Senin, 30 Juni 2014

Perbaikan Raskin, Tanggung Jawab Siapa?

Senin, 30 Juni 2014

Metrotvnews.com, Jakarta: Semua pihak dinilai harus turut serta dalam memperbaiki kekurangan kelemahan program pengadaan beras untuk rakyat miskin (Raskin) sebagaimana hasil kajian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pasalnya, program ini berkaitan langsung dengan hajat hidup orang banyak, terutama orang miskin yang ada di seluruh Indonesia.

"Yang harus memperbaikinya, ya semua, mulai dari pemerintah pusat, daerah, aparat, dan terutama masyarakat juga harus ikut saling mengawasi. Tidak bisa hanya Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), karena bukan hanya tanggungjawab Bulog semata," ujar Koordinator Pokja Kebijakan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Suahasil Nazara di Jakarta, Senin (30/6/2014).

Menurutnya, semua pihak harus terlibat dalam memperbaiki program yang masih dibutuhkan rakyat miskin tersebut. Sebab, program ini melibatkan berbagai institusi, mulai dari kementerian, pemerintah daerah (pemda), Perum Bulog hingga masyarakat.

"Bulog bertanggung jawab sampai titik distribusi. Kemudian ketika dibagaikan kepada masyarakat, itu sudah tanggung jawab kepala desa, aparat desa, dan tanggung jawab masyarakat juga. Jadi bukan hanya tanggung jawab Bulog, Kemenkokesra, Kemsos, tapi semua, termasuk masyarakat," tuturnya.

Adapun hal-hal yang harus dibenahi dalam program raskin, kata Suahasil, adalah ketepatan sasaran penerima dan waktu penyaluran, kualitas beras, dan harga harus sesuai yang tetah ditentukan. Juga diperlukan peran masyarakat untuk mencegah kebocoran. "Warga yang nama dan alamatnya tercantum sebagai penerima raskinlah yang boleh membeli beras dan menghindari 'bagito' atau dibagi rata," ungkapnya.

Menurut Suahasil, Raskin harus tepat sasaran, karena pemerintah hanya menyediakannya bagi 15,5 juta penerima sesuai kuota nasional yang telah ditetapkan. "Nah, sebanyak 15,5 juta keluarga ini yang kita anggap paling butuh," ucapnya.

Pemda juga mempunyai kewajiban untuk memastikan program ini berjalan sesuai yang ditentukan. Misalnya, pemda wajib mengamankan pengiriman beras dari gudang Bulog hingga ke masyarakat. Selain itu, agar rakyat miskin dapat membeli beras sesuai harga yang dipatok secara nasional, maka pemda harus membayar biaya transportasinya.

"Tapi ada juga pemda yang tidak mau, meski itu tanggung jawabnya. Karna pemdanya ggak mau, akhirnya rakyatnya yang miskin membeli beras itu dengan harga lebih mahal," ungkapnya.

Adapun peran Bulog dalam mencegah penyelewengan program raskin, yakni harus bertanggung jawab atas pendistribusian raskin hingga titik tertentu secara tepat waktu dan sesuai dengan jumlah serta kualitas yang ditentukan agar program ini bisa benar-benar sampai ke tangan yang memerlukan.

"Jadi kualitas beras itu bukan sekedar hanya ada beras, tapi beras yang betul-betul mutunya sesuai standar. Harga juga harus diperbaiki, harga yang harusnya Rp1600, tiba-tiba di lapangan masyarakat miskin harus membelinya Rp2200. Ini juga harus diperbaiki," katanya.

Sedangkan dari sisi ketepatan data, kata Suahasil, memang menggunakan data 2011 dan tentunya di lapangan sudah berbeda. Namun hal itu bisa di-update atau diverifikasi secara langsung, karena sebelum pembagian beras, ada evaluasi melalui rapat desa atau kelurahan melibatkan seluruh elemen.

"Ya, jadi kan ada yang sudah pindah, kondisinya sudah berubah. Ada juga dulu biasa-biasa saja sekarang jatuh miskin. Masukkanlah dalam data itu, tapi jumlahnya tidak bisa diubah atau tetap, karena kesepakatannya dengan DPR-nya begitu," ucapnya.

(Wid)

http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2014/06/30/259118/perbaikan-raskin-tanggung-jawab-siapa

Minggu, 29 Juni 2014

Periksa Kembali Saksi dan Tersangka Kredit Macet Bukopin

Minggu, 29 Juni 2014

JAKARTA – Kejaksaan Agung (Kejagung) segera memanggil dan memeriksa kembali saksi maupun tersangka atas dugaan korupsi pengadaan pengering gabah (drying center) oleh PT Agung Prima Lestari melalui kredit di Bank Bukopin.

Menurut R Widyo Pramono selaku Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Jampidsus), upaya tersebut sebagai tindak lanjut atas penyidikan yang selama ini sempat terbengkalai.

Namun, pemanggilan tersebut tidak serta merta dilakukan, mengingat jumlah saksi dan tersangka cukup banyak. "Nanti akan dicek kembali (berkas penyidikan)," katanya di Jakarta, Sabtu (28/6).

Sebelumnya, ia membantah selama ini membiarkan kasus tersebut mangkrak akibat tidak tersentuh lagi oleh penyidik di Gedung Bundar. Menurutnya, kasus dengan kerugian mencapai Rp 76 miliar itu masih terus didalami oleh pihaknya. "Semuanya masih berjalan, tidak ada yang berhenti," tegasnya.

Ia juga membantah belum didorongnya kasus tersebut ke penuntutan disebabkan munculnya intervensi dari pihak tertentu. Bahkan, ia kembali mengingatkan bahwa pihaknya tidak pernah tebang pilih dalam menangani kasus korupsi yang telah disidik sejak 2008 silam, dengan tersangka 11 orang itu. "Kita selalu bekerja profesional dan on the track. Tunggu saatnya nanti," tandasnya.  

Kasus kredit macet ini bermula saat tersangka berinisial GN bekerjasama dengan Bulog untuk pengadaan drying center atau alat pengering gabah di divisi regional (divre) Bulog Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

GN mengadakan 45 unit drying center dengan perjanjian selama tiga tahun. Bank Bukopin yang menjadi bank pemberi kredit bagi pengadaan drying center itu, berbuat teledor. Pasalnya, kredit yang akhirnya macet ternyata tidak disertai jaminan. Setelah dilacak, APL bukan perusahaan yang valid, sebab kantornya fiktif. (ydh)

http://www.indopos.co.id/2014/06/periksa-kembali-saksi-dan-tersangka-kredit-macet-bukopin.html

Jumat, 27 Juni 2014

Kepala KPU BC Batam Masih 'Sembunyikan' Pemilik 2.000 Ton Gula Ilegal

Jumat, 27 Juni 2014

Tunggu Pemilik Urus Izin dan Kewajiban Pabean.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Kepala Kantor Pelayanan Umum Bea dan Cukai (KPU-BC) Batam Untung Wibowo mengatakan tindak lanjut penanganan 2.000 ton gula ilegal yang ditegah dan disegel di gudang, saat ini masih menunggu penyelesaian pengurusan izin dan kewajiban kepabeanan yang dilakukan pemilik bersangkutan.

Karena pemilik tidak memiliki izin, maka sesuai dengan ketentuan, barang disegel dan ditegah oleh kantor KPU BC Batam. Dalam pelaksanaan penyegelan dan penegahan ini, BC Batam masih memberikan kesempatan pada pemilik barang untuk menyelesaikan izin pemasukan dan kewajiban pabeannya.

"Saat ini masih kita berikan kesempatan pada si pemilik barang untuk memenuhi persyaratanya izin dan kewajiban kepabeananya selama 60 hari," kata Untung Wibowo kepada BATAMTODAY.COM, Kamis (26/6/2014).

Untung juga mengatakan dalam penegahan dan penyegelan 2,000 ton gula yang dimasukan melalui agen pelayaran sebagai penerima, belum ditemukan tindak pidana Kepabeanan, karena gula merupakan barang dengan larangan terbatas yang artinya dilarang karena tidak memiliki izin, atau terbatas karena dibatasi pemasukannya.

"Sepanjang dia memiliki izin, dia diperbolehkan," kata dia.

Ditanya dengan pengakuan BP Batam yang tidak pernah mengeluarkan izin terhadap importasi ribuan ton gula tersebut, Untung malah mengatakan oleh sebab itu secara ketentuan diberikan waktu 60 hari kepada pemiliknya, untuk menyelesaikan izin dan persyaratan pemasukannya.

Secara ketentuan, kata Untung, KPU-BC Batam berikan waktu kepada yang bersangkutan selama 60 hari untuk menyelesaikan izin dan kewajiban impornya. Dan jika pemilik tidak dapat mengurus dan memenuhi izinnya dalam jangka waktu 60 hari, maka barang tersebu akan dilakukan tindakan dengan re-ekspor ke negara asal.

"Pelaksanaan penegahan yang kita lakukan bukan dalam rangka pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana Kepabeanan. Karena sebenarnya dia sudah memberikan pemberitahuan, cuma sampai saat ini pemilik belum memiliki persyaratan impor," ujar Untung.

Ketika ditanya siapa sebenarnya pemilik 2.000 ton gula tersebut, Untung malah mengatakan dari data manifes barang kapal reconsil (Penerima-red) adalah agen pelayaran dan sepanjang dalam pemberitahuan consili-nya DPL itu adalah agen pelayaran maka pihak BC secara formal yang mengakui gula itu adalah milik agen pelayaran.

Sementara itu, agen pelayaran masuknya ribuan ton gula tersebut diketahui bernama PT Batam Putra Tempatan. Wandi, dari perusahaan tersebut sebelumnya sempat menyebut institusi Bulog sebagai pemiliknya.

"Kami sebagai agen penunjukannya. Gula itu milik Bulog, dan ditimbun dulu di gudang PT PTK," kata Wandi, dari agen pelayaran PT Putra Tempatan kepada BATAMTODAY.COM, Selasa (27/5/2014).

Meski belum memiliki izin timbun dan izin impor dari Badan Pengusahaan (BP) Batam, Wandi berkilah masuknya ribuan ton gula putih itu ke Batam sudah secara resmi. Penimbunan itu pun, katanya, untuk sementara waktu karena akan dipasarkan menjelang puasa dan Lebaran tahun ini.

"Ditimbun dulu di PT PTK Kabil untuk (menjaga) operasi pasar menjelang Lebaran. Diawasi P2 (Pengawasan dan Penindakan BC) Kabil (Pelabuhan CPU) karena masuknya resmi," katanya lagi.

Pengakuan Wandi itu menuai protes dari Bulog karena badan tersebut tidak pernah menangani urusan gula, apalagi importasi.

"Tidak benar seperti yang disampaikan itu kalau 2.000 ton gula pasir itu milik Bulog. Setahu saya tidak ada pengajuan (impor) selama ini," ujar Pengadilan Lubis, Kepala Subdivre Perum Bulog Batam, kepada BATAMTODAY.COM, Selasa (27/5/2014) petang.

Dia menegaskan, selama ini Bulog hanya mendistribusikan kuota beras di Batam, dan tidak pernah sama sekali mengelola gula untuk kebutuhan warga Batam.

Sementara di tempat terpisah, Kasi Pelayanan Publik, Subdivre Perum Bulog Batam, Ngaspan, juga mengaku terkejut mendapatkan kabar bahwa ada 2.000 ton gula putih masuk Batam, disebut milik Bulog.

"Tidak pernah kami mengelola gula pasir. Bulog hanya menangani produk beras yang dikirim pusat melalui pelabuhan Dumai," terangnya melalui telepon.

Jajaran Sub Divisi Regional (Divre) Perum Bulog Batam, mendatangi Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cikai Tipe B Batam, Rabu (28/5/2014).

"Tidak benar apa yang disampaikan Wandi dari pihak PT Putra Tempatan. Saya langsung hubungi anak buah saya pada Rabu (28/5/2014) siang kemarin untuk pergi ke kantor BC menanyakan hal itu," kata Pengadilan Lubis, Kepala Subdivre Perum Bulog Batam, Kamis (29/5/2014).

Dia menegaskan, selama ini Bulog Batam tidak pernah sama sekali mengajukan impor gula. Apalagi disebut-sebut sebagai pemilik 2.000 ton gula yang kabarnya didatangkan dari Thailand tanpa kelengkapan dokumen.

"Itu namanya sudah mencatut dan mencoreng nama baik Perum Bulog Batam. Ini jelas gula ilegal, dan merupakan permainan oknum-oknum tertentu," katanya.

Editor: Dodo

Raskin Di Buton Mirip Pakan Ternak

Kamis, 26 Juni 2014

Kendari (Antara News) - Beras miskin (Raskin) yang disalurkan Badan Urusan Logistik (Bulog) Kota Baubau kepada penduduk miskin di Kabupaten Buton mirip pakan ternak.

"Raskin yang diterima warga miskin di Pulau Kadatua, Buton mirip pakan ternak. Setelah dimasak rasa nasinya sangat tidak enak atau tidak layak dikonsumsi" kata salah seorang tokoh masyarakat Pulau adatua, Kabupaten Buton, La Rawu (61) di Kendari, Kamis.

Bulog Baubau selain melayani penyaluran raskin di wilayah Kota Baubau, juga menyalurkan raskin di Kabupaten Buton dan Wakatobi.

Menurut Rawu, beras yang diterima warga miskin di Pulau Kadatua tampak kusam dan kemerah-merahan.

Selain itu, kata dia, berasnya juga banyak bercampur kulit padi dan batu-batu kecil.

"Dalam satu karung beras ukuran 25 kilogram, kulit padi bercampur batu kecil berwarna seperti beras, bisa mencapai satu liter banyaknya," katanya.

Menurut dia, warga miskin membeli beras murah tersebut dari pemerintah desa seharga Rp1.600 per kilogram.

Setiap kepala keluarga kata dia, mendapatkan jatah pembelian beras murah sebanyak 20 kilogram per bulan.

"Pemerintah desa mengambil raskin dari gudang Bulog di Baubau setiap tiga bulan sekali," katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Uwe Maasi, Pulau Kadatua, Nafaruddin yang dihubungi melalui telepon Kamis, membenarkan jika ada beras miskin yang disalurkan kepada warga kondisinya berbau tidak sedap dan tidak enak dikonsumsi.

"Memang ada beras yang diterima dari Bulog Baubau kondisinya seperti sudah rusak, namun tetap disalurkan kepada warga penerima karena untuk mengembalikan ke pihak Bulog terbentur masalah biaya angkut," katanya.

Pihak Bulog sendiri menurut Nafaruddin, memberikan kesempatan kepada para kepala desa untuk mengembalikan beras yang diterima jika kondisinya sudah rusak dan tidak layak konsumsi, lalu menukarnya dengan beras yang bagus.

Namun, para kepala desa kata dia, kesulitan mengembalikan beras ke Bulog Baubau karena tidak ada biaya angkkut.

"Mengangkut beras dari gudang Bulog ke Pulau Kadatua membutuhkan biaya angkut yang lumayan besar. Makanya, setiap beras yang sudah sampai di Pulau Kadatua, kita kesulitan mengembalikannya ke pihak Bulog Baubau," katanya.

http://www.antarasultra.com/berita/272470/raskin-di-buton-mirip-pakan-ternak

Kamis, 26 Juni 2014

Bulog Jatim Tidak Transparan Terkait Penyaluran Raskin 2014

Rabu, 25 Juni 2014

Surabaya-lidikkrimsus.Com : Humas Bulog "Yulia Hermawati "yang Hendak di konfirmasi awak media Tim lidikkrimsus.Com terkait tugas dari redaksi untuk meng konfirmasi 5 poin yang berhubungan dengan Penyaluran beras Raskin dan Stok beras menjelang Ramadhan untuk kalangan orang tak mampu serta RTSPM pada Wilayah Bulog Jawa Timur

Pertanyaan 5 poin tugas dari redaksi sebagai berikut ;
1. Berapa jumlah pengadaan raskin untuk tahun 2014 ?"

2. Dari setok pengadaan raskin tersebut terkait pendistribusianya di distribusikan ke berapa wilayah se Jawa Timur ?"

3. Berapa jumlah RTSPM ( Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat ) se Jawa Timur ?"

4. Kuwalitas pengadaan raskin apakah masih mengacu ke Inpres No 3 Tahun 2014 dan Pedum Raskin ?"

5. Ketika ditemukan kuwalitas raskin yang tak sesuai dengan inpres tersebut apa yang dilakukan oleh Bulog ?

Namun humas terkesan Menghindar Pasalnya, Selasa(26/6) dua orang pegawai Asorsing bernama Dinda(18) dan Lia(27)yang berkantor bulog Divre jawa timur di Jln: Ahmad yani Kota Surabaya , Provinsi Jawa Timur, Yulia Rahmawati masih Rapat....!!! Ujar dua orang pegawai tersebut.tak lama Berselang Lima menit ternyata yang bersangkutan selaku (TU)Tata Usaha di kantor bulog melintas-RED.

sempat juga di tegur oleh pegawai bernama Lia(27) yang sempat juga mengatakan sebentar lagi ya,saya Temui mereka Nanti...papar...Lia.

Setelah bertemu ternyata Yulia Rahmawati menjawab Dua pertanyaan dari Lima(5) pertanyaan itu.

Hanya no.1 dan no.3,seHingga sempat menyalahkan peraturan baru yg di gunakan sekarang untuk penyaluran peraturan dari Inpres No.3 tahun 2012,bukan aturan baru Inpres no.3 tahun 2014 masih pakai pedoman lama, sedangkan yang lainnya kebijakan penyaluran nya dari kabupaten/ kota itu sendiri ,kami hanya sesuai permintaan.

Namun yang dapat d himpun Tim media jawaban yang di berikan Stok Ton beras hanya ada 13,2.bln sejumlah beras 565,866.Ton,penyaluran Raskin seluruhnya 342,055 Ton untuk RTSM 2857,469 X 15 kg/bln namun sedikit berbeda menurut Data yang di berikan Humas pada media melalui Data Penerima Raskin 38 kab/kota RTS-PM mulai terhitung Januari/Desember 2.857.469.Ton Beras penyaluran dari 662 kecamatan,8.506 Desa,usai keluar dari Ruangan Humas.

Sementara Data yang Lainnya agak tertutup besar kemungkinan,jelas Sudah selaku humas Bulog di kantor Jatim itu ,Alergi pada wartawan.

Sebab indikasi jelas di Atas meja ada Absen nama-nama oknum Wartaawan yang di kondisikan pihak oknum bulog tersebut.

Terus terang kami mengacu pada Perdum Raskin dan Laporan (TPK2K)Tim Nasional Percepatan Pengentasan kemiskinana ,yang sangat Rahasia ,saya tak berani memberikan Data Sangat Rahasia...papar Yulia.

Hingga berita ini di Terbitkan ,selaku Humas yang terkesan tak berSahabat.
(Kontributor ¤DNST¤)

http://www.lidikkrimsus.com/2014/06/bulog-jatim-tidak-transparan-terkait.html

Selasa, 24 Juni 2014

Bulog Dan Pemkab Situbondo Tarik Raskin Tak Sesuai Tonase

Senin, 23 Juni 2014

Situbondo, Bhirawa
Permasalah beras untuk masyarakat miskin (raskin) mendapat perhatian serius dari pihak Pemkab Situbondan dan Bulog Divre Bondowoso (Bondowoso-Situbondo). Kedua instansi ini siap menarik raskin yang tidak sesuai dengan tonase atau berat yang tertera di kantung atau sak.
Menurut Kepala Sub Bulog Bondowoso, Arjun Ansor Siregar, pihaknya sudah menjalankan delapan alokasi, salah satu diantaranya meliputi kualitas, tugas dan administrasi. Yang jelas, ujar Ansor, pendistribusian raskin harus dilakukan dengan bagus. “Memang ada keluhan. Namun kita konsisten untuk melakukan penggantian sesuai dengan ketentuan yang ada. Tentunya harus menggunakan prinsip pengecekan dulu melalui timbangan dan kualitas berasnya. Baru setelah itu beras disalurkan ke RT dan dikomunikasikan dengan gudang sebagai pengirim,” katanya, Senin (23/6).
ia mencontohkan, jika beras yang dikirim berjumlah satu ton dan ada tiga sak beras yang tonasenya kurang, Bulog selalu siap untuk menarik dan segera melakukan penggantian. Dengan adanya koordinasi yang baik antara Bulog dan Pemkab, lanjut Ansor, pihaknya sangat yakin penyaluran raskin akan berjalan dengan baik. “Untuk informasi ada tidaknya raskin ke-13, kami masih menunggu kabar dari pusat. Sebab hingga kini hal tersebut belum diinformasikan dari Divre Bulog Jatim,” tegas pria asal Sumatera Utara itu.
Sementara itu, Asisten II Setkab Situbondo, Akhmad Sugiarto, mengatakan selama 6 bulan Januari-Juni 2014, tidak ditemukan kendala yang berarti dalam pendistribusian raskin di Situbondo. “Alhamdulillah tim raskin, bisa mengendalikan pendistribusian raskin dengan tepat sasaran. Kedepan, kami tidak menginginkan temuan salah sasaran. Artinya, di level bawah melakukan penyalahgunaan kewenangan, sehingga raskin 6 bulan kedepan dapat berjalan dengan baik,” papar mantan Kabag Hukum Setkab itu.
Masih kata Akhmad Sugiarto, dari hasil pendataan BPS, untuk perlindungan sosial, hingga kini jumlah penerima masih belum berubah. Sebaliknya, ungkap pria yang akrab dipanggil Modot itu,  apabila penerima maanfaat dimasing-masing desa sudah layak diganti, maka harus segera diganti sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. “Kami tegaskan bahwa, pendistribusian raskin harus sampai di balai desa/kelurahan. Jika ada masalah kualitas atau kuantitas, maka kades agar menimbang lebih dahulu, sehingga beras tidak kurang. Jika ada kekurangan langsung bisa dikembalikan dan akan diganti saat itu juga,”pungkas Modot.
Sebelumya pada Jumat (20/6), Sub Bulog Divre Bondowoso (Situbondo-Bondowoso) bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Situbondo menggelar rapat koordinasi dan evaluasi raskin 2014. Acara yang dipusatkan di gedung Pemkab lantai II itu dibuka Asisten II Setkab, Akhmad Sugiarto SH MH bersama Kasub Bulog Arjun Ansor Siregar dan Kabag Perekonomian Sukarsono, sejak pukul 08.00 wib. Hadir diantaranya, tim raskin berikut 17 Camat dan 136 Kades se kabupaten Situbondo. [awi]

http://harianbhirawa.co.id/2014/06/bulog-dan-pemkab-situbondo-tarik-raskin-tak-sesuai-tonase/

Sabtu, 21 Juni 2014

Praktik Kotor Sub Bulog Bojonegoro Kirim Beras Busuk Keluar Jawa

Jumat, 20 Juni 2014

SURABAYA [DOBRAKNEWS.COM] Mutu beras yang dipasok sub Bulog Bojonegoro mrlalui pelabuhan laut tujuan Sibolga Sumatra Utara dengan KM Tunas Dua, diduga melalui restu Kepala Bulog Jawa Timur (Jatim). Sekitar 3000 Ton beras masyarakat miskin (Raskin) meskipun telah diungkap dan dipublikasikan tidak ada tindakan tegas pemerintah dan beras tidak layak komsumsi itu tetap dikirim.

Perilaku kotor dan permainan sub Bulog Bojonegoro, telah tercium dua kali pengiriman dengan kualitas beras tak layak komsumsi, pertama berlangsung pada tiga bulanan mengirim beras mangkak, kotor, berkutu, dan apek ke Dumai. Bebrapa hari lalu dikirim  ke Sibolga. Artinya tidakan dan perilaku itu bisa dipastikan bahwa pengiriman beras tidak bermutu keluar jawa ada dugaan menjadi permainan oknum-oknum pejabat Bulog. Jika praktik permainan itu dibiarkan beras berkutu akan selalu di kirim keluar jawa denga alasan bahwa kerusakan ada diatas kapal saat pengapalan berlangsung, padahal sesuai fakta beras tersebut sengaja dikirim dari bulog sendiri dan beras bermutu diduga menjadi permainan korupsi dan kolusi oknum pejabat yang patut untuk dilaporkan ke KPK.

Kahumas Divre Bulog Jatim, Julia Herawati dikonfirmasi melalui Hand Phone, namun yang bersangkutan hanya menyampaikan lewat pesan singkat,” Sorry masih diluar kota. Nanti kalo sdh datang akan sy konfirmasikan dulu datanya “,katanya. Perilaku humas Bolog terkesan alergi jika dikonfirmasi dan berusaha menutup-nutupi permainan tersebut.

Hasil investigasi dan penelusuran Dobraknews.com permasalahan beras tidak bermutu terjadi karena beberapa fakta diantaranya selama ini sub bulog mengunakan gudang diluar bulog. Perilaku itu menjadi praktik yang dikemas dan telah berlangsung lama, Jika praktik itu dibiarkan tentu akan menciptakan praktik kotor dan korupsi yang patut dipertanggungjawabkan oleh oknum pejabat bolog di Jatim.

Roby pemeriksa Balai Karantina Tumbuhan menerangkan jiga dilapangan ada penyimpangan dari yang telah dilakukan pengecekan karantina, bisa saja beras yang dikirim bukan yang telah diperiksa,” Setiap pemeriksaan beras di gudang berdasarkan permintaan dari bulog “,jelasnya, Selasa (17/6/2014). Lanjut Roby, nanti akan kami koordinasikan terkait kejadian yang berulang ini,” Karantina hanya memberikan sertifikasi hamanya pada beras terperiksa, kalau ada yang lain tanggung jawab bulog “,imbuhnya . (Martin)

http://www.dobraknews.com/2014/06/praktik-kotor-sub-bulog-bojonegoro.html

Jumat, 20 Juni 2014

Lurah Kampung Baru Tolak Beras Raskin

Jumat, 20 Juni 2014

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Lurah Kampung Baru, Kecamatan Bacukiki Barat, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, menolak beras jatah raskin untuk warganya pada Juni 2014 yang disalurkan Bulog Parepare.

"Kami menolak karena kondisi beras dinilai tidak layak
bagi warganya, hal itu berdasarkan laporan warga," kata Lurah Kampung Baru, Aris Munir menanggapi penolakan Raskin di wilayahnya, Kamis.

Menurut dia, penolakan jatah raskin bagi warganya tersebut, karena pihaknya menganggap beras yang disalurkan pihak Bulog Parepare tidak sesuai dengan standar Raskin.

Dia mengatakan, apabila tetap memaksakan menerima Raskin dari Bulog, dikhawatirkan warganya berpikiran pihak lurahlah yang menukar Raskin itu dengan beras kualitas rendah.

"Jadi kalau beras dari Bulog tersebut tetap kami terima, nanti kami dipikir yang menukar beras itu, karena kondisinya memang tidak layak dan tidak sesuai standar Raskin," katanya.

Beras yang diterima pihaknya dari Bulog saat ini, kata Aris, kualitasnya rendah dan tidak sama dengan Raskin yang diterima warganya pada priode bulan sebelumnya.

"Kendati demikian, kami berupaya agar jatah Raskin bulan ini, bisa diterima warga tepat waktu karena merupakan kebutuhan warga," ujarnya.

Dari informasi yang dihimpun diketahui, di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Bacukiki Barat terdapat 186 Kepala Keluarga yang mendapat Raskin atau sebanyak 2.790 Kilogram dengan harga Rp1.600 perkilo. Beras itu berbenih dan berbatu.

Sementara, Ahmad Wijaya Kasi Pelayanan Publik Bulog Parepare mengatakan, masyarakat sebaiknya memahami standarisasi beras raskin.

"Perlu dipahami jika Raskin itu tidak seperti beras kepala yang bagus, beras raskin kami sudah sesuai dengan standar yang ada," katanya.

Dia mengatakan, ketika ada beras yang kotor dan tidak sesuai dengan timbangan, pihak bulog siap menganti beras raskin pada saat itu juga.

"Kami akan ganti kalau memang tidak sesuai, namun kami tetap sesuai dengan standarisasi raskin yang berlaku secara nasional," ujarnya.

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/06/19/n7fb44-lurah-kampung-baru-tolak-beras-raskin

Raskin Susut, Kades Lapor Bulog

Jumat, 20 Juni 2014

RUTENG, TIMEX - Warga Desa Popo Kecamatan Satar Mese Barat Kabupaten Manggarai mempersoalkan berkurangnya jatah raskin dari berat bersih setiap karung. Mestinya, dalam satu karung berat bersih mencapai 15 kg. Setelah warga menimbang ulang, total raskin menyusut hinga 2-3 kg per karung dan total keseluruhan mencapai 700 kg.
Informasi yang diperoleh Timor Express menyebutkan, penyusutan jatah raskin terjadi hampir di semua desa di Manggarai. Bahkan, warga dan aparat desa mencoba menimbang kembali raskin yang dibagikan. Ada lima karung yang ditimbang dengan hasil beratnya tidak sampai 15 kg. Hasil timbangan itu bervariasi yakni sekarung berisi 14,9, 14,8 dan 13,8 kg. Warga sempat tidak mau menerima beras tersebut saat pembagian dari desa.
"Warga persoalkan mengapa beras itu susutnya dalam sekarung cukup banyak. Berarti, orang Bulog tidak timbang lagi saat disalurkan ke desa-desa. Warga protes keras dan minta kades untuk langsung lapor ke Bulog di Ruteng," ujar Markus Malut, warga  Desa Popo Kecamatan Satar Mese Barat belum lama ini.
Sementara, Kasubdivre Bulog Ruteng, Imanuel Louk kepada Timor Express mengaku, telah mengetahui informasi tersebut atas laporan kepala desa (kades).
Laporan dari kades bahwa ada penyusutan yang mencapai 700 kg untuk jatah enam bulan bagi 98 rumah tangga sasaran penerima raskin. Laporan tersebut telah disikapi akhir pekan lalu.
"Kita telah dilaporkan bahwa ada raskin berkurang dalam satu karung berisi 15 kg. Ada lima karung yang ditimbang lagi saat itu. Betul ada penyusutan yang menyebabkan beratnya tidak sampai 15 kg. Dari hasil timbangan itu, warga simpulkan semua beras dalam karung itu susut semua," katanya.
Menyikap masalah tersebut, pihaknya menindaklanjuti dengan menurunkan sejumlah stafnya ke Desa Popo. Tugas staf adalah mengambil kembali beras yang belum dibagikan kepada warga untuk digantikan dengan beras yang beratnya pas 15 kg. Tetapi, setelah sampai di desa, semua beras telah dibagikan kepada para penerima.
Dikatakan, dari karung-karung ada memang yang robek dalam pengangkutan. Karena karung robek, otomatis beras keluar atau tumpah dalam perjalan, sehingga berkurang jumlahnya. Karena itu, tidak semua karung robek dan tidak semua juga beras susut. Kalau benar susut, Perum Bulog siap menggantinya.
Seorang staf Bulog, John menjelaskan, laporan itu masuk ke Satker pekan lalu bahwa ada penyusutan atau berkurang berat beras dalam sekarung. Hal itu diketahui setelah warga menimbang kembali beberapa karung. Susutnya bervariasi dan warga hitung menyeluruh jumlahnya 700 kg untuk jatah Januari sampai dengan Juni, tetapi disalurkan sekali saja.
Untuk distribusi raskin sekarang ini kata John, langsung diturunkan ke RT agar lebih mudah pengambilan oleh warga dan pengecekannya.
Padahal, ketentuannya raskin untuk satu desa diturunkan pada satu titik distribusi dan selanjutnya dibagikan desa ke penerima.
Pendropingan raskin langsung ke RT memudahkan masyarakat mengambil Raskin, karena lebih dekat dengan rumahnya. Pengecekan penyaluran raskin juga lebih mudah karena jumlah penerima tidak banyak pada setiap RT. (kr2/ays)


Kamis, 19 Juni 2014

Harry Daya: Ada Dugaan Beras Bulog Dioplos

Kamis, 19 Juni 2014

Pontianak (Antara Kalbar) - Anggota Komisi A DPRD Kota Pontianak Harry Andrianto menyatakan berdasarkan investigasi dan laporan masyarakat ada dugaan beras masyarakat miskin atau beras Bulog dioplos menjadi beras mahal.

"Praktik oplosan beras antara oknum pegawai Bulog, pegawai kelurahan hingga ke pedagang `hitam` sebenarnya bukan barang baru dan praktik tersebut terbilang terbungkus dengan rapi," kata Harry Andrianto di Pontianak, Kamis.

Harry menjelaskan modus penyelewengan beras masyarakat miskin yakni melalui kuota raskin yang tidak diketahui oleh masyarakat.

"Sehingga dampaknya banyak masyarakat yang tergolong miskin atau yang seharusnya mendapat raskin menjadi tidak dapat akibat penyelewengan beras tersebut," katanya.

Dari informasi yang diterima, ada beberapa toko di Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya yang menerima penjualan raskin, kemudian beras itu dioplos menjadi beras mahal dengan cara dicampur dengan pemutih zat kimia.

"Setelah beras itu tampak putih, bersih dan wangi lalu beras oplosan itu dimasukkan dalam karung yang sudah punya nama, lalu kemudian beras itu dijual dengan harga tinggi," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Anggota Komisi A DPRD Kota Pontianak mendesak pihak kepolisian untuk mengungkap kasus dugaan beras masyarakat miskin atau beras Bulog dioplos menjadi beras mahal yang melibatkan banyak pihak tersebut.

"Aparat hukum jangan tutup mata dalam kasus ini, karena selain merugikan negara, praktik penyimpangan beras masyarakat miskin juga sangat merugikan masyarakat yang tidak mampu," katanya.

Sebelumnya, Kapolres Pontianak AKBP Hady Purnomo menyatakan pihaknya menyita sebanyak lima jeriken cairan yang digunakan untuk bahan pemutih beras, sementara jumlah beras masih dalam tahap penghitungan.

"Hingga saat ini kami sudah memeriksa dua orang saksi, untuk pemilik Alim masih belum bisa dipanggil karena sedang tersangkut proses hukum dalam kasus gula ilegal," katanya.

Pihaknya juga sudah menyita puluhan karung beras yang belum sempat dilakukan pengoplosan. Sementara beras yang sudah dioplos masih dalam penghitungan, katanya.

Gudang tersebut berada di Kecamatan Wajok Hilir, kilometer 8 yang diduga milik pengusaha besar Kalbar yang kini menjadi terdakwa kasus gula ilegal, The Lu Sia atau A Sia.

Tersangka atau pemilik gudang terancam UU No 18/2012 tentang Pangan, dan UU No. 23/1992 tentang Kesehatan, kata Hady Purnomo.

(A057/N005)

http://www.antarakalbar.com/berita/323799/harry-daya-ada-dugaan-beras-bulog-dioplos

Beras Bulog yang Dimakan Rakyat Berkutu?

Kamis, 19 Juni 2014

Henri Burju Simanjuntak menyebutkan inilah nasib penunggu beras raskin (beras bagi warga miskin -red). Kenapa sampai begini terjadi? Apakah rakyat miskin ini jatahnya harus beras berkutu? Apakah rakyat miskin ini harus memakan beras berkutu?
"Inilah yang saya belum mengerti sampai sekarang, Indonesia tanah airku. Begitu luas persawahan di Indonesia tapi rakyat harus mendapat jatah raskin dan dan berkutu lagi. Bingung, bingung, program pemerintahan selalu terjadi pembodohan," ujar Henri Burju Simanjuntak.

Juliandi Siregar minta dugaan ini diusut tuntas!! Inikan cerita yang sudah kesekiankali kita dengar. Kualitas beras Bulog banyak masalah, soal beras Bulog berkutu sudah sering didengar. Kasihan rakyat kecil dibohongin terus dengan beras begituan.

"Maka kasus ini harus diusut pihak berwajib. Tangkapin itu orang-orang yang mempermainkan hak-hak masyarakat kecil, jangan cari-cari alasan, segera usut tuntas!!!! Semoga ada yang mendengar keluh warga ini," harap anggota DPRD Medan ini.

Rikson Pandapotan Tampubolon berharap jangan sampai isu sentral beras berkutu jadi bergeser ke penyebab gatal - gatal buruh bongkar muat. Inspektorat harus mengusut tuntas dua masalah tersebut.

Pertama, penyebab beras berkutu dan penyebab gatal - gatal buruh.
Beras berkutu mengisyaratkan masih lemahnya pengaturan tentang sirkulasi stok beras dalam Bulog. Ini persoalan klasik yang terus berulang, seakan tidak ada usaha yang berarti dari Kepala Bulog untuk menyiasati masalah klasik tersebut.
"Akibat masalah ini telah menjadi persoalan klasik, saya takut ini tidak dipandang menjadi sebuah masalah dari Perum Bulog," ujar Rikson Pandapotan Tampubolon.

Yoga Didier Pratama yakin masalah ini bukan terletak pada berasnya, tapi pada kepedulian kita melihat nasib si buruh. Bayangkan nasi yang kita makan, mereka itu yang mengangkat. Tapi badan mereka kini gatal-gatal. Mungkin beliau berdasi itu menyangkal bukan kutu.

Tapi kutu atau bukan, kan tetap merugikan si buruh. Hal kecil seperrti ini saja negara sudah abai nasib si buruh, bagaimana dengan hal yang besar? Negara yang peduli pada nasib buruh adalah negara yang siap maju.

"Lihatlah Jepang. Negara ini harus berubah dan lebih peduli kepada buruh yang menjadi tulang punggung kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Yoga Didier Pratama.

Kata Askar Marlindo, kalau benar masuknya beras Bulog sebanyak 5000 ton ke Sumatera Utara melalui Pelabuhan Belawan mengandung kutu, maka Bulog harus menolak beras tersebut. Karena beras tersebut diperuntukkan bagi rakyat miskin ini harus segera dikembalikan ke asalnya.

Kan kasihan rakyat yang memakannya ini bisa berbahaya menimbulkan berbagai penyakit. Kita juga meminta kepada perusahan yang menggunakan angkutan laut, terutama untuk membawa beras dan jenis pangan lainnya harus mengguanakan kapal yang bersih. "Karena yang dibawa adalah beras dan komoditas lainnya," ujar Askar Malindo.

http://medanbisnisdaily.com/news/read/2014/06/19/101589/beras_bulog_yang_dimakan_rakyat_berkutu/#.U6LIgOOSyGo

Komisi IV Mengharapkan Perbaikan Kinerja Bulog

Rabu, 18 Juni 2014

Komisi IV DPR RI mengaspresiasi dan mengharapkan perbaikan kinerja Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam rangka mengemban dua misi, yaitu ketahanan pangan untuk rakyat miskin memenuhi ketersediaan raskin dan sebagai stabilator harga.

Rapat dengar pendapat, yang dipimpin Wakil Ketua Komisi IV Ibnu Multazam dari Fraksi PKB dan dihadiri oleh Soetarto Alimoeso sebagai Direktur Utama Perum Bulog, Selasa (17/6), di Gedung DPR RI, Jakarta..

Anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 8.333/kg sesuai APBN yang ditetapkan sebesar 18 triliun dengan pencairan pada Semester 1 2014 sebesar 11 Triliun dan Desember sebesar 18 triliun untuk rencana RKL dan RKA Perum Bulog 2015 dengan anggaran sebesar 20 triliun. Anggaran yang ditetapkan ini meliputi sasaran subsidi Raskin, cadangan beras pemerintah, serta margin fee.

Made Urip dari F PDIP menyatakan bahwa, Masalah kinerja dan masalah hipertesi terhadap Perum Bulog mengenai raskin harus ditingkatkan, diperkuat serta lebih diperdalam agar terjaga dengan baik. Perum Bulog Raskin perlu dorongan Bulog petani dikarenakan Bulog sebagai fungsi public dan komersial. Membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi.

“Fungsi komersial yang terdapat pada Bulog Mart mengenai kualitas dan mutu, perlu perbaikan kedepan untuk Raskin 2015. Bulog harus punya pondasi untuk kedepan, dan program untuk Raskin harus diperbaiki dan ditambah dalam,” katanya.

Dalam Perum Bulog ini terdapat Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebesar 2 triliun. CBP ini diperlukan untuk para petani saat terjadi bencana, serta musim panceklik. CBP ini perlu dilakukan sosialisasi dan kerjasama dengan pemerintah daerah atau kabupaten.  “Banyak para petani ketika musim panceklik tidak mengajukan CBP dikarenakan mereka tidak mengetahui adanya CBP”, ujar Made Urip.

Selain itu, Herman Khaeron F-Partai Demokrat mengatakan, Subsidi jangan menjadi sarana untuk mendapat keuntungan pihak lain kalau estimasinya sesuai kebutuhan lebih baik Bulog langsung terjun ke sasaran langsung, bisa menggunakan kartu Raskin, Kartu Raskin ini gunakan untuk yang layak mendapatkan Raskin.

Alimoeso sebagai Direktur Utama Perum Bulog mengatakan bahwa Bulog sudah mempunyai langkah-langkah seperti menyusun kualitas, mereview HBP luar negeri, melakukan pengecekan Raskin sebelum disalurkan, membatasi jumlah raskin sesuai kondisi dan kebutuhan, menyusun harga tembus raskin, mengerjakan tim kordinasi online, serta sosialisasi kepada media.

Para anggota Komisi IV mengapresiasi berjalannya Program Raskin. Dengan berjalannya program Raskin tersebut para anggota mengharapkan perlunya antisipasi dan persiapkan lebih awal untuk memprediksi situasib setahun kedepan mengenai permasalahan yang sekiranya akan terjadi walaupun situasi cepat berubah agar nantinya dapat ditangani. Semoga bisa menangani pangan secara keseluruhan bukan hanya mengenai isu-isu beras miskin saja tetapi hal yang berhubungan dengan pangan.

Hasil Rapat dengar pendapat yang dibicarakan oleh Perum Bulog dengan Komisi IV mengenai realisasi penyaluran Raskin. Komisi IV DPR RI menyetujui anggaran Subsidi Raskin, Cadangan Beras Pemerintah, dan Margin Fee tahun anggaran 2015 sebesar RP 24.096.583.706.750. (as/za)

http://www.dpr.go.id/id/berita/komisi4/2014/jun/18/8221/komisi-iv-mengharapkan-perbaikan-kinerja-bulog

Selasa, 17 Juni 2014

Bulog Diduga Pasok Beras Berkutu ke Belawan

Selasa, 17 Juni 2014

MedanBisnis - Belawan. Sebanyak ribuan ton beras dari 7.500 ton beras yang dikirim PT Surya Artha Bina Usaha Pare-Pare dengan kapal KM Harmoni Sejati ke Perum Bulog Divre Sumatera Utara (Sumut) melalui Pelabuhan Belawan diduga mengandung hama kutu. Akibatnya, sejumlah buruh yang melakukan pembongkaran mengalami gatal-gatal di sekujur tubuhnya.

Informasi dihimpun MedanBisnis di Pelabuhan Belawan, Senin (16/6) menyebutkan, kapal KM Harmoni Sejati bersandar di dermaga 103 Pelabuhan Belawan membawa muatan 7.500 ton beras asal Pare-Pare yang dikirim ke Perum Bulog Sumut, Minggu (8/6).

Proses bongkar muat beras antarpulau itu ditangani oleh Perusahaan Bongkar Muat (PBM) PT Sepakat Maju. Sementara proses pengeluaran barang dari Pelabuhan Belawan ditrangani oleh EMKL PT Daya Eka Samudera (DES).

Ketika buruh Pelabuhan Belawan melakukan pembongkaran beras antarpulau itu, tiba-tiba hama kutu dari tumpukan karung beras berkeluaran dan hinggap di tubuh para buruh."Akibatnya, sekujur tubuh buruh yang dihinggapi hama kutu tersebut menderita gatal-gatal sehingga sempat mengganggu aktivitas bongkar muat. Setelah serangan hama kutu mereda barulah aktivitas bongkar muat beras pun dilanjutkan," kata Heri (34), seorang buruh Senin (16/6).

Humas Perum Bulog Divre Sumut Rudi Adlyn yang dihubungi MedanBisnis melalui sambungan selular, menepis tudingan jika beras antarpulau yang mereka pasok dari Pare-Pare ke Sumut itu mengandung hama kutu.

Dia mengemukakan yang menyerang buruh bongkar muat bukan kutu tetapi semacam hama yang menempel di karung beras karena lama ditimbun di gudang asal beras. "Hama itu hanya menempel di luar beras atau di dinding karung sehingga beras tersebut tidak berbahaya untuk dikonsumsi warga. Jika hama tersebut merupakan kutu yang berbahaya maka pihak Karantina Pertanian yang melakukan pemeriksaan tidak akan mengizinkan beras tersebut dibongkar," kata Rudi.

Hal senada dikatakan Dedi selaku wakil PBM PT Sepakat Maju dan EMKL PT Daya Eka Samudera (DES). Menurutnya, hama yang menempel di karung beras tersebut biasa dibawa dari luar daerah ke Pelabuhan Belawan. Hama itu berasal dari gudang beras dari daerah asalnya dan tidak termasuk hama berbahaya.

Dia memastikan hama tersebut tidak akan membahayakan terhadap manusia yang mengonsumsi beras tersebut. "Jika berbahaya pasti Karantina Pertanian Pelabuhan Belawan melarang beras tersebut untuk dibongkar," katanya.

Humas Pelindo I Cabang Belawan M Azmi Jauhari mengakui kapal KM Harmoni Sejati bersandar di Pelabuhan Belawan pada Minggu (8/6) membawa muatan 7.500 ton beras milik Perum Bulog Divre Sumut. "Kapal akan meninggalkan Pelabuhan Belawan sore ini [Senin, 16 Juni 2014]," ujar Azmi.(wismar simanjuntak)

http://medanbisnisdaily.com/news/read/2014/06/17/101024/bulog_diduga_pasok_beras_berkutu_ke_belawan/#.U6A5ZeOSyGo

Bantah Isu, Jokowi Janji Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Raskin

Selasa, 17 Juni 2014

PURWAKARTA, KOMPAS.com — Calon presiden Joko Widodo alias Jokowi memanfaatkan waktu kampanye di Kota Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (17/6/2014), untuk menepis segala fitnah terhadap dirinya. Di depan sekitar seribu warga di Alun-alun Kota Purwakarta, dia mengatakan bahwa sejumlah fitnah sudah menerpa dirinya semenjak deklarasi pencapresan.

"Di tabloid Obor Rakyat disebut bapak saya orang Singapura. Wajah ndeso gini kok orang Singapura," ujar Jokowi.

"Yang betul, bapak saya dari Karanganyar. Ibu saya dari Boyolali. Ini saya ulang-ulang terus karena di bawah itu terpengaruh. Kalau ndak saya jelasin, nanti dibilang bapak saya orang Amerika lagi," lanjutnya.

Jokowi menambahkan, ada lagi isu miring yang menerpa dirinya di kalangan tenaga pendidik. Beredar isu, jika Jokowi-Jusuf Kalla menjadi presiden dan wakil presiden, uang sertifikasi tunjangan guru akan dihapuskan.

"Saya ke Indonesia timur ada yang bertanya itu ke saya. Saya berjanji tidak akan hapus tunjangan sertifikasi guru. Kalau ditambah, ya iya," ujar Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu.

Isu miring yang diluruskan Jokowi lainnya ialah soal penghapusan beras miskin atau raskin. Jokowi membantah hal tersebut. Dia malah berjanji akan meningkatkan kualitas dan kuantitas raskin itu.

Jokowi mengatakan bahwa isu-isu miring itu beredar dari rival politiknya. Menurut dia, sang rival tidak menemukan kesalahan pada dirinya dan Jusuf Kalla. Oleh sebab itu, yang dilakukan adalah menebar kebohongan.

http://indonesiasatu.kompas.com/read/2014/06/17/1203003/bantah.isu.jokowi.janji.tingkatkan.kualitas.dan.kuantitas.raskin?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp

Mutu Jelek, Raskin Buat Kado Perkawinan

Senin, 16 Juni 2014

INDRAMAYU (Pos Kota) – Kualitas beras raskin yang buruk tak dikonsumsi warga miskin. Akibatnya raskin hanya dipakai kado kondangan saja.
“Kualitas raskin yang sangat rendah, membuat raskin tak dikonsumsi warga miskin ,” kata Darmin, 43 warga desa yang dijumpai Pos Kota, Minggu (15/6).
Menurutnya, siapapun tahu raskin itu berbau apek, berkutu, berbubuk. Karena itu, banyak warga miskin tak sudi mengkonsumsinya. Raskin paling paling jadi kado kondangan.
Rakyat sudah berulang kali protes ke kades dan diteruskan ke Sub Dolog Indramayu. Tapi tak ditanggapi. Sub Dolog Indramayu seakan tak peduli keluhan rakyat. Karyawan gudang Dolog mengakui, raskin mutunya jelek karena beras kawak alias beras yang sudah sangat lama disimpan.
Di Kecamatan Terisi jatah raskin dibonsai. 1 KK hanya dapat jatah beli raskin 4 liter seharga Rp9 ribu. Padahal, Menkokesra membagi jatah raskin 20 kg per KK seharga Rp.1.800 per Kg. Sayangnya, rakyat tak bisa protes, percuma saja. (taryani)

http://poskotanews.com/2014/06/16/hl-mutu-jelek-raskin-buat-kado-perkawinan/

Senin, 16 Juni 2014

Kutu Beras Serang Raskin di Gudang Bulog

Minggu, 15 Juni 2014

Metrotvnews.com, Lamongan: Tumpukan beras raskin yang tersimpan di Gudang Bulog Sub Divre Wilayah III Bojongegoro di Komplek Pergudangan Sukorejo, Lamongan, Jawa Timur ditemukan penuh dengan kutu, Minggu (15/6/2014). Menurut petugas gudang, serangan kutu itu wajar mengingat beras raskin tersebut sudah berada dalam gudang selama enam bulan. Tetapi, petugas gudang menegaskan serangan kutu tidak akan mempengaruhi kualitas dan rasa beras raskin tersebut. Dan jika akan didistribusikan, beras raskin itu akan disemprot dulu dengan obat khusus penghilang kutu.


http://video.metrotvnews.com/play/2014/06/15/253006/kutu-beras-serang-raskin-di-gudang-bulog

Di Pandeglang: Masih Ditemukan Raskin Buruk

Minggu, 15 Juni 2014

Warga Sesalkan Sikap Pembiaran Oleh Divre DKI

RilisBanten-PANDEGLANG; Sepanjang tahun 2013 hingga pertengahan 2014 ini, beras miskin (raskin) yang disalurkan Perum Bulog Subdivre Lebak-Pandeglang masih ditemukan berkualitas buruk (Tidak Memenuhi Syarat Inpres Perberasan-Red). Keluhan demi keluhan yang disampaikan masyarakat penerima manfaat dan para pemerhati raskin di daerah, seakan tidak mendapat tanggapan berarti dari Perum Bulog Divisi Regional (Divre) DKI Jakarta.

Yang terbaru, Badan Pamantau Pembangunan Provinsi Banten (BP3B) mempertanyakan komitmen Kepala Subdivre Bulog Lebak-Pandeglang, Herman Sadik, terkait pelayanan beras raskin yang masih ditemukan berkualitas buruk tersebut.

“Kami mempertanyakan komitmen Kasub terkait kualitas raskin yang disalurkan pihaknya. Sebab, masih ditemukan raskin yang berkualitas sangat buruk dan tidak layak dikonsumsi manusia, seperti raskin di Desa Pasirkarag dan Desa Pasirjaksa Kecamatan Keroncong, Kabupaten Pandeglang, Banten,” ujar Koordinator BP3B, Apandi Jarkasih layaknya dilansir harian Pelita, Senin (9/6/2014) kemarin.

Menurutnya, beras yang disalurkan untuk kedua desa tersebut berkutu, banyak gabah, dan berwarna kusam. “Buruknya kualitas itu juga diketahui oleh Kepala Kantor Ketahanan Pangan (KKP) Pandeglang. Dia sangat geram dengan buruknya kualitas raskin di Desa Pasirkarag tersebut,” jelasnya.

Soal komitmen Kasub Divre Bulog Lebak-Pandeglang dalam memperbaiki kualitas raskin, lanjut Apandi, itu hanya bohong besar.

Sementara Kasie Pendistribusian KKP Pandeglang, meminta beras raskin untuk Desa Pasirkarag tidak disalurkan dulu. “Kepala Desa harus segera membuat laporan dan mengembalikan raskin tersebut ke Bulog,” katanya.

Dipihak lain, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Banten, Sri Murtiningsih, mengajak seluruh komponen masyarakat untuk mengawasi penyaluran raskin, baik terkait kualitas dan kuantitas maupun ketepatan sasarannya. “Butuh peran serta dari seluruh komponen masyarakat untuk menyukseskan program raskin,” katanya.

Persoalan raskin di Kabupaten Padeglang juga tidak hanya terkait dengan buruknya kualitas. Tapi, ada juga beras raskin yang tiba-tiba raib dari rumah Kepala Desa (Kades). Seperti halnya yang terjadi di Desa Cigodang, Kecamatan Labuan, Pandeglang. Para Ketua RT membuat pernyataan bersama sebagai bentuk protes atas menghilangnya raskin tersebut.

Pada bagian lain, Pemerhati Raskin Banten (PRB), Tb. Mahmud Syaeroji, menyesalkan sikap pembiaran dari Perum Bulog Divre DKI Jakarta terkait kinerja Kasub Divre Lebak-Pandeglang. “Persoalan buruknya kualitas raskin di Pandeglang ini sudah berlangsung lama, tapi kenapa dibiarkan dan tidak diselesaikan. Kalau tidak mampu memperbaiki kualitas dan kuantitas raskin, lebih baik dicopot saja Kasub itu,” tegasnya.

Menurut Mahmud, sikap pembiaran yang dilakukan Divre DKI, telah merugikan masyarakat penerima manfaat raskin secara keseluruhan. “Hitung saja, berapa kerugian yang diderita masyarakat penerima manfaat akibat buruknya kualitas raskin di Pandeglang? Seharusnya, sebagai bentuk pertanggungjawaban Perum Bulog Divre DKI, ya ganti dong Kasubnya. Jangan seolah-olah dibiarkan,” katanya menambahkan, sudah setahun lebih persoalan yang sama dibiarkan terus terjadi, namun belum juga ada tindakan perbaikan. “Kalau tetap juga dibiarkan, maka kami akan melaporkan kasus ini kepada aparat Kepolisian dan Kejaksaan agar memeriksa kualitas dan timbangan raskin digudang-gudang Bulog Subdivre Lebak-Pandeglang,” pungkasnya. (Redaksi)*

http://rilisbanten.blogspot.com/2014/06/di-pandeglang-masih-ditemukan-raskin.html

Kamis, 12 Juni 2014

4 Ton Beras Membusuk di Gudang Dinsos

Kamis, 12 Juni 2014

PAMEKASAN – Sebanyak 4 ton cadangan beras pemerintah (CBP) akhirnya tidak layak dikonsumsi karena membusuk. Beras itu membusuk di gudang penyimpanan Dinas Sosial Pamekasan (Dinsos).

Beras tersebut merupakan sisa dari program bantuan pemerintah pusat setiap tahun. Setiap kabupaten mendapatkan jatah 100 ton CBP setiap tahun. Beras itu seharusnya didistribusikan jika terjadi bencana alam.

CBP tersebut diambil dari gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Pamekasan ketika ada bencana yang sesuai dengan kebutuhan. Saat banjir terjadi di Pamekasan, dinsos mengambil cukup banyak CBP untuk disalurkan kepada korban banjir itu. Namun, ada 4 ton beras yang tersisa dan langsung disimpan di gudang kantor tersebut.

Beras itu disimpan cukup lama di gudang dinsos. Diketahui, dinsos mengambil CBP dari bulog Desember 2013. Berarti, CBP tersebut disimpan di gudang dinsos sekitar tujuh bulan lamanya. Hingga kini beras-beras yang masih berkarung bulog itu masih berada di gudang dinsos.

Kepala Bidang (Kabid) Sosial Dinsos Pamekasan Achmad Subaidi mengungkapkan, beras tersebut sengaja disimpan sejak kejadian banjir akhir 2013. Beras yang tersisa 4 ton itu adalah sisa dari beras yang didistribusikan kepada korban banjir. ’’Mungkin, beras tersebut busuk karena tidak dirawat. Sementara itu, di sini tidak ada upaya untuk merawatnya,’’ ungkapnya. (fat/mad/JPNN/c22/bh)

http://www.jawapos.com/baca/artikel/2470/4-Ton-Beras-Membusuk-di-Gudang-Dinsos

PENGAWASAN DIVRE BULOG JATIM ATAS BERAS RASKIN KURANG MAKSIMAL

Rabu, 11 Juni 2014

Beras Bulog saat pemuatan di kapal Tunas Dua Tanjung Perak

" Kwalitas Beras Rendah Di Kapalkan ke Sumut,  Diduga Oplosan" 

SURABAYA[TitikKomaPost.com] Guna memenuhi kebutuhan raskin di luar Jawa, Bulog Jatim kapalkan beras mutu rendah ke Sibolga Sumatra Utara sebanyak 3000 Ton melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Pemuatan beras bulog yang diambil dari gudang Tuban dan Jombang itu disinyalir dioplos dengan Broken Rice, hal ini terlihat dilapangan saat pemuatan berlangsung diketemukan beras yang warnanya kelam, apek, berkutu, dan tingkat pecahnya melebihi toleransi.

Saat titikkomapost.com dilapangan bersama salah satu anggota LSM JP LiMa melihat jelas bahwa beras dibongkar dari truk pengangkut beras bulog menemukan beras yang ancur," Ini bisa jadi bukan beras bulog yang di karungkan, setahu saya beras bulog ada setandartnya untuk dilakukan pengiriman ",kata Afriono.

" Bisa jadi beras ini dilakukan pengoplosan dengan beras rusak, mengingat warna beras yang gelap dan pecah, Apa mungkin ini ada kaitannya dengan beras rusak yang masuk dari Vietnam beberapa waktu lalu ? ",ungkapnya.

Masuknya Broken Rice mengunakan kapal MV Putai 18 beberapa waktu lalu sebanyak 6400 Ton asal Vietnam yang bongkar di Jamrud Utara Perak dengan tujuan akhir Perning Mojokerto bila dikaitkan dengan pengapalan beras bulog itu memungkinkan relefan, karena jedah antara beras rusak yang masuk dari luar itu cukup untuk mengkondisikan kekurangan kebutuhan yang ada.

Munculnya beras untuk masyarakat bawah (raskin) yang beredar ini menjadikan pertannyaan, apakah pihak Divre Bulog Jatim telah benar-benar melakukan pengawasan secara ketat terhadap mutu beras yang akan dikonsumsi, atau ini suatu proyek oknum dilingkungan lumbung beras nasasional itu.

Sementara untuk mengkonfirmasikan temuan titikkomapost.com dilapangan, Divre Bulog Jatim melalui Kahumas, Yulia Herawati saat di hubungi di nomor hand phone 08123130xxx tidak bisa tersambung.

Untuk mendapatkan kejelasan terkait kondisi beras Divre Bulog Jatim yang akan dikapalkan ke Sibolga Sumut, titikkomapost.com akan melakukan penggalian lebih lanjut.(RA)

http://www.titikkomapost.com/2014/06/pengawasan-disvre-bulog-jatim-atas.html

Selasa, 10 Juni 2014

Ketua LSM Amanah Mencak - Mencak di Gudang Bulog

Senin, 9 Juni 2014

SURYA Online, LAMONGAN - Gara - gara mendapati informasi pengiriman beras Bulog diselewengkan, Ketua LSM Amanah, Sulistiono mencak - mencak di Kantor Gudang Bulog Jalan Jaksa Agung Suprapto, Senin (09/06/2014) siang.

Sang Ketua LSM ini bahkan meminta bukti Delivery Order (DO), mitra Bulog dan dicocokkan dengan pengiriman beras dari H Sholikin di dalam gudang. Sebelum ke gudang, Sulistiono menemui Kepala Gudang Rudiyanto dan meminta bukti - bukti pengiriman dari H Sholikin.

Tak sekedar itu, Sulistiono memaksa Rudiyanto untuk menunjukkan bukti beras yang dikirim H Sholikin.
Sulistiono tetap pada pendiriannya sesuai informasi yang didapatkannya kalau beras itu tidak digudangkan tapi langsung dikirim ke wilayah Madura.

Rudiyantopun menunjukkan DO dan bukti pengiriman. Sulistiono seolah tidak mempercayai pihak Bulog menerima beras dari H Sholikin tersebut. Dan menuding berasnya langsung dipasok ke Madura, tanp melalui gudang.

Rudiyanto akhirnya menunjukkan tumpukan beras dalam gudang Bulog. Namun Rudiyanto tidak bisa menunjukkan pasti mana - mana beras yang dikirim oleh mitra. Itu lantaran banyaknya mitra dan jumlah beras yang dikirim oleh mitra Bulog.

"Saya dapat informasi itu, tapi siapa orangnya ya rahasia,"ungkap Sulistiono.

Ternyata bukti kelengkapan surat dan DO yang ditunjukkan Rudiyanto tidak memuaskan Sulistiono dan tetap menuding kalau beras dari Dusun  Mireng Desa Banjarejo  Kecamatan Sukodadi itu tidak masuk gudang.

Sikap over acting ketua LSM ini akhirnya tidak ada titik temu, Bulog menyatakan sesuai prosedur, sementara Sulistiono tidak mempercaya bukti tertulis yang ditunjukkan Kepal Gudang Bulog, Rudiyanto.

Artinya tudingan Sulistiono tidak bisa dibuktikan. Dan beras yang dikirim oleh Bulog Lamongan ke Madura  sudah sesuai prosedur didukung dengan bukti - bukti tersurat.

Sementara itu, Kepala Sub Bulog Divre III Bojonegoro, Efdal MS mengungkapkan, bahwa beras yang dikirim ke Madura itu sudah melalui prosedur, yakni dikeluarkan dari Gudang Bulog. Dan sudah dikontrol di Gudang Bulog.

"Intinya beras yang dikirim kemanapun tentu yang terbaik,"tegasnya.

Beras yang disalurkan tentu beras yang awal masuk gudang yang dikirim.
Kalau ada beras yang rusak maka dalam waktu secepatnya yakni satu dua kali dua puluh empat jam langsung diganti.

Dan Bulog Bojonegoro, gudang Lamongan dan Tuban itu untuk kebutuhan nasional. Termasuk pengiriman ke Madura, itu karena jatah beras di Lamongan melimpah dan ada kekurangan di Madura.

"Kita diminta oleh pusat untuk mensuplai Madura. Dan itupun atas perintah Bulog pusat,"katanya.

http://surabaya.tribunnews.com/2014/06/09/ketua-lsm-amanah-mencak-mencak-di-gudang-bulog

Jumat, 06 Juni 2014

Raskin Bengkalis Buruk, Berulat dan Bau

Kamis, 5 Juni 2014


BENGKALIS, oketimes.com- Beras Raskin dengan kualitas rendah ditemukan di kelurahan Rimba Sekampung, Desa Pangkalan Jambi dan Desa Ketam Putih. Warga yang menerima Raskin mengeluh mendapatkan beras yang buruk dengan bau yang tidak sedap bercampur kutu dan ulat beras.

"Kami memang miskin, tapi kalau beras seperti ini yang dibagikan bagaimana mau memakannya, mencium baunya saja mual rasanya, ujar Ayu seorang ibu rumah tangga penerima Raskin kepada riaueditor.com, Rabu (4/6).

Ayu berharap kepada pemerintah atau bulog agar memeriksa kualitas beras yang akan dibagikan, "jangan mentang-mentang kami warga miskin lalu pemerintah bisa seenaknya. kami manusia pak bukan hewan," ujar ayu.

Sebenarnya bukan baru kali ini saja beras Raskin yang dibagikan tidak layak komsumsi. Sejak beberapa tahun ini ada saja ditemukan beras Raskin yang berulat dan bau. Namun rupanya hal ini tidak menjadi perhatian Bulog dan Pemerintah daerah sehingga kasus serupa tetap berulang.(dri : sumber riaueditor)

http://oketimes.com/view/Pemerintahan/1558/Raskin-Bengkalis-Buruk--Berulat-dan-Bau.html#.U5FYEeOSzME

Bulog Riau Kepri Bantah Kualitas Raskin Rendah

Kamis, 5 Juni 2014

Bulog Riau Kepri bantah kualitas Raskin buruk seperti dikeluhkan warga di Kepulauan Meranti dan Siak

KBRN, Pekanbaru : Warga Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Siak, mengeluhkan kualitas Beras Rakyat Miskin (Raskin) dari Bulog Divre Riau dan Kepulauan Riau, sangat buruk, sebab beras pecah-pecah, berkutu, berdebu dan warna pudar sehingga kurang layak dikosumsi.
"Selain itu, saat dimasak warna nasinya juga berbeda, begitu juga dengan rasanya. Bahkan diperkirakan nasinya tidak lagi mengandung gizi," kata salah seorang ibu rumah tangga di Selat Panjang Kabupaten Kepulauan Meranti, Masni.
Dia mengatakan, Raskin yang dibelinya dengan harga Rp 2500 per kg tersebut, sangat tidak layak dimakan.
Menanggapi keluhan tersebut, Humas Bulog Divre Riau Kepri, Usman kepada RRI, Kamis (05/06/2014) membantahnya, namun diakui, informasi tersebut sudah diterima dan Bulog sedang melakukan klarifikasikan langsung ke Siak dan Kepulauan Meranti.
"Kualitas beras Bulog sudah ada standarnya, sehingga tidak mungkin didistribusikan Raskin yang tidak layak konsumsi," bantahnya.
Dikatakan, setelah diterima, Raskin biasanya disimpan di gudang Bulog, dengan batas waktu yang ditentukan, sehingga tidak mungkin ada beras yang disimpan melebihi jangka waktu. "Nanti kita ceklah," dalihnya. (tongkulem siregar)

http://www.rri.co.id/post/berita/83037/daerah/bulog_riau_kepri_bantah_kualitas_raskin_rendah.html

Kamis, 05 Juni 2014

1,8 Ton Beras Rekanan Hilang di Gudang Bulog

Kamis, 5 Juni 2014

WATAMPONE, BKM -- Beras milik seorang rekanan Muh Said sebanyak 1,8 ton yang akan dimasukkan dalam gudang milok Bulog Biru, dinyatakan hilang. Kejadian ini diperkirakan berlangsung Selasa (3/6) pukul 14.00 Wita, saat Muh Said sedang tidak berada di sekitar berasnya ketika dibongkar.
“Waktu dibongkar saya pergi sebentar. Ketika pulang beras saya diatas mobil tinggal separuh. Buruh bilang, beras saya hanya delapan tir (tumpukan). Padahal sebelum dibongkar, beras saya ada sembilan tir,'' jelas Muh Said, kemarin.
Mengatahui kejadian ini diapun panik dan mempersoalkannya. Namun tidak ada pihak yang bersedia bertanggung jawab. Alasannya, karena beras tersebut memang kurang.
''Beras saya yang hilang sebanyak 72 karung. Beratnya diperkirakan 1,8 ton,'' ujarnya.
Diakui Said, kejadian seperti ini pernah terjadi sebelumnya. Tapi kasusnya diselesaikan ke dalam dan digantirugi.
''Saat itu korbannya dari Bajoe. Namanya H Cinda. Harusnya hal ini tidak terulang, namun nyatanya kembali terjadi,'' sesal Said.
Kepala Kantor Seksi Logistik Bone Umar yang dikonfirmasi, sangat menyesalkan kejadian ini. Dia berharap agar jajarannya berhati-hati dalam bertindak.
“Semua pelaksanaan kegiatan bongkar muat itu ada standar prosudurnya. Ada ketentuannya. Kalau ketentuannya dilalui dan dipatuhi, maka bisa dipastikan tidak akan terjadi kesalahan,'' kata Umar.
Selain itu, Umar sangat berharap kepada kepala gudang yang ada di jajarannya untuk berhati-hati. Sebab jika terjadi kesalahan, yang dirugikan adalah pengusaha.
''Kasihan pengusaha kalau kejadiannya seperti ini. Mereka sangat dirugikan. Kalau begini siapa yang bertanggung jawab, pasti pihak gudang. Kaerna beras mereka hilang di dalam kompleks gudang pada saat dibongkar,'' terang Umar.
Sementara Paulus, Kepala Gudang Biru yang ditemui, mengaku masih mencari penyebab terjadinya kekurangan beras milik Said. “Kita minta mobil yang digunakan datang kembali. Setelah itu kita cocokkan dengan jumlah tumpukan. Begitu juga dengan jumlah tumpukan beras dalam gudang, kita akan cocokkan,'' kata Paulus. (amr/rus/b)

http://beritakotamakassar.com/index.php/sulselbar/28669-18-ton-beras-rekanan-hilang-di-gudang-bulog.html

Rabu, 04 Juni 2014

Petani Ogah Jual Beras ke Bulog

Rabu, 4 Juni 2014

SIDRAP, FAJAR -- Petani lokal di Sidrap, terkesan ogah menjual berasnya ke Bulog. Alasannya, karena harga pembelian gabah kering oleh Bulog terbilang rendah.

Harga pembelian gabah kering yang diberlakukan Sub Divre Bulog Sidrap saat ini, hanya Rp6.600 per kilogram (Kg). Harga itu lebih rendah dari harga dipasaran yang mencapai Rp7.000 per Kg.

Kepala Sub Divre Bulog Sidrap, Laode Amijaya mengakui tidak mau ambil pusing dengan situasi seperti ini. "Tak masalah, jual saja ke pasar," ujar Laode di kantornya, Rabu 4 Juni. (eby)

http://www.fajar.co.id/sulawesiselatan/3268524_5663.html