Sabtu, 15 Juni 2013

Sutarto Alimoeso: Swasembada Sapi Itu Mimpi

15 Juni 2013

JAKARTA_BARAKINDO- Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menilai, Indonesia masih akan kesulitan membangun swasembada sapi untuk menciptakan rantai pasokan kebutuhan daging secara nasional.

Demikian dikatakan Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Soetarto Alimoeso dalam pertemuan puncak Pimpinan Redaksi se-Indonesia, Jumat (14/6/2013) kemarin.
Menurut Sutarto, pasokan rantai pangan dalam negeri tidak bisa terlepas dari tiga isu utama, yakni ketersediaan, distribusi, dan keterjangkauan bahan pangan itu sendiri. “Kalau swasembada sapi, rasanya itu mimpi. Tetapi kalau swasembada daging, masih sangat memungkinkan," ujarnya.
Langkah strategis memperkuat pasokan daging nasional, kata dia, dapat dilakukan melalui pola kerja sama dengan negara-negara lain yang memiliki basis produksi sapi skala besar, seperti Australia dan negara-negara lainnya.
Soetarto menilai, rencana pemerintah memperluas kewenangan Bulog sebagai pintu utama lalu lintas impor komoditas pangan lain, nantinya perlu di imbangi dengan kebijakan dan kesiapan mengamankan harga pangan. “Bulog perlu mengamankan harga produsen dan stabilisasi harga produsen," katanya.
Seperti diketahui, hingga saat ini, 20 persen kebutuhan daging sapi nasional masih di impor dari negara lain. Sementara konsumsi daging masyarakat sekitar 1,8 Kg per tahun.
Minta Jatah Impor Daging Sapi 50.000 Ton
Sebelumnya, Dirut Perum Bulog, Sutarto Alimuso menyatakan keinginan untuk mengimpor 50.000 ton daging sapi. “Idealnya Bulog diberi jatah kuota impor daging sapi sedikitnya 10 persen dari kebutuhan nasional, atau lebih kurang 50.000 ton, karena kebutuhan nasional untuk tahun 2013 mencapai 500.000 ribu ton.
Hal itu, katanya, didasarkan pada pengamanan komoditas pangan utama seperti beras. "Kalau misalnya seperti beras, Bulog harus menguasai 10 persen dari total kebutuhan. Untuk daging, mungkin seperti beras juga,  10 persen dari kebutuhan nasional stok ada di tangan Pemerintah," kata Sutarto Alimuso, ketika ditemui di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (12/6/2013) kemarin.
Angka yang di inginkan Perum Bulog itu, jauh melampaui angka yang diusulkan oleh Kementerian Perdagangan yang berkisar antara 1.500 hingga 5.000 ton.
Sebelumnya, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Bachrul Chairie mengatakan, Bulog diberi izin untuk mengimpor daging untuk operasi pasar. Yang menjadi acuan dalam operasi pasar tersebut, katanya, adalah harga yang diharapkan dapat turun menjadi sekitar Rp.76.000,- hingga Rp.80.000,- ribu per Kg.
Berbeda dengan kehendak Kementerian Perdagangan, Sutarto Alimuso berpendapat, wewenang impor daging sapi bagi Bulog hendaknya bukan sementara, melainkan parmanen. "Kalau Bulog sebagai penyangga, tidak boleh ada kekurangan. Kalau tidak ada cadangan, jika sewaktu-waktu tidak ada operasi pasar, kesempatan bisa diambil pihak lain," kata Sutarto menambahkan, Bulog jangan hanya sementara, mestinya berkelanjutan, karena Bulog diharapkan nantinya bisa buka-tutup (impor)," tambahnya. (Redaksi)*

http://beritabarak.blogspot.com/2013/06/sutarto-alimoeso-swasembada-sapi-itu.html#more 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar