Jumat, 12 September 2014

1,2 Ton Beras Bulog di Dumai Tak Layak Konsumsi

Kamis,11 September 2014

TRIBUNPEKANBARU.COM, DUMAI - Penerima Beras Bulog di kelurahan Dumai Kota kecewa dengan kualitas beras. Pasalnya, beras yang diterima melalui kantor kelurahan pekan lalu tidak layak konsumsi.
Hal tersebut dilaporkan warga penerima setelah mencoba memasaknya. Nasi yang dihasilkan tidak normal, bahkan menghitam dan sebentuk nasi basi. Sontak warga tidak menerima kondisi tersebut. Akhirnya warga mengembalikan beras miskin itu ke kantor lurah.
Lurah Dumai Kota Agus Gunawan tidak mengira jika beras yang dibagikan tidak layak konsumsi. Karena, kantor Bulog Kota Dumai sebelumnya mengatakan kalau beras yang bakal dibagikan sudah ‎melalui pengecekan secara ketat. Baru kemudian disalurkan melalui kantor-kantor lurah.
"Pengecekan seperti apa yang dilakukan Bulog, saya juga tidak paham. Saya langsung menelepon kantor dan melaporkan kejadian yang dialami masyarakat," ujar Agus Gunawan, Rabu (10/9).
Tidak tanggung-tanggung, jumlah beras yang tidak layak konsumsi itu mencapai 1,2 ton atau 80 goni. Namun, yang baru diganti pihak Bulog baru 5 karung, atau sebagian kecil dari jumlah kerusakan.
‎"Awalnya pihak kantor Bulog mengatakan hanya lima karung yang bisa diganti. Padahal, kerusakan sangat banyak. Kami juga mendesak Bulog mengganti keseluruhan yang rusak," katanya.
Dalam waktu dua atau tiga hari ke depan, Agus Gunawan menggaransi akan mendapatkan ganti dari Bulog. Karena, setelah pihaknya mendesak penggantian beras, pihak Bulog menyetujui. Namun, beras itu sampai hari kemarin, belum kunjung datang.
"Makanya saya sampaikan ke warga agar bersabar dulu, menjelang dua atau tiga hari kedepan ini," katanya.
Sumineh, warga penerima beras Bulog di Kelurahan Dumai Kota mengakui ‎beras itu tidak layak dimakan. Selain sebentuk bubur, hitam baunya juga tidak sedap.
"Itu bukan beras untuk manusia, itu beras untuk ayam. Di kasih beras tetapi busuk, buat apa," kesal Sumineh, kepada Tribun.
Sebelumnya, Bulog juga diserang warga Bukit Datuk, karena beras yang dibagikan tidak layak konsumsi. Namun, warga belum sempat memasak, karena mengetahui beras yang diterimanya berkutu.
Selain itu, data penentuan penerimaan beras juga diprotes warga. Sebab, data yang digunakan untuk tahun 2014 ini berdasarkan Data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) tahun 2011 lalu. ‎Di Kelurahan Dumai Kota, penerima beras Bulog berkurang dari tahun 2013. Tahun ini, hanuya 204 KK yang ditetapkan sebagai penerima beras Bulog dari 347 di tahun lalu.
‎"Kami diprotes warga bersama-sama. Terpaksa kami mengundang BPS, bagaimana ia mendampingi kami saat pembagian. Karena data itu hasil olahan dari TNP2K," imbuhnya. ‎(*)

http://pekanbaru.tribunnews.com/2014/09/11/12-ton-beras-bulog-di-dumai-tak-layak-konsumsi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar