21 Juni 2013
JAKARTA, KOMPAS.com- Pemerintah menjamin pasokan bahan pangan selama
Juni sampai dengan Agustus cukup tersedia. Sebagian dari komoditas
pangan, seperti daging sapi dan sejumlah produk hortikultura, akan
dipenuhi pemerintah dengan melakukan impor.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menggelar rapat
koordinasi di Jakarta, Kamis (20/6/2013). Rapat itu membahas stabilisasi
harga bahan pangan pokok sekaligus antisipasi inflasi menghadapi
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Rapat juga membahas
kebutuhan selama Ramadhan dan Idul Fitri.
Hadir dalam rapat antara lain Menteri Pertanian Suswono, Wakil
Menteri Keuangan Anny Ratnawati, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto
Dardak, dan Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso.
”Bahan pangan yang rentan bergejolak porsinya 11 persen terhadap
inflasi. Karena itu, penting menjaga pasokan dan stabilitas harganya,”
kata Hatta saat jumpa pers seusai rapat.
Hatta merasa perlu menjamin pasokan yang cukup karena saat ini
harga bahan pangan di Jakarta dan sejumlah kota di Tanah Air meningkat
dan mulai dikeluhkan konsumen. Pedagang mengaku, kenaikan harga tersebut
berkaitan dengan ekspektasi kenaikan harga BBM bersubsidi. Ekspektasi
lain berkenaan dengan Ramadhan dan Idul Fitri.
Pantauan pasar pada Kamis menunjukkan, harga bahan pangan di
Kramat Jati dan Pasar Cipinang (Jakarta); Madiun, Malang, Jember (Jawa
Timur); Kudus dan Tegal (Jawa Tengah); Pangkal Pinang (Bangka Belitung);
Banjarmasin dan Pontianak (Kalimantan); Makassar (Sulawesi) hingga
Kupang (Nusa Tenggara Timur) dipastikan naik. Angkutan umum di beberapa
kota juga dilaporkan bersiap menaikkan tarif 20-30 persen.
Impor 3.000 ton daging
Menurut Hatta, stok beras di gudang Bulog saat ini 2,98 juta ton.
Sampai dengan akhir tahun masih ada potensi penambahan di atas 2 juta
ton. Sebanyak 700.000 ton dialokasikan sebagai beras untuk rakyat miskin
yang naik dari jatah 12 kali menjadi 15 kali. Bantuan itu merupakan
salah satu bentuk kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi.
Bulog, kata Hatta, juga akan mengimpor daging sapi sekitar 3.000
ton. Dengan demikian, pasokan daging sapi dan stabilitas harga pada
bulan Ramadhan dan Idul Fitri akan tetap terjaga.
Mengutip laporan Badan Pusat Statistik, Hatta membenarkan bahwa
harga seluruh komoditas bahan pangan pokok secara rata-rata naik. Namun,
kenaikan tersebut masih dalam batas-batas normal sebagaimana periode
menjelang bulan Ramadhan pada tahun-tahun sebelumnya.
Pemerintah, menurut Hatta, menjamin ketersediaan bahan pangan.
Pemerintah juga menjamin stabilitas harga. Kenaikan harga pasti ada,
tetapi masih dalam batas normal.
”Belajar dari yang lalu, kita antisipasi satu demi satu. Komponen
apa yang menyumbang inflasi. Tentu saja dengan asumsi inflasi inti
4,5-4,6 persen, inflasi volatile food (pangan rentan gejolak) harus
dikendalikan 9-10 persen. Inflasi harga yang diatur pemerintah berkisar
14 persen. Ini kita jaga sehingga didapatkan total inflasi 7,2 persen
(target inflasi tahun 2013),” kata Hatta.
Untuk menopang distribusi, menurut Hatta, pemerintah akan
mengusahakan kelancaran transportasi. Transportasi yang krusial bagi
pengiriman barang, seperti transportasi Merak-Bakauheni, sudah disiapkan
agar cukup.
Deputi Bidang Koordinator Pangan dan Sumber Daya Hayati Kemenko
Perekonomian Diah Maulida menambahkan, pemerintah membuka keran impor
untuk 13 jenis hortikultura. Sebagian sudah dibuka dan sebagian masih
harus melalui izin.
Produk yang harus melalui izin antara lain cabai, bawang merah,
buah-buahan, kentang, dan wortel. Izin untuk impor produk tersebut sudah
dikeluarkan. Namun, pemerintah tetap terus mengevaluasi, jika pasokan
di pasar dianggap kurang, penambahan impor dilakukan.
”Apa yang kita anggap kurang dipenuhi dari impor, misalnya
hortikultura. Semester lalu, harus diakui, ada sedikit keterlambatan
dalam importasi. Untuk semester II, semua izin impor untuk beberapa
jenis hortikultura sudah keluar. Tinggal pelaksanaannya Juni ini,”
ujarnya.
Sementara Suswono mengatakan, target luas lahan padi tahun ini
tidak tercapai. Namun, adanya anomali cuaca berupa kemarau basah
sepanjang tahun diharapkan minimal target 72 juta ton gabah kering
giling bisa tercapai.
Meski demikian, kemarau basah sepanjang tahun sedikit banyak akan
mengganggu produksi palawija dan hortikultura seperti buah-buahan.
”Bisa tidak berbunga dan pada akhirnya tidak berbuah,” kata Suswono.
Pasokan BBM
Di tempat terpisah, Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT
Pertamina (Persero) Ali Mundakir mengatakan, Pertamina menambah
ketersediaan BBM hingga 10 persen di atas volume penjualan harian. Hal
tersebut untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan konsumsi menjelang
pengumuman resmi kebijakan penyesuaian harga BBM bersubsidi oleh
pemerintah.
Kenaikan konsumsi harian BBM bersubsidi mulai terlihat sejak
Selasa (18/6), yaitu Premium dari 80.000 kiloliter (kl) menjadi 90.000
kl per hari (12,5 persen), dan solar dari 43.000 kl menjadi 48.000 kl
per hari (11,6 persen). Berdasarkan pantauan realisasi distribusi BBM
bersubsidi dalam dua pekan terakhir, realisasi penyaluran Premium
rata-rata 88.000 kl dan solar 48.000 kl sesuai prediksi.
Ketahanan stok BBM yang dikelola Pertamina sekitar 22 hari untuk Premium
dan sekitar 20 hari untuk solar. ”Kami memastikan ketersediaan stok
BBM, khususnya Premium dan solar. Selain stok dalam posisi aman,
Pertamina juga menetapkan peningkatan penjualan harian di atas 10 persen
dari rata-rata harian normal,” ujarnya. (LAS/EVY/K13/RAZ/NIK/NIT/DIA/HEN/SIR/ENG/JON/ACI/CHE/AHA/WIE/ODY/k04)
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/06/21/0730070/Pemerintah.Jamin.Pasokan.Bahan.Pangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar