saefudin menolak memberikan keterangan ke awak media terkait kasus yang menyeretnya tersebut.

Kapolres Pekalongan Kota AKBP Luthfie Sulistiawan, melalui Kasatreskrim AKP Bambang Purnomo, menjelaskan penahanan terhadap Nuh Saefudin itu dilakukan karena berkas penyidikan dinyatakan sudah lengkap. “Berkas sudah lengkap. Tersangka kini kita tahan,” jelasnya.

Bambang menuturkan, selama proses pemeriksaan sampai dengan penahanan kemarin, tersangka Nuh Saefudin bersikap kooperatif terhadap penyidik. “Namun untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, tersangka kita tahan,” ujarnya.

Rencananya, hari ini (23/10) pihaknya akan melanjutkan ke proses tahap 2. Yakni, penyerahan tersangka berikut barang buktinya ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kajen. “Kita sudah koordinasi dengan Kejari Kajen untuk teknis penyerahan tahap 2 ini,” imbuhnya.

Sebelumnya, berkas penyidikan kasus dugaan korupsi raskin ini sudah dinyatakan lengkap atau ‘P21′ oleh pihak kejaksaan. Berkas kasus ini oleh kepolisian diserahkan ke Kejari Pekalongan untuk proses hukum selanjutnya. Namun lantaran kasus tersebut berada di wilayah kewenangan Kejari Kajen, maka berkas perkara dilimpahkan oleh Kejari Pekalongan ke Kejari Kajen.


http://www.radarpekalonganonline.com/47061/tersangka-korupsi-raskin-dijebloskan-ke-bui/


Pelaku Penggelapan Raskin Dituntut 4 Tahun Penjara

Rabu, 22 Oktober 2014

BANDUNG, (PRLM).- Daud bin Damiri, pemilik CV Khalil Jaya, Mitra Kerja Bulog Subdivre Indramayu dituntut 4 tahun penjara oleh JPU dalam sidang tuntutan di Pengadilan Tipikor Bandung, Rabu (22/10/2014).

Jaksa menilai terdakwa terbukti ikut serta dalam penggelapan raskin di Gudang Bulog Singakerta 2, Kecamatan Krangkeng Indramayu.

Daud merupakan terdakwa keempat dalam perkara yang mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 4,5 miliar. Sebelumnya Kepala Gudang Risa Darmanto dan anakbuahnya Jejen telah dijatuhi hukuman 4 tahun penjara dari tuntutan 7 tahun penjara dan kini menempuh banding.

Wartono, mitra kerja dari CV Jaya Mandiri juga dijatuhi 6 tahun penjara dari tuntutan 8 tahun penjara dan kini masih dalam proses banding.
"Terdakwa dinilai ikut andil mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 84 juta," ujar JPU Bima.

Modus yang dilakukan terdakwa yaitu kurang dalam mengirimkan beras sesuai kewajiban, namun tetap mengurus andministrasi seolah pengiriman dilakukan. "Jadi dia mengabil untung untuk diri sendiri," tuturnya.

Daud dituntut hukuman selama 4 tahun penjara dan denga Rp 200 juta subsidair 2 bulan kurungan dan diharuskan membayar uang pengganti kerugian negara sebesar Rp 84 juta.

Terdakwa yang menjalani persidangan tanpa didampingi kuasa hukum langsung menyampaikan nota pembelaannya secara lisan. "Saya memohon keringanan hukuman," kata Daud. Sidang diundur pekan depan dengan agenda putusan. (Yedi Supriadi/A-89)***


Rabu, 22 Oktober 2014

Raskin di Minsel Kuning dan Berkutu, Bulog harus Bertanggungjawab

Rabu, 22 Oktober 2014

AMURANG (BK): Sekertaris Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Minahasa Selatan, Robby Sangkoy Mpd mengatakan, polisi dan kejaksaan negeri untuk periksa pihak Bulog terkait pengadaan beras miskin (Raskin) yang tidak layak konsumsi.

"Warga miskin kan juga manusia, jadi harus diperlakukan secara manusiawi. Namun kenyataan saat ini, raskin yang diperuntukan bagi mereka tidak layak konsumsi karena warna kuning dan berbau serta berkutu," tegas Sangkoy kepada beritakawanua.com.

Sementara itu, lanjut Sangkoy, Pemkab menjadi bahan makian oleh warga, karena memberikan beras yang tidak layak konsumsi. Padahal yang bertanggungjawab sebenarnya adalah Bulog.

"Saya minta kepada pihak yang berwajib dalam hal ini polisi dan kejari agar menyelidiki dan mengusut terkait pengadaan raskin oleh Bulog," tukasnya.

(endo/bk-1)

http://beritakawanua.com/berita/minsel/raskin-di-minsel-kuning-dan-berkutu-bulog-harus-bertanggungjawab#sthash.E1BqCftz.dpbs

Korupsi Rp 84 Juta, Mitra Kerja Bulog Dituntut 4 Tahun Penjara

Rabu, 22 Oktober 2014

Bandung - Daud bin Damiri, pemilik CV Khalil Jaya, Mitra Kerja Bulog Subdivre Indramayu dituntut 4 tahun penjara oleh JPU dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor Bandung, Rabu (22/10/2014). Ia dinilai terbukti ikut serta dalam penggelapan raskin di Gudang Bulog Singakerta 2, Kecamatan Krangkeng Indramayu.

Daud merupakan terdakwa keempat dalam perkara yang mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 4,5 miliar. Sebelumnya Kepala Gudang Risa Darmanto dan anakbuahnya Jejen telah dijatuhi hukuman 4 tahun penjara dari tuntutan 7 tahun penjara dan kini menempuh banding.

Wartono, mitra kerja dari CV Jaya Mandiri juga dijatuhi 6 tahun penjara dari tuntutan 8 tahun penjara dan kini masih dalam proses banding.

"Terdakwa dinilai ikut andil mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 84 juta," ujar JPU Bima.

Modus yang dilakukan terdakwa yaitu kurang dalam mengirimkan beras sesuai kewajiban, namun tetap mengurus andministrasi seolah pengiriman dilakukan.

"Jadi dia mengambil untung untuk diri sendiri," tuturnya.

Daud dituntut hukuman selama 4 tahun penjara dan denga Rp 200 juta subsidair 2 bulan kurungan dan diharuskan membayar uang pengganti kerugian negara sebesar Rp 84 juta.

Terdakwa yang menjalani persidangan tanpa didampingi kuasa hukum langsung menyampaikan nota pembelaannya secara lisan. "Saya memohon keringanan hukuman," kata Daud.

Tya Eka Yulianti - detikNews


Raskin Dari Bulog Tanjungpinang Tidak Layak Konsumsi

Selasa, 21 Oktober 2014

SEBANYAK 20 karung beras untuk rakyat miskin (raskin) yang dibagikan kepada warga Kecamatan Lingga Utara dinilai tak layak konsumsi. Akibatnya, beras tersebut terpaksa ditarik kembali oleh pihak kecamatan selaku penyalur beras tersebut.

Menurut seorang warga yang tidak mau disebutkan namanya, Raskin yang dibagikan kondisinya berdebu. Jika disentuh, debu berwarna putih tersebut menempel di tangan dan menimbulkan bau apek.

“Mungkin beras yang dibagikan itu sudah terlalu lama disimpan. Sampai bau dan warnanya kusam,” ungkapnya.

Melihat kondisi beras tersebut, warga yang mendapat Raskin pun tak berani mengkonsumsi beras bantuan.

Hal tersebut juga membuat kecewa salah satu tokoh masyarakat di Pancur, Lingga Utara, Tamrin.

“Kalau kondisinya seperti ini, mana mungkin masyarakat bisa makan. Ini bukan membantu, malah justru sebaliknya, mau membunuh masyarakat,” kata Tamrin.

Tamrin mengatakan, meski namanya beras miskin, seharusnya pemerintah benar-benar memperhatikan kualitas beras yang akan dibagikan. Sehingga beras tersebut bisa dikonsumsi warga.

Camat Lingga Utara, Zulsyafri, membenarkan hal ini. “Ya memang benar. Itu sekitar 20 karung yang sudah disalurkan tak layak konsumsi,” katanya.

Namun karena melihat beras yang sudah sampai ke masyarakat dengan kondisinya yang menghawatirkan jika dikonsumsi, Zulsyafri menarik kembali beras tersebut. Dikatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Lingga untuk memastikan beras yang ditarik tersebut diganti dengan beras yang layak konsumsi. Dia juga mengajak warganya untuk ikut mengawasi. “Berasnya itu kemarin dari Bulog Tanjungpinang. Bagi warga yang berasnya ditarik, nanti minta ganti lagi,” katanya. ***

Selasa, 21 Oktober 2014

Kasubdivre Bulog Lebak-Pandeglang Tidak Diganti

Selasa, 21 Oktober 2014

Barak Siapkan Gugatan Class Action Bagi Perum Bulog

Jakarta_Barakindo- Koordinator Barisan Rakyat Anti Korupsi (Barak), Danil’s menegaskan, pihaknya akan melayangkan gugatan class action atas keputusan Direksi Perum Bulog yang tidak juga mengganti Kepala Subdivisi Regional (Subdivre) Bulog Lebak-Pandeglang, Herman Sadik.

Menurut Danil’s, buruknya kinerja pengelolaan beras miskin (raskin) oleh Bulog Subdivre Lebak-Pandeglang selama ini, telah banyak merugikan masyarakat penerima manfaat, baik di Kabupaten Lebak maupun di Kabupaten Pandeglang.

“Kami akan menggunakan hak gugat organisasi (legal standing/ius standi) atas sikap pembiaran yang dilakukan oleh Direksi Perum Bulog. Disaat sejumlah pejabat dialih tugaskan, Kasubdivre Lebak-Pandeglang justeru tidak masuk daftar. Kami menganggap ini adalah “penghinaan” terhadap aspirasi publik secara luas. Makanya kami menggagas gerakan perlawanan secara hukum,” tegasnya.

Kata Danil’s, pihaknya memiliki hak untuk mengajukan gugatan class action atas setiap kebijakan pemerintah ataupun perusahaan milik negara yang merugikan masyarakat banyak. “Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) kami (Barak-red) memungkinkan untuk menggugat kebijakan pemerintah yang tidak mengadopsi kepentingan publik secara luas. Terlebih yang dirugikan adalah du’afa wal masakin,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan, dalam menjalankan fungsinya, pemerintah merupakan pihak yang melayani dan masyarakat adalah pihak yang dilayani. Pelayanan yang baik dalam pemerintahan adalah sarana menuju masyarakat negara yang sejahtera (welfare state). Pelayanan dimaksud, lanjut Danil’s, pada dasarnya merupakan cerminan dari perbuatan pemerintah yang tidak saja berdasarkan Undang-Undang dan peraturan yang berlaku (wetmatigheid and rechtmatigheid), akan tetapi lebih dari itu, bahwa administrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan harus juga berdasarkan kepatutan (billijkheid) serta kesusilaan, sehingga dibutuhkan kecermatan dalam melaksanakan pelayanan kepada masyarakat, khususnya dalam membuat keputusan (beschikking).

“Untuk mendukung gugatan class action nanti, kami sudah mulai mengumpulkan bukti dan saksi-saksi dari masyarakat penerima manfaat raskin yang merasa dirugikan oleh Perum Bulog Subdivre Lebak-Pandeglang. Pada saatnya nanti, kami akan mengundang semua media massa untuk mendukung gerakan moral hukum yang kami gagas ini,” pungkasnya. (Redaksi)*

http://beritabarak.blogspot.com/2014/10/kasubdivre-bulog-lebak-pandeglang-tidak.html

Kasus Beras Raskin Biak Masih Penyelidikan

Senin, 20 Oktober 2014

Jayapura, Jubi – Kejaksaan negeri Biak masih melakukan penyelidikan dugaan penyelewangan Beras Miskin (Raskin) di Distrik Wayandori, Kabupaten Biak Numfor Papua.

Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Papua, E.S. Maruli Hutagalung mengatakan, belum ada perkembangan yang dilaporkan Kejari Biak ke Kejati Papua mengenai perkembangan kasus tersebut.

“Itu kasusnya ditangani Kejari Biak. Tapi masih penyelidikan. Masih berproses. Hanya saja saya belum tahu pasti berapa besar kerugian negara dalam kasus ini, dan kasusnya terjadi tahun berapa. Coba tanya ke pihak Kejari Biak saja langsung, karena penanganannya di sana,” kata Maruli, Senin (20/10).

Namun menurutnya, jika sudah memenuni unsur pidana tentu status kasus dugaan penyelewenangan Raskin tersebut akan naik stastunya jadi P21 atau dinyatakan lengkap.

“Kalau sudah lengkap akan segera dinaikkan atau P21. Nanti kita lihat saja. Tapi saya belum cek sudah sampai dimana perkembangan kasusnya,” ucapnya.

Sementara Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Kejari Biak, Arnolda Awom ketika dikonfirmasi akan kasus tersebut tak menjawab pesan singkat yang dikirim kepadanya. (Arjuna Pademme)

http://tabloidjubi.com/2014/10/20/kasus-beras-raskin-biak-masih-penyelidikan/

Senin, 20 Oktober 2014

Perum Bulog Rombak Pejabat Struktural Jenjang I & III

Senin, 20 Oktober 2014

Barak Harap Kinerja Pejabat Baru Lebih Baik

Jakarta_Barakindo- Per 15 Oktober 2014, Perum Bulog merombak (alih tugas) pejabat struktural jenjang I dan III terhadap 10 pejabat dari tingkat pusat hingga daerah.

Ke-10 pejabat yang di alih tugas itu terdiri atas Achmad Ma’mun yang semula menjabat sebagai Kepala Divisi Regional (Kadivre) DKI dan Banten beralih tugas menjadi Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perum Bulog. Sementara posisi Achmad Ma’mun digantikan oleh Awaludin Iqbal yang semula menjabat sebagai Kadivre Yogyakarta.

Pejabat lain yang di alih tugaskan adalah Langgeng Wisnu yang semula menjabat sebagai Kepala Bulog Subdivre (Kasubdivre) Malang, menempati posisi baru sebagai Kadivre Yogyakarta. Kemudian Arsad yang semula menjabat sebagai Kepala Subdivisi Perberasan Divisi Industri memikul jabatan baru sebagai Kasubdivre Bulog Malang, Didin Syamsudin yang semula sebagai Kasubdivre Ciamis menjabat sebagai Wakil Kadivre Jatim, dan Cecep Panji Nandia yang semula menjabat sebagai Kepala Subdivisi Pengadaan Dalam Negeri pada Divisi Pengadaan menjabat sebagai Kasubdivre Ciamis.

Selanjutnya, Yayat Hidayat yang semula sebagai Kasubdivre Cirebon menjabat sebagai Kepala Divisi Pengadaan Direktorat Pelayanan Publik, Miftahul Ulum yang semula sebagai Kasubdivre Tangerang menjabat sebagai Kasubdivre Cirebon, Sri Handayani yang semula sebagai Kepala Subdivisi Pengamatan Harga dan Pasar pada Divisi Analisa Harga dan Pasar menjabat sebagai Kasubdivre Tangerang, dan Nurman Susilo yang semula sebagai Kepala Subdivisi Non Perberasan pada Divisi Industri dipecaya sebagai Kepala Subdivisi Pengamatan Harga dan Pasar pada Divisi Analisa Harga dan Pasar.

Koordinator Barisan Rakyat Anti Korupsi (Barak), Danil’s, yang selama ini intens mengkritik kebijakan pengadaan, pengelolaan dan penyaluran beras miskin (raskin) berharap, agar semua pejabat yang dilantik pada 20 Oktober 2014 tersebut dapat mengemban amanah.

“Utamanya pada lingkungan Divre DKI dan Banten. Kami harap Kadivre dan Kasubdivre yang baru mampu mengelola raskin dengan baik, sehingga layak dikonsumsi oleh masyarakat penerima manfaat. Kami tidak ingin lagi mendengar ada keluhan kurangnya timbangan, buruknya kualitas, dan tidak sampainya raskin ke tangan masyarakat penerima manfaat,” harap Danil’s. (Redaksi)*

http://beritabarak.blogspot.com/2014/10/perum-bulog-rombak-pejabat-struktural.html#more

Rabu, 15 Oktober 2014

Bulog Tidak Ikut Mengoplos Beras untuk Napi Lapas KM 18

Selasa, 14 Oktober 2014

Bulog Tidak Ikut Mengoplos Beras untuk Napi Lapas KM 18
Ismed Erlando, Kepala Sub Divisi Regional Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Divre Bulog) Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.

Laporan Wartawan Tribun Batam, Aprizal
TANJUNGPINANG, TRIBUN - Ismed Erlando membantah keras bahwa beras bulog tidak layak konsumsi. Menurutnya, secara nasional pihak bulog selalu menjaga kualitas beras yang akan disalurkan kepada masyarakat di seluruh Indonesia.
Terkait upaya penukaran beras bulog oleh pihak lapas KM 18 ke gudang sembako milik Aseng di Tanjungpinang, lanjut Ismed, bukan kewenanggan bulog.
Namun upaya penukaranan beras yang sempat digagalkan oleh Polres Tanjungpinang karena adanya dugaan upaya pengoplosan beras jatah narapidana itu sesuatu yang wajar dilakukan pihak kepolisian.
"Dari penangkapan itu kan tidak terbukti dugaan pengoplosannya, tapi kenapa kesannya bulog yang disalahkan. Pak Kapolres tidak punya dasar mengatakan beras bulog tidak layak kosumsi.”
“Sebagaimana diketahui, kami selalu melakukan perawatan rutin beras yang sudah ada di gudang. Bulog selalu menjaga kualitas beras yang akan disalurkan kepada masyarakat. Kualitas beras saat ini tidak seperti dulu lagi.”
“Buktinya beras bulog saat ini dicari-cari masyarakat," tegas Kepala Sub Divisi Regional Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Divre Bulog) Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Ismed Erlando, Selasa (14/10/2014).
Terhadap beras bulog yang disalurkan ke masyarakat, tanya Ismed, apakah Pak Kapolres melihat langsung beras yang bagaimana yang dimaksud tidak layak dikonsumsi?
"Kalau Pak Kapolres membandingkan dengan beras yang dikomsumsinya hari-hari, tentu memang berbeda dengan beras bulog. Tapi yakinlah, beras bulog saat ini beras hasil panen petani di daerah Jawa.”
“Dari segi kualitas, sudah pasti terjamin. Memang beras yang berdebu itu yang bagus, karena sifatnya biologis. Tapi kalau beras itu bersih dan tidak ada kutu yang mau memakan, itu baru bisa dicurigai berasnya," terang Ismed.
Ismed menjelaskan, penyaluran beras bulog ke lapas KM 18 itu sesuai dengan permintaan Kanwil Hukum dan HAM Kepri.
Setelah keluar dari gudang bulog, tambahnya, beras yang didistribusikan merupakan tanggung jawab dan kewenangan lapas.
"Total yang kami salurkan ke lapas 18,5 ton, dan seluruhnya sudah diambil dengan harga Rp8.050,00 per kilo. Kalau ada rencana lapas mau mengganti dengan beras primer, hal itu bukan tanggung jawab kami. Dan perlu diketahui, beras yang disalurkan bulog kualitasnya adalah medium," tegasnya.

Terkait penangkapan beras bulog yang sedang dibawa ke gudang sembako milik Aseng, Ismed mengaku mendapat laporan dari anggotanya serta pegawai lapas.
"Sebenarnya beras itu bukan beras raskin, tetapi beras jatah narapidana yang disalurkan sesuai permintaan lapas melalui Kanwil Hukum dan HAM," terang Ismed.

Mengenai kondisi beras, memang beras yang disalurkan ke lapas Km 18 itu beras jenis medium hasil panen dalam negeri jenis pulen.
Menurut petugas lapas, kata Ismed menceritakan, laporan petugas lapas yang menyebutkan beras yang diperuntukan untuk napi di lapas itu terlalu lunak.
"Kami sudah jelaskan, jika beras yang disalurkan pada saat itu adalah beras pulen hasil produksi dalam negeri," jelasnya.
"Kami juga kaget, dikatakan beras bulog tidak layak konsumsi,  Kami menilai hal ini hanya salah paham. Kalau memang terjadi pengoplosan, itu sudah merupakan tanggung jawab dan kewenangan masing-masing. Bulog tidak ikut campur dengan hal itu," tegasnya.

Sebagai mana diberitakan sebelumnya, Kapolres Tanjungpinang AKBP Dwita Kumu Wardana, membantah melakukan tangkap lepas dugaan pengoplosan beras yang digerebek di gudang sembako mili Aseng di KM VII Tanjungpinang.
Tidak dilanjutkannya penyelidikan dan penyidikan, katanya, disebabkan minim dan kurangnya alat bukti pelaksanaan pengoplosan yang dilakukan Aseng di gudangnya.
"Tidak kita lanjutkan penyelidikan dan penyidikanya karena alat buktinya kurang. Penangkapan dilakukan saat pengangkutan 3,5 ton beras bulog yang akan dibawa gudang milik Aseng. Memang kualitas beras yang dari bulog sangat jelek, mungkin ayam saja disuruh makan juga tidak mau," ujar Kapolres Tanjungpinang AKBP Dwita Kumu Wardana saat itu.

http://batam.tribunnews.com/2014/10/14/bulog-tidak-ikut-mengoplos-beras-untuk-napi-lapas-km-18

Selasa, 14 Oktober 2014

Ratusan Ton Beras untuk PNS di Papua Menumpuk di Gudang Bulog

Senin, 13 Oktober 2014

VIVAnews - Ratusan ton beras untuk pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan pemerintahan di seluruh Provinsi Papua, tertahan di gudang Bulog Papua selama tiga bulan. Beras itu tak didistribusikan, karena belum ada anggaran distribusi.

Beras itu dilaporkan banyak yang rusak, berbau, busuk, dan berkutu karena terlalu lama disimpan. Biaya perawatan pun tak ada, sehingga beras dibiarkan begitu saja menumpuk di gudang Bulog.

Menurut Wakil Ketua Komisi C DPR Papua, Carolus Boly, pembiayaan distribusi beras dialihkan kepada Menteri Keuangan. Tetapi, anggaran hingga kini belum cair dengan alasan masih ditahan. Akibatnya, penyaluran ke kabupaten/kota terhambat.

Anggaran penyaluran beras belum cair sejak Januari hingga Juni. Namun, Irian Bhakti, perusahaan daerah milik Pemerintah Provinsi, menalangi dengan menggunakan dana perusahaan.

"Irian Bhakti talangi dana distribusi selama enam bulan dengan biaya sebesar Rp18 miliar, agar semua PNS di Papua memperoleh beras. Tetapi, sejak Juli hingga Oktober ini, distribusi tidak lagi berjalan karena tidak ada lagi anggaran," kata Carolus.

DPR Papua, kata Carolus, membentuk Panja guna mencari solusi penanganan distribusi beras untuk PNS. "Kami bentuk Panja untuk mencari jalan keluar, dengan memanggil Bulog, Irian Bhakti, dan perwakilan Menteri Keuangan di Papua untuk memberikan masukan. Jangan sampai PNS telantar, karena tidak menerima beras.”

DPR Papua juga meminta agar distribusi beras tidak mengalami penundaan yang membuat beras rusak. Sebaiknya, Kementerian Keuangan menyerahkan atau memasukan dana distrubsi dalam Dana Alokasi Umum Papua, sehingga nanti dimasukkan ke dalam APBD Papua.

"Medan di Papua ini kan sulit, apalagi ke wilayah Pegunungan, sehingga distribusi beras harus cepat, agar para PNS bisa menerimanya sesuai waktu. Untuk itu, sebaiknya pemerintah pusat memasukkan dana distribusi beras dalam APBD, agar pencairannya bisa lancar dan sesuai waktu," ujarnya. (asp)

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/547575-ratusan-ton-beras-untuk-pns-di-papua-menumpuk-di-gudang-bulog

Senin, 13 Oktober 2014

Raskin Berkutu dan Bau

Minggu, 12 Oktober 2014

"Sejak dulu, kualitas raskin memang banyak yang tidak bagus. Namun saat ini kondisinya sangat parah. Selain berwarna kuning dan banyak kutu, juga pecah-pecah "

Rendahnya kualitas beras bantuan untuk rakyat miskin (raskin) yang dibagikan pemerintah dikeluhkan warga RW 12, Kelurahan Cengkareng Timur, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Selain berwarna kekuning-kuningan dan bau apek, dalam beras yang dibeli warga juga ditemukan banyak kutu.

Teti (40) warga RW 12, Kelurahan Cengkareng Timur mengaku kecewa dengan rendahnya kualitas raskin yang dibagikan Badan Urusan Logistik (Bulog) kepada warga. Beras sebanyak lima liter yang ia beli seharga Rp 12.500 sudah berwarna kuning dan terdapat banyak kutu.

“Sejak dulu, kualitas raskin memang banyak yang tidak bagus. Namun saat ini kondisinya sangat parah. Selain berwarna kuning dan banyak kutu, juga pecah-pecah,” ujarnya, Minggu (12/10).

Hal senada juga dikatakan warga lainnya yang enggan disebutkan namanya. Dia mengaku membeli sebanyak 10 liter beras seharga Rp 25.000. Karena kondisi beras berwarna kuning dan berkutu, dia terpaksa mencuci beras tersebut sebanyak enam kali sebelum dimasak. “Saya cuci enam kali untuk menghilangkan warna kuning dan kutu-kutunya,” ucapnya.

Untuk itu, dia dan warga lainnya berharap pemerintah lebih memperhatikan kualitas raskin yang dibagikan kepada warga miskin di Jakarta. "Pemerintah jangan asal memberi. Tapi kualitasnya juga harus diperhatikan hingga layak dikonsumsi tanpa harus mencampur dengan beras yang dibeli di pasar," harapnya.

Camat Cengkareng, Ali Maulana Hakim, mengaku belum mengetahui kondisi raskin yang diterima warga. Pasalnya, kata Ali Maulana, pendistribusian beras tersebut dilakukan pihak kelurahan melalui setiap RT.

“Soal kualitasnya rendah, bau dan banyak kutu kami belum tahu. Nanti akan kami cek. Jika benar begitu, kami akan laporkan ke Bulog," janjinya.

http://beritajakarta.com/read/5534/Raskin_Berkutu_dan_Bau#.VDsH3bCsXyQ

Minggu, 12 Oktober 2014

Kejari Sumenep Periksa Belasan Saksi, Terkait Raskin Lapa Laok

Sabtu, 11 Oktober 2014

radar1SUMENEP – Desakan demi desakan yang dilakukan warga Desa Lapa Laok, Kecamatan Dungkek, ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumenep beberapa pekan terakhir tampaknya membuahkan hasil. Buktinya, Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumenep telah memeriksa puluhan saksi terkait kasus dugaan penyelewengan beras untuk keluarga miskin (raskin).

Setelah sejumlah warga Desa Lapa Laok mendatangi kantor Kejari 2 September lalu, sepekan kemudian, yakni 8 September kejaksaan langsung memanggil pelapor untuk diperiksa. Mereka secara bersama-sama melaporkan kasus yang merugikan desanya ke Korps Adhyaksa.

Mereka yang diperiksa kejari berjumlah tujuh orang. Antara lain, Abd. Said, 48; Jupri, 46; Sarbini, 47 dan Syaiful Anam, 35. Keempatnya dari dusun Buraja. Lalu, Sahnan, 35, dan Tahar, 45, dari Dusun Todinding, serta Abd. Aziz, 49 warga Dusun Buddi.

Syaiful Anam, salah satu pelapor mengatakan, tidak hanya pihak pelapor yang diperiksa, kejari juga sudah memeriksa empat saksi dari perangkat desa setempat. Di antaranya, berinisial SD, 44, BR, 46, MDW, 44, dan MSD, 35. ”Mereka diperiksa terkait dengan kasus yang kami laporkan (dugaan penyimpangan raskin, Red),” katanya.

Selain itu, tim raskin Kecamatan Dungkek juga sudah diperiksa penyidik kejari. Termasuk empat orang dari satuan kerja (satker) Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) sub Divisi Regional (Divre) XII Madura juga diperiksa.

”Salah satu Koordinator Lapangan (Korlap) Bulog Sumenep juga dipanggil kejari. Selain itu, dua pejabat penting di bagian perekonomian Sekretariat Kabupaten (setkab) Sumenep juga diperiksa,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Roch. Adi Wibowo melalui Kasi Pidana Khusus (Pidsus) Sugiyanto membenarkan hal tersebut. Menurut dia, pihak-pihak terkait telah diperiksa terkait kasus tersebut. ”Ya, dari kecamatan, bulog dan bagian perekonomian setkab sudah kami periksa,” katanya singkat. (adi/uji)

http://radarmadura.co.id/2014/10/kejari-sumenep-periksa-belasan-saksi-terkait-raskin-lapa-laok/

Sabtu, 11 Oktober 2014

Bulog Akui Ada Kecurangan

Jumat, 10 Oktober 2014

Kupastuntas.co – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pernah menyoroti program penyaluran beras miskin atau Raskin karena banyak penyimpangan. Perum Bulog selaku penyalur Raskin mengakui distribusi beras subsidi ini masih ada kecurangan dan kelemahan.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengakui ada kelemahan dan beberapa kecurangan dalam distribusi Raskin. Namun menurutnya perbaikan program ini terus dilakukan.

"Kita tidak menutup mata atas adanya beberapa kecurangan dan kelemahan dalam pelaksanaan program ini. Perbaikan terus dilakukan, mulai aspek perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi," kata Sutarto di acara Raskin Awards 2014 di Jakarta, Kamis (9/10).

Ia mengatakan, Bulog bertanggung jawab untuk menyalurkan hingga ke titik distribusi yaitu di tingkat kabupaten kota. "Bulog bertanggung jawab hingga ke titik distribusi, turut melakukan perbaikan. Khususnya dalam rangka menjaga kualitas," tutunya.

Ia mengatakan, bila program Raskin sukses mensejahterakan rakyat kecil, mengurangi kemiskinan, juga berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga beras.

"Telah terbukti cukup efektif mengurangi beban rumah tangga miskin. Hasil kajian, program Raskin berkontribusi menjaga stablitas harga beras. Secara tidak langsung mengendalikan laju inflasi," katanya.

KPK sempat menyoroti distribusi Raskin, karena dianggap tak sesuai dengan slogan 6 T yaitu tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat mutu, dan tepat administrasi. (Dtk)

http://www.kupastuntas.co/?page=berita&&no=20214

Jumat, 10 Oktober 2014

Warga Keluhkan Beras Raskin Bau Apek

Kamis, 9 Oktober 2014

KLUNGKUNG, Pos Bali - Perhartian pemeriintah terhadap warga miskin perlu di pertanyakan. Sekalipun ada bantuan raskin namun ternyata kwalitas beras bantuan tersebut tidak bagus. Ini terbukti di kelurahan Semarapura Kaja beberapa warga mengeluhkan beras raskin yang tidak layak komsumsi. Selain bau apek juga banyak kutunya. Padahal bantuan yang diberikan tersebut juga tidak gratis alias tetap bayar.

Dimana untuk satu kampil raskin dengan berat 15 kg mereka harus membayar Rp 24 ribu. Selama ini warga tidak mempermasalahka kalau berasnya kondisinya bagus. Namun belakangan ini beras kwalitasnya jelek dan tidak layak komsumsi. Hal ini dikemukakan salah satu warga  Putu budiarta 32 asal Besang, Semarapura Kaja. “Ini beras berisi kutu dan bercampur abu,” keluhnya.

Padahal selama ini dia menghandalkan raskin tersebut untuk dikomsumsi bersama keluarganya. Karena kondisinya seperti itu dirinya berencana mengembalikan beras tersebut ke Kelurahan. Di karung beras tersebut berisi tulisan kalau beras tersebut di produksi bulan April 2013. Yang mengherankan kenapa beras sebelum di bagikan tidak dilekukan penegcekan dulu. Karena kalau kondisinya seperti ini warga yag dirugikan.

Sementara itu lurah Semarapura Kaja Wayan Budarsana saat di komfermasi mengatakan selama ini warganya belum ada yang mengeluhkan soal raskin yang kwalitasnya buruk.

Diakuinya begitu beras datang pihak kelurahan sudah mengecek beras tersebut. Hanya saja tidak semua beras setiap ampilnya di cek. “Bisa saja yang dicek kebetulan bagus,” ujarnya. Sementara itu dirinya minta kepada warga yang menerima beras raskin tidak bagus agar dikembalikan ke kelurahan.  Untuk itu pihaknya juga akan meminta kaling untuk mengecek kondisi beras raskin yang diterima dari Bulog. 019

http://posbali.com/warga-keluhkan-beras-raskin-bau-apek/

Bos Bulog Akui Program Raskin Ada Kecurangan dan Kelemahan

Kamis, 9 Oktober 2014

Jakarta -Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pernah menyoroti program penyaluran beras miskin atau raskin karena banyak penyimpangan. Perum Bulog selaku penyalur raskin mengakui distribusi beras subsidi ini masih ada kecurangan dan kelemahan.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengakui ada kelemahan dan beberapa kecurangan dalam distribusi raskin. Namun menurutnya perbaikan program ini terus dilakukan.

"Kita tidak menutup mata atas adanya beberapa kecurangan dan kelemahan dalam pelaksanaan program ini. Perbaikan terus dilakukan, mulai aspek perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi," kata Sutarto dalam acara Raskin Awards 2014 di Kantor Bulog, Jakarta, kamis (9/10/2014).

Ia mengatakan, Bulog bertanggung jawab untuk menyalurkan hingga ke titik distribusi yaitu di tingkat kabupaten kota.

"Bulog bertanggung jawab hingga ke titik distribusi, turut melakukan perbaikan. Khususnya dalam rangka menjaga kualitas," tutunya.

Ia mengatakan bila program raskin sukses maka sebagai program mensejahterakan rakyat kecil, mengurangi kemiskinan, juga berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga beras.

"Telah terbukti cukup efektif mengurangi beban rumah tangga miskin. Hasil kajian, program raskin berkontribusi menjaga stablitas harga beras, secara tidak langsung mengendalikan laju inflasi," katanya.

KPK sempat menyoroti distribusi raskin, karena dianggap tak sesuai dengan slogan 6 T yaitu tepat sasaran, tepat jumlah, tepat harga, tepat waktu, tepat mutu, dan tepat administrasi.
(zul/hen)

http://finance.detik.com/read/2014/10/09/125149/2714120/4/bos-bulog-akui-program-raskin-ada-kecurangan-dan-kelemahan?f9911023

Kamis, 09 Oktober 2014

Komisi II Tagih Janji Bulog NTB

Rabu, 8 Oktober 2014

Taliwang, KOBAR – Komisi II DPRD Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) menagih janji Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre NTB untuk segera merealisasikan pembangunan gudang Bolug di Bumi Pariri Lema Bariri.

Sekretaris komisi II, Agusfian SE mengatakan, sejumlah syarat pembangunan Bulog sudah terpenuhi, termasuk telah menghibahkan lahan seluar 2,6 hektar di Kecamatan Seteluk. “Hibah lahan yang menjadi salah satu permintaan sudah dilakukan, tetapi kenapa sampai saat ini belum juga ada proses pembangunannya,” timpal Agung sapaan politisi Partai Bulan Bintang (PBB) itu.


Dibeberkan Agung, informasi yang pernah diterima dari beberapa anggota dewan terdahulu, pembangunan gudang itu terkendala beberapa persoalan, diantaranya soal lokasi dan lahan. Karena mendapat peluang itu, pemerintah KSB akhirnya menyepakati untuk menghibahkan lahan kepada Bulog. “Alasannya sertifikatnya belum selesai, nah sekarang sudah rampung, bulog lagi yang terus mengulur pembangunan itu,” sesalnya.

Diingatkan Agung, pembahasan pembangunan gudang bulog itu dilakukan pada periode jabatan anggota dewan lama. Pertemuan itu bahkan sudah mencapai sejumlah kesepakatan, termasuk rencana dan waktu pembangunannya. “Kami sebagai anggota Dewan periode sekarang harus mengejar untuk segera bisa direalisasikan pembangunan gudang, karena fasilitas itu sangat dibutuhkan oleh para petani,” lanjut Agung.

Agung juga menyampaikan alasan harus mengejar terus pembangunan itu adalah, selama ini KSB dikenal sebagai salah satu lumbung padi NTB. Hasil pertanian yang melimpah tidak didukung dengan kemampuan gudang yang memadai. “Gudang ini sangat penting, kita minta Bulog bisa memahami hal itu. Kalaupun ada masalah, kenapa tidak dikomunikasikan dengan kami,” terangnya. (kimt)


Efran DPRD Sumsel : Bila Terbukti Bulog Salurkan Beras Tidak Layak Konsumsi Akan kita Pecat

Rabu, 8 Oktober 2014

Palembang, Buanaindonesia.com - Pergerakan Mahasiswa Islam indonesia (PMII) menggelar aksi damai di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumsel, Jalan Kapten A. Rivai, Selasa (7/10) terkait dengan penyaluran beras miskin (raskin) yang ternyata tidak layak untuk dikonsumsi masyarakat Sumsel.

Koordinator aksi,  Ejak Triandi, saat orasi menyampaiakan beras yang disalurkan kepada mayarakat itu tidak layak untuk dikonsumsi bagi rakyat miskin.

“Beras bau, pecah-pecah,dan pendistribusian tidak merata,”ujarnya, saat menyampaikan  orasi didepan gedung DPRD Sumsel.

Dan hal yang sama juga dikatakan Heriansyah, Ketua PMII Kota Palembang beras yang disalurkan kepada masyarakt tidak layak konsumsi.

Berkaitan dengan beras Raskin, pihak PMII menyatakan Sikap, Apabila pihak bulog tidak sanggup mengganti kualitas yang lebih baik maka PMII mendesak pemerintah DPRD Sumsel agar mengganti beras yang berkualitas dan bermerek.

PMII minta transparansi anggaran dan pendistribusian beras raskin di Sumsel. Pihak DPRD Sumsel agar mengawasi kinerja bulog terkait beras raskin yang tidak berkualitas.

“Berdasarkan investigasi tim PMII di Sanga Desa Muba beras raskin itu tidak layak, untuk itu pihak DPRD Sumsel untuk mengambil tindakan terkait permasalahan ini,”jelasnya.

Sementara itu, aksi itu diterima oleh beberapa anggota DPRD Sumsel, diantara Chairul C Matdiah, Partai Demokrat, Arkoni, Partai Hanura, Evran, Gerindera, Zainudin, Partai Demokrat, Julius, Partai PDI-P, Sekretaris Dewan Ramadan S. Basyeban

“Nanti komisi dua yang akan mengawasi permasalahan yang adik sampaikan, berhubung komisi-komisi belum terbentuk, jadi adik2 harus bersabar dulu paling lama tanggal 30 oktober ini, alat kelengkapan dewan sudah ada, nanti langsung kita agenda untuk segera memanggil pihak bulog,”ujar Chairul C. Matdiah dari Partai Demokrat, Selasa (7/10)

Efran Effendi, Anggota DPRD Sumsel, dari partai Gerindera,  yang sudah menjabat dua periode ini juga mengatakan hal ini juga pernah terjadi pada tahun 2011.

“Ini terjadi lagi, seperti tahun 2011, pada waktu itu juga terjadi seperti ini kita rekomendasi untuk kita pecat dan ini kita ulangi lagi,”jelas,

Menurut dia, berhubung saat ini komisi-komisi belum terbentuk, jadi paling lambat tanggal 30 Oktober ini akan kita tindaklanjuti.

http://www.buanaindonesia.com/2014/10/07/efran-dprd-sumsel-bila-terbukti-bulog-salurkan-beras-tidak-layak-konsumsi-akan-kita-pecat/

Rabu, 08 Oktober 2014

PMII Palembang: Raskin Pecah-Pecah dan Berkutu

Selasa, 7 Oktober 2014

RMOL. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Palembang menggelar aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Sumsel, Selasa (7/10).

Aksi unjuk rasa berkaitan dengan beras miskin (raskin) yang dinilai massa PMII tidak layak dikonsumsi. Pasalnya, hasil investigasi selama satu bulan terakhir, timnya mendapati raskin tersebut pecah-pecah dan berkutu.

"Mengenai bulog, beras miskin kualitasnya sangat tidak layak, hasil penyelidikan kami raskin tidak layak dikonsumsi, pecah-pecah, dan kutuan," ujar Eza Triandi, Sekretaris Umum PMII Kota Palembang dalam orasinya.

Disampaikan massa, selain pecah-pecah dan berkutu, Raskin yang dibagikan untuk masyarakat Palembang juga dijual dengan harga bervariasi mulai dari Rp30-50 ribu.

"Kami minta DPRD Sumsel untuk mengawasi distribusi raskin, pasalnya ada indikasi penjualan beras di lapangan dimana setiap RT dan kecamatan, bervariasi harganya, kita pertanyakan variasi harga ini, apakaha ada kongkalikong, main mata. Kami tak ingin kaum miskin kota dianiaya," teriaknya.

Massa pun menyampaikan tiga pernyataan sikap kepada DPRD Sumsel, yakni apabila bulog tidak sanggup mengganti yang lebih berkualitas maka PMII mendesak kepada pemerintah provinsi dan DPRD Sumsel agar mengganti merek dan kualitas beras yang lebih efektif dan berkualitas.

Pernyataan sikap selanjutnya, massa PMII meminta transparansi keuangan distribusi beras miskin kepada pihak bulog, hal lain massa juga mendesak kepada pemerintah provinsi dan DPRD Sumsel mengawasi kinerja bulog terkait distribusi beras miskin tersebut.

Sementara setelah berorasi, massa disambut Ketua DPRD Sumsel Sementara Chairul S Matdya bersama sejumlah anggota DPRD Sumsel lainnya.

Salah satu anggota DPRD Sumsel, Zainuddin mengatakan setelah terbentuk komisi di DPRD Sumsel, maka akan memanggil kepala bulog untuk dimintai keterangan terkait keluh kesah yang disampaikan massa PMII.

"Sekarang ini kita baru akan bentuk komisi-komisi, setelah terbentuk komisi, kami akan panggil kepala Bulog," ujarnya.[aar]

http://m.rmolsumsel.com/news.php?id=14646

Tersangka Kasus Bulog Meninggal

Selasa, 7 Oktober 2014

RMOLJabar. Satu dari dua tersangka dugaan penyimpangan beras Bulog 2011 GAN (54), meninggal dunia, Senin kemarin (6/10/14) setelah dirawat empat hari di RSUD dr. Soekarjo.

Menurut Penyidik Kejaksaan Negeri Tasikmalaya Ahmad Sidik, Gan sudah ditahan selama 20 hari di LP Tasikmalaya.

"Almarhum meninggal dunia akibat penyakit paru-paru akut yang dideritanya sejak lama,"ujarnya siang tadi, Selasa (7/10).

Awalnya, lanjut Ahmad Sidik, keterangan dari pihak RS GAN bisa rawat jalan dan bisa dilakukan penahanan dengan perawatan rutin.

"Dalam perkembangan, ternyata perlu dirawat, akhirnya kami membawa GAN ke RSUD dr. Soekarjo,"jelasnya.

Mantan kepala Bulog ini ditetapkan Kejari Tasikmalaya sebagai tersangka kasus penyimpangan beras Bulog 2011 dari hasil audit SPI sebanyak 312 ton, dan jika diuangkan mencapai 2.1 miliar.[pra]

http://www.rmoljabar.com/read/2014/10/07/1822/Tersangka-Kasus-Bulog-Meninggal-

Selasa, 07 Oktober 2014

Tunggakan Raskin 367 Juta, Walikota Desak Periksa Lurah Penunggak

Senin, 6 Oktober 2014

Jurnal,Manado – Persoalan Beras bagi warga miskin (Raskin)  jadi sorotan Walikota Manado.

Pasalnya, berdasarkan laporan dalam rapat koordinasi yang telah dua kali dilaksanakan, masing-masing Rapat Pimpinan dan Rapat Koordinasi Tim Penanggulangan Kemiskinan, ditemukan data belum tuntasnya pengelolaan setoran Raskin.

Dengan demikian, Walikota menugaskan Inspektur Kota Manado untuk melakukan langkah-langkah tindak lanjut.

 "Kalau ini tanggung jawab Lurah, agar Inspektur ambil langkah hukum kepada yang bersangkutan untuk selesaikan. Masalah raskin bersentuhan langsung dengan kebutuhan warga terhadap pangan sehingga harus diprioritaskan penanganannya," ujar Walikota .

Terkait dengan pengelolaan dan pembayaran raskin, Sekretaris Daerah Kota Manado, Ir. M.H.F. Sendoh melalui Kepala Bagian Ekonomi Setda Kota Manado, Pingkan Sinjal, S.E. ketika

dihubungi Senin,( 06/10), usai apel bersama di Kantor Walikota memberikan penjelasan terkait data raskin.

"Data per 15 September 2014 yang kami peroleh, tunggakan raskin seluruh kelurahan di Manado sebesar Rp 661 juta dan ditemukan 2 kelurahan yang belum menyelesaikan setoran raskin 2013 sejumlah Rp 18 juta. Hingga hari ini (06/10), tunggakannya sudah berkurang menjadi Rp 367.063.000 di 58 kelurahan,”

Sesuai arahan dan petunjuk Bapak Walikota kata Pingkan, pihaknya telah melaksanakan koordinasi dengan pihak Inspektorat, melalui Pak Inspektur, dan pihak Inspektorat akan segera mengadakan Pemeriksaan Khusus ( Pemsus) kepada Kelurahan yg menunggak untuk diketahui duduk persoalannya dan mempercepat pembayaran raskin.

Mereka juga sudah berkoordinasi dengan pihak Bulog, terhadap dua kasus tunggakan raskin sebesar Rp 18 juta di dua kelurahan, telah diadakan tindak lanjut hingga pihak Bulog sudah melakukan penyalurah di dua kelurahan tersebut.

Bahkan penyalurannya sudah dua kali dilakukan. “Pihak kami juga sudah menyurat ke seluruh Camat dan Lurah untuk segera melaporkan sisa hutang pembayaran raskin 2014, dan update hasilnya seperti yang kami sampaikan tadi. Atas perintah Pak Walikota kami yakin para pengelola raskin di Kelurahan akan melaksanakannya dengan baik sekaligus hati-hati."pungkasnya.(luq)

http://www.jurnalmanado.com/2014/10/tunggakan-raskin-367-juta-walikota.html

Lima Terdakwa Raskin Dituntut Berbeda

Senin, 6 Oktober 2014

SURYA Online, PAMEKASAN – Lima terdakwa kasus penyelewengan beras untuk masyarakat miskin (raskin) Desa Bulangan Timur, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan, dituntut berbeda. Besarnya tuntutan tergantung peran dan tugasnya, serta berdasar pengakuan terdakwa.
Terdakwa Musa (35), bagian Satker Bulog Pamekasan, yang mengawal pendistribusian raskin dan terdaklwa Takdirul Amin, tim pemantau raskin Pemkab Pamekasan, dituntut 1 tahun 6 bulan penjara. Terdakwa Khairul Kalam (30), eksekutor dan menyewa gudang penyimpanan raskin di Desa Lebek, dituntut 3 tahun penjara. Sedang terdakwa Hadi Murtopo, yang mengatur di lapangan, atas perintah terdakwa Hasan Samsuri, dituntut 2 tahun penjara.
Menurut Jaksa Kejari Pamekasan, Yulistiono, dalam menentukan besarnya tuntutan terhadap lima terdakwa itu, jaksa mempertimbangkan peran masing-masing ke lima terdakwa. "Terdakwa Khairul Kalam tidak mau mengakui perbuatannya dan tidak menyesal, maka tuntutannya lebih besar. Beda dengan terdakwa lainnya yang mengku dan menyesali perbuatannya menjadi bahan pertimbangan untuk meringankan tuntutan,” kata Yulistiono.
Dikatakan, walau ke lima terdakwa belum menikmati hasilnya, masing-masing dituntut mengembalikan kerugian negara sesuai dengan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). "Yang ditanggung bersama-sama, masing-masing terdakwa sekitar Rp 6 jutaan,” ungkapnya.
Kasus raskin 5,040 ton dari Bulog yang melibatkan 5 tersangka, kini mulai disidang di pengadilan tindak pidana korupsi (Tipikor) Surabaya, Jumat (18/7/2014) lalu dan kelima didakwa dengan jeratan Undang-Undang Tipikor dengan tuntutan hukuman 15 tahun penjara.



http://surabaya.tribunnews.com/2014/10/06/lima-terdakwa-raskin-dituntut-berbeda

Sabtu, 04 Oktober 2014

Pengoplosan Beras di Gudang Milik As Di-SP3 karena Kurang Bukti

Jumat, 3 Oktober 2014

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kapolres Tanjungpinang Ajun Komisaris Besar Polisi Dwita Kumu Wardana membantah pihaknya melakukan "tangkap lepas" dugaan pengoplosan beras yang digerebek di gudang sembako milik As di Km VII Tanjungpinang.

Tidak dilanjutkanya penyelidikan dan penyidikan dugaan pengoplosan beras itu, dikatakan Kapolres disebabkan minim dan kurangnya alat bukti.

"Tidak kita lanjutkan penyelidikan dan penyidikanya karena alat buktinya kurang, dan penangkapan ‎kita lakukan saat pengangkutan 3,5 ton beras Bulog yang akan dibawa ke Lapas km 18," kata Dwita, Jumat (3/10/2014).

Dari pengakuan pemilik gudang, kata Kapolres, sebanyak 3,5 ton beras yang diambil dan diangkut dari Bulog Tanjungpinang itu adalah sebagai bahan makanan bagi narapidana setiap bulannya. Namun karena kualitas berasnya jelek, pihak Lapas menggantikan beras 3,5 ton tersebut dengan beras yang layak sebanyak 2 ton kepada As.

"Beras Bulog itu kita tangkap saat diangkut kendaraan, dan belum dioplos di gudang. Alat bukti untuk menindaklanjuti penyelidikan dan penyidikannya kurang, hingga kita SP3-kan," jelasnya.

Penukaran beras, kata Dwita dilakukan Lapas dengan As, agar dapat dikonsumsi napi karena memang beras jatah warga binaan yang dari Bulog tidak layak untuk dimakan. Sedangkan beras Bulog yang ditukarkan ke As, dikatakannya kembali dijual sebagai pakan ternak.

"Memang kualitas beras yang dari Bulog sangat jelek, mungkin Ayam aja disuruh makan juga tidak mau," sebut Dwita.

Memang, tambah Kapolres, dulu As sebagai pemilik gudang, juga mengaku pernah mencampur dan mengoplos beras yang dijual. Tetapi saat ini hal itu sudah tidak dilakukan lagi.

‎Anehnya, keterangan Kapolres ini bertolak belakang dengan keterangan sejumlah saksi yang dikonfirmasi BATAMTODAY.COM, mengenai pelaksanaan penggerebekan.

Salah seorang warga, Ardi mengatakan penggerebekan gudang pengoplosan beras  di gudang milik As, dilakukan sejumlah anggota Operasional (Opsnal) bersama anggota Buser Satreskrim Polres Tanjungpinang, atas dugaan pengoplosan beras berkualitas buruk yang dioplos dengan beras standar dan kualitas bagus kemudian dijual dengan harga yang mahal.

"Saat penggerebekan, polisi saat itu langsung mengamankan sejumlah beras dari dalam gudang sembako itu," kata Ardi.

Hal yang sama juga dibenarkan oleh salah seorang pekerja toko di gudang As. Pekerja yang namanya enggan disebutkan ini, mengatakan kalau pengoplosan beras itu sudah lama dilakukan oleh bosnya.

Saat penggerebekan, kata warga lainnya, sejumlah barang bukti berupa beras yang sudah dioplos dan yang belum dioplos, sempat juga diamanakan dan dibawa sejumlah anggota Polisi ke Polres Tanjungpinang.

Editor: Dodo

Kamis, 02 Oktober 2014

BERAS RASKIN TAK LAYAK DIKONSUMSI

Rabu, 1 Oktober 2014

Tahuna – Kembali jatah beras raskin yang diperuntukan bagi warga miskin ini dikeluhkan oleh ketua LSM Kadademahe Marslem Pulungbara, pasalnya beras yang belum sempat dibagikan kewarga miskin tersebut dinilai tidak dibawa standar kualitas dan tidak layak dikonsumsi.

“ Seperti yang saya temukan di Kampung Gunung kecamatan Tabukan Tengah dan Kampung Bowongkulu Tabukan Utara beras raskin jauh dibawa standar kualitas bahkan tidak layak dikonsumsi.” Kata Pulungbara

Dirinya juga memintah kepada pihak Bulog yang dalam hal ini sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk lebih peka walaupun ada pihak ketiga yang mensuplai bersa tersebut, bahkan DPRD untuk jeli melihat kondisi yang terjadi saat ini.

“ kalaupun pihak Bulog tetap lalai atau sengaja saya memintah pihak berwajib untuk mengusut kasus ini.” Tegasnya

Sementara itu, Pihak Sub Drivre Bulog Tahuna mengakui adanya beras rusak dan tak layak konsumsi ini terdistribusi di sejumlah kampung, namun setelah mendapat informasi dari Kapitalaung, Pihaknya langsung menganti beras tersebut.

“ Ia benar ada beras yang tidak layak dikonsumsi yang sudah terdistribusi ke kampung – kampung tapi kami sudah mengantinya.” Ungkap Kepala bulog Tahuna Samsudin, Sambil meminta secepatnya memberikan informasi ke pihak Bulog apabila masih ada beras yang rusak untuk segera diganti.(gun)


http://beritamanado.com/beras-raskin-tak-layak-dikonsumsi/

Cadangan Beras Bakal Berkurang 500 Ribu Ton, Bulog Mau Impor

Rabu, 1 Oktober 2014

RMOL. Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi kemarau dan kekeringan yang terjadi di beberapa daerah akan berdampak pada mundurnya musim panen. Aki­bat­nya, produksi beras dalam negeri bakal berkurang.

Deputi Bidang Statistik Distri­busi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wi­­bowo mengatakan, jika sam­pai No­vember masih musim kering, ma­ka produksi beras akan berkurang.

“Bisa Januari hingga Febuari berkurang. Kalau Maret itu pun­cak panen, yang biasanya dita­nam November hingga Januari panennya di Maret-April. Tapi kalau masih kering, panen ada tapi April puncaknya,” katanya.

Seharusnya, kata dia, musim kekeringan mulai Mei terus ber­henti di Oktober. Tapi jika dilihat kondisi yang ada, musim keke­ringan akan terus belanjut.

Sasmito mengatakan, dengan ber­gesernya puncak musim pa­nen akan membuat harga beras melonjak. Kendati demikian, dia yakin persiapan Bulog menyiap­kan pasokan pangan khususnya beras akan tercukupi.

“Kalau lihat itu berarti harus ada cadangan, Bulog berusaha beli di dalam negeri atau luar ne­geri sehingga akan suplai pasar bukan hanya beras murah saja, mereka juga punya beras pre­mium untuk jaga pasar,” katanya.

Menurut dia, pekerjaan utama Bulog adalah menjaga stabilitas harga dan melakukan pembelian di dalam negeri.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, mundurnya musim panen akan berdampak pada berkurangnya produksi beras dalam negeri. Ia mencontohkan, mundurnya mu­sim panen yang terjadi tahun ini.

Akibat mundurnya musim panen karena banjir, luas lahan panen berkurang yang menye­babkan produksi pertanian ber­kurang. Kondisi ini menye­babkan serapan Bulog berkurang dan berdampak pada cadangan beras.

Padahal, pemerintah menugas­kan Bulog untuk tetap menjaga stok pada angka 2 juta ton. Se­mentara saat ini cadangan beras di gudang tinggal 1,8 juta ton. Stok itu akan berkurang 500 ribu ton hingga akhir tahun untuk raskin.

”Nah, untuk memenuhi paso­kan itu terpaksa harus melakukan impor. Tapi nilainya sedikit untuk menutupi kekurangan saja akibat mundurnya waktu panen,” kata Sutarto kepada Rakyat Merdeka.

Berasnya sendiri, menurut Su-tarto, biasanya akan diambil dari Vietnam, Thailand dan Myanmar. Namun, perlu ditegaskan, impor dilakukan karena produksi dalam negeri terganggu. ***

http://m.rmol.co/news.php?id=174167