21 Juni 2013
JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah sedang mengkaji
untuk melakukan importasi beras. Hal ini seiring dengan peningkatan
program penyaluran beras miskin (raskin) kepada masyarakat.
Menteri
Pertanian Suswono mengatakan, kenaikan penyaluran beras miskin (raskin)
ini akibat pemerintah akan mengumumkan kebijakan kenaikan harga BBM
bersubsidi. Pemerintah pun menaikkan waktu penyaluran dari hanya 12
bulan menjadi 15 bulan.
"Ini memang sedang dikaji dulu. Kalau serapan Bulog bagus, maka
bisa dipertahankan. Sehingga peluang tidak impor, bisa. Tapi karena ada
tambahan alokasi raskin sampai bulan ke-15, kemungkinan masih akan perlu
tambahan," kata Suswono saat ditemui di kantor Kementerian Perekonomian
Jakarta, Kamis (20/6/2013) malam.
Pemerintah saat ini sedang menghitung daya serap Bulog dalam
menyalurkan raskin sekaligus cadangan raskin yang ada hingga waktu
pelaksanaan penyaluran raskin selesai. Bagaimanapun, pemerintah nanti
juga harus memperhitungkan menyiapkan operasi pasar berupa raskin
sebelum dan sesudah Lebaran.
"Sekali lagi, ini tergantung serapan dari dalam negeri," tambahnya.
Di sisi lain, Suswono juga menjelaskan bahwa harga komoditas lain
masih relatif aman seperti telur dan daging ayam. "Tapi ada kenaikan di
cabe. Namun saat saya lihat di Kramat Jati, harganya masih stabil,"
jelasnya.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan hingga minggu
ketiga Juni 2013, harga daging ayam ras masih naik 1,25 persen dari Rp
26.499 per kg menjadi Rp 26.831 per kg, harga telur ayam ras naik 1,69
persen dari Rp 17.946 per kg menjadi Rp 18.250 per kg. Sedangkan harga
cabe (baik cabe merah keriting, cabe merah biasa dan cabe rawit merah)
sudah menurun sekitar 0,85 persen hingga 2,61 persen.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/06/21/1108004/Raskin.Bertambah.Pemerintah.Kaji.Impor.Beras.Lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar