Rabu, 24 September 2014

Raskin Bau dan Berkutu

Rabu, 24 September 2014

Warga Tanimulya Mengeluh

NGAMPRAH,(GM).-
Warga Desa Tanimulya, Kec. Ngamprah, Kab. Bandung Ba­rat mengaku sangat kecewa ka­rena suplai beras untuk warga miskin (raskin) kualitasnya sangat buruk. Mereka mendapatkan raskin bubuk dan ber­kutu pada periode pengiriman Agustus 2014. Kendati demi­kian, mereka tetap membeli­nya dengan harga Rp 2.000/kg.
Iyoh Hayati (48), warga Kampung Cidahu, RT 01/RW 01, Desa Tanimulya, Kecamat­an Ngamprah, terpaksa mencampur raskin dengan beras yang biasa dibelinya di pasar.
“Kiriman bulan Agustus selain bubuk, banyak kutu, juga bau apek. Untuk menghilang­kan bau apeknya kadang harus diheler lagi. Enggak apa-apa jadi tambah bubuk asal tidak bau apek dan rasanya jadi lebih enak,” katanya di Ngamprah, Selasa (23/9).
Iyoh menambahkan, tidak se­lamanya raskin yang dibeli berkualitas jelek. Pada pengiriman awal September 2014 kua­litasnya cukup baik. Bagi Iyoh yang sehari-harinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT), raskin sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan pokok.
“Rasanya berat kalau setiap hari harus beli beras di pasar. Sekarang harga paling murah Rp 8.000/kg, sedangkan ras­kin hanya Rp 2.000/kg,” ujarnya.
Kurang bagusnya kualitas ras­kin dibenarkan anggota Ba­dan Permusyawaratan Desa (BPD) Tanimulya, Kusmana. Menurutnya, banyak warga yang melaporkan buruknya kualitas raskin. Bahkan tidak sedikit yang batal membeli karena tidak layak konsumsi.
“Kadang-kadang bagus tapi ada yang jelek juga. Karena itu, kami minta kepada Bulog agar tidak menjual raskin yang kurang bagus. Kalau memungkinkan, kami minta penambahan kuota, sebab di Desa Tanimulya banyak warga yang berprofesi sebagai petani padi maupun sayuran yang pada musim kemarau ini tidak bisa menggarap lahannya,” tutur Kusmana.
Harus dievaluasi
Wakil Ketua DPRD KBB, Su­narya Erawan mengatakan, te­muan beras raskin berkualitas rendah di KBB harus menjadi bahan evaluasi Bulog. Pemkab Bandung Barat juga harus mem­perhatikan kualitas ras­kin yang akan disalurkan kepada rumah tangga sasaran (RTS).
“Saya menerima laporan dari masyarakat, raskin yang mereka terima kurang layak. Kasihan mereka, apalagi dalam kondisi seperti sekarang ini. Musim kemarau membuat ladang ekonomi mereka tak bisa digarap,” katanya.
Menurutnya, dalam kondisi sekarang raskin sangat membantu masyarakat berpenghasilan rendah. Para petani bisa kehilangan pendapatan selama belum turun hujan.
“Keur mah sangsara, beasna goreng deuih. Sebisa mungkin berikanlah beras yang lebih baik, sehingga kalaupun lauk-pauknya hanya sambal dan asin tapi nasinya pulen,” imbuhnya.
(B.104)**

http://www.klik-galamedia.com/2014-09-24/raskin-bau-dan-berkutu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar