Rabu, 15 Oktober 2014

Bulog Tidak Ikut Mengoplos Beras untuk Napi Lapas KM 18

Selasa, 14 Oktober 2014

Bulog Tidak Ikut Mengoplos Beras untuk Napi Lapas KM 18
Ismed Erlando, Kepala Sub Divisi Regional Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Divre Bulog) Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau.

Laporan Wartawan Tribun Batam, Aprizal
TANJUNGPINANG, TRIBUN - Ismed Erlando membantah keras bahwa beras bulog tidak layak konsumsi. Menurutnya, secara nasional pihak bulog selalu menjaga kualitas beras yang akan disalurkan kepada masyarakat di seluruh Indonesia.
Terkait upaya penukaran beras bulog oleh pihak lapas KM 18 ke gudang sembako milik Aseng di Tanjungpinang, lanjut Ismed, bukan kewenanggan bulog.
Namun upaya penukaranan beras yang sempat digagalkan oleh Polres Tanjungpinang karena adanya dugaan upaya pengoplosan beras jatah narapidana itu sesuatu yang wajar dilakukan pihak kepolisian.
"Dari penangkapan itu kan tidak terbukti dugaan pengoplosannya, tapi kenapa kesannya bulog yang disalahkan. Pak Kapolres tidak punya dasar mengatakan beras bulog tidak layak kosumsi.”
“Sebagaimana diketahui, kami selalu melakukan perawatan rutin beras yang sudah ada di gudang. Bulog selalu menjaga kualitas beras yang akan disalurkan kepada masyarakat. Kualitas beras saat ini tidak seperti dulu lagi.”
“Buktinya beras bulog saat ini dicari-cari masyarakat," tegas Kepala Sub Divisi Regional Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Divre Bulog) Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Ismed Erlando, Selasa (14/10/2014).
Terhadap beras bulog yang disalurkan ke masyarakat, tanya Ismed, apakah Pak Kapolres melihat langsung beras yang bagaimana yang dimaksud tidak layak dikonsumsi?
"Kalau Pak Kapolres membandingkan dengan beras yang dikomsumsinya hari-hari, tentu memang berbeda dengan beras bulog. Tapi yakinlah, beras bulog saat ini beras hasil panen petani di daerah Jawa.”
“Dari segi kualitas, sudah pasti terjamin. Memang beras yang berdebu itu yang bagus, karena sifatnya biologis. Tapi kalau beras itu bersih dan tidak ada kutu yang mau memakan, itu baru bisa dicurigai berasnya," terang Ismed.
Ismed menjelaskan, penyaluran beras bulog ke lapas KM 18 itu sesuai dengan permintaan Kanwil Hukum dan HAM Kepri.
Setelah keluar dari gudang bulog, tambahnya, beras yang didistribusikan merupakan tanggung jawab dan kewenangan lapas.
"Total yang kami salurkan ke lapas 18,5 ton, dan seluruhnya sudah diambil dengan harga Rp8.050,00 per kilo. Kalau ada rencana lapas mau mengganti dengan beras primer, hal itu bukan tanggung jawab kami. Dan perlu diketahui, beras yang disalurkan bulog kualitasnya adalah medium," tegasnya.

Terkait penangkapan beras bulog yang sedang dibawa ke gudang sembako milik Aseng, Ismed mengaku mendapat laporan dari anggotanya serta pegawai lapas.
"Sebenarnya beras itu bukan beras raskin, tetapi beras jatah narapidana yang disalurkan sesuai permintaan lapas melalui Kanwil Hukum dan HAM," terang Ismed.

Mengenai kondisi beras, memang beras yang disalurkan ke lapas Km 18 itu beras jenis medium hasil panen dalam negeri jenis pulen.
Menurut petugas lapas, kata Ismed menceritakan, laporan petugas lapas yang menyebutkan beras yang diperuntukan untuk napi di lapas itu terlalu lunak.
"Kami sudah jelaskan, jika beras yang disalurkan pada saat itu adalah beras pulen hasil produksi dalam negeri," jelasnya.
"Kami juga kaget, dikatakan beras bulog tidak layak konsumsi,  Kami menilai hal ini hanya salah paham. Kalau memang terjadi pengoplosan, itu sudah merupakan tanggung jawab dan kewenangan masing-masing. Bulog tidak ikut campur dengan hal itu," tegasnya.

Sebagai mana diberitakan sebelumnya, Kapolres Tanjungpinang AKBP Dwita Kumu Wardana, membantah melakukan tangkap lepas dugaan pengoplosan beras yang digerebek di gudang sembako mili Aseng di KM VII Tanjungpinang.
Tidak dilanjutkannya penyelidikan dan penyidikan, katanya, disebabkan minim dan kurangnya alat bukti pelaksanaan pengoplosan yang dilakukan Aseng di gudangnya.
"Tidak kita lanjutkan penyelidikan dan penyidikanya karena alat buktinya kurang. Penangkapan dilakukan saat pengangkutan 3,5 ton beras bulog yang akan dibawa gudang milik Aseng. Memang kualitas beras yang dari bulog sangat jelek, mungkin ayam saja disuruh makan juga tidak mau," ujar Kapolres Tanjungpinang AKBP Dwita Kumu Wardana saat itu.

http://batam.tribunnews.com/2014/10/14/bulog-tidak-ikut-mengoplos-beras-untuk-napi-lapas-km-18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar