Kamis, 20 November 2014

Raskin Busuk Beredar di Masyarakat

Kamis, 20 November 2014

SAMPANG – Masyarakat Kecamatan Omben, Sampang mengeluhkan kualitas beras untuk warga miskin (raskin) yang diterima tidak layak konsumsi. Pasalnya, raskin yang dibagikan kepada masyarakat sudah busuk. Sehingga masyarakat memilih untuk dijual kembali kepada tengkulak nakal, kemarin (19/11).

Keluhan masyarakat Omben tersebut sampai di meja DPRD Sampang. Dari laporan warga, beredarnya raskin busuk itu berlangsung dalam tiga bulan terakhir ini. Sehingga masyarakat melaporkan hal itu ke wakil rakyat agar mendapatkan pengawasan pendistribusian raskin.

”Kami terima laporan ada pendistribusian raskin tidak layak konsumsi. Kami kroscek dan melihat berasnya memang tidak layak konsumsi. Warnanya cokelat dan berbau,” terang anggota komisi VI DPRD Sampang Abd. Mannan Ali.

Politisi PKB itu mengatakan, raskin yang didistribusikan Bulog Sampang memang sering dikeluhkan penerima. Pihaknya menengarai adanya permainan tengkulak yang mencampur beras bulog kualitas jelek dengan beras baru. Intinya raskin yang keluar dari Bulog dibeli lagi tengkulak untuk disetor ke Bulog.

Sementara itu tingginya tunggakan dana raskin di Sampang juga menjadi sorotan komisi IV. Dalam waktu dekat dewan akan memanggil pihak terkait, seperti kepala desa (Kades) dan camat. Pemanggilan itu dilakukan untuk meminta penjelasan tingginya angka tunggakan raskin. Sehingga sebelum tutup tahun 2014 uang negara sudah dikembalikan.

Menurut data Bulog Sampang, hingga kemarin tunggakan raskin masih berkisar 1,5 miliar. Sebanyak dua belas kecamatan belum melunasi tunggakan raskin. Sementara Kecamatan Pangarengan dan Kecamatan Sreseh sudah tuntas. Tunggakan itu sudah mengalami penurunan dibanding dua bulan lalu yang mencapai Rp 1,8 miliar.

Sedikitnya ada 150 desa yang belum membayar tunggakan. Besar tunggakan bervariatif sesuai dengan jumlah tonase masing-masing desa. Mulai dari 2 ton hingga 19 ton per desa. Angka itu dikalikan nilai raskin seharga Rp 1.600 per kilogram. Sementara dua bulan lalu sebanyak 180 desa yang tidak melakukan pembayaran. Namun, dalam beberapa minggu terakhir hanya tersisa 150 desa.

Sedangkan pemanggilan pihak Bulog dan dinsosnakertrans sudah dilakukan oleh Komisi IV. Ketua Komisi IV Amin Arif Tirtana mengaku sudah meminta penjelasan kepada dua lembaga yang bertanggung jawa soal pendistribusian raskin itu. ”Mereka mengaku kesulitan untuk menagih tunggakan kepada kepala desa di semua kecamatan,” kata politisi PPP itu.

Kepala Dinsosnakertrans Sampang Malik Amrullah membenarkan adanya pemanggilan yang dilakukan Komisi VI DPRD Sampang. Pihaknya mengatakan, tunggakan akan diupayakan tuntas sebelum akhir tahun. Salah satu cara yang dilakukan dengan memanggil kepala desa yang ditengarai sengaja tidak membayar.

”Kami bersama Bulog akan berupaya melunasi tunggakan dan melakukan upaya penagihan kepada Kades dan kecamatan,” katanya.

Terkait dengan beredarnya raskin busuk, Kasi Rehabilitasi dan Pelayanan Sosial Dinsosnakertrans Sampang Arif mengaku, tidak mengetahui. Padahal pihaknya mengaku menerjunkan pemantau raskin di sejumlah kecamatan. ”Kami tidak mengetahui kejadian itu. Selama ini tidak ada laporan dari pemantau raskin yang kita sebar di semua kecamatan. Setelah ini akan kami konfirmasikan ke Bulog,” katanya.

Sementara itu Korlap Gudang Bulog Sampang Budiyono ketika dikonfirmasi akan mengganti beras yang ditengarai rusak dan tak layak konsumsi. Namun pihaknya akan mendata berapa sak jumlah raskin yang rusak. ”Kami akan menggantinya dengan raskin yang baru dengan kualitas yang layak konsumsi. Sementara raskin yang rusak kan bisa diolah lagi,” katanya. (fat/dry)

http://radarmadura.co.id/2014/11/raskin-busuk-beredar-di-masyarakat/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar