Jumat, 21 Juni 2013

Stok Beras Aman Tiga Bulan Kedepan

20 Juni 2013

JAYAPURA [PAPOS] - Kepala Divisi Regional Bulog Papua H. Achmad Kastella, mengaku stok beras Bulog untuk Papua dan Papua Barat tiga bulan kedepan masih cukup terutama menjelang bulan puasa.
“Dari tahun ke tahun pihaknya berupaya untuk memperkuat stok dan memperkuat kinerja Bulog, tahun ini stok lebih bagus dari tahun lalu untuk dua provinsi yakni Papua dan Papua Barat,”katanya kepada wartawan diruang kerjanya kemarin pagi Rabu (19/6) kemarin.
Namun demikian, Kastella mengaku ada beberapa daerah yang menunda memasukan beras ke Papua seperti Jawa Timur. Hal ini di sebabkan, karena kebanyakan stok di gudang Dolog mereka. Namun stok beras untuk tiga bulan kedepan dan pihaknya akan berusaha stok beras dapat tersedia sampai natal dan tahun.
“Secara nasional stok beras di Papua lebih dari cukup. dimana sampai dengan kemarin stok mencapai 38.700 ton. Dalam perbulannya 14.500 ton dari 38 divisi regional bulog. Sehingga stok sangat mencukupi,”ujarnya.
Ketika disinggung mengenai kenaikan BBM apakah akan berpengaruh terhadap harga beras Bulog, Kastela mengaku kenaikan BBM merupakan kebijakan dari pemerintah. Namun untuk beras, sampai sekarang belum ada kenaikan. Khususnya tentang pembelian dan penyaluran untuk beras miskin (raskin).
“Harga raskin tetap sebesar Rp. 1600 per kilo gram. Untuk pembelian seperti di Merauke. Kita juga usahakan di Manokwari masih Rp. 6600 kilo gram,”terangnya.
Diakuinya dampak dari kenaikan BBM bagi bulog sendiri tentunya ada. Dimana dari komponen angkutan yang jelas mempengaruhi. Akan tetapi secara internal bulog dan kebijakan pemerintah di tingkat pusat. Menurutnya belum ada perubahan.
“Jadi dari segi angkutan seperti yang saya sebutkan, yang pertama dari segi pengadaan dan penyaluran raskin tidak ada perubahan,”ujarnya.
Sebab untuk pengadaan raskin sendiri,sudah ditetapkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) dan menetapkan harga pasaran Rp.6600 kilo gram sedangkan Raskin Rp. 1600 kilo gram.
Akan tetapi komponen biaya khususnya raskin, menurutnya  sangat jelas akan berubah. Karena yang mempunyai sarana angkutan baik itu darat, laut dan udara akan ada penyesuaian sebagaimana biasanya.
“Untuk biaya angkutan, karena angkutan punya orang dan kita pakai maka kewajiban kita harus membayar. Konsekuensinya adalah beban biaya bertambah. Nanti akan ada penyesuaian,”jelasnya.[tho]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar