23 Juni 2013
BISNIS.COM, JAKARTA—Pemerintah diminta untuk melakukan upaya
peningkatan produksi dan kelancaran distribusi pada komoditas yang
rentan musim kemarau basah sebelum memutuskan membuka kran impor.
Ketua
Serikat Petani Indonesia (SPI) Ahmad Yakub menilai pernyataan
pemerintah yang akan membuka kran impor apabila terjadi kelangkaan
pasokan bahan pangan dalam negeri menjelang Lebaran tidak tepat.
“Pemerintah
tidak bisa ujug-ujug impor seperti itu. Harusnya memetakan terlebih
dahulu mana daerah yang surplus dan merencanakan bagaimana
distribusinya. Bisa juga dengan me-warning Kementan [Kementerian
Pertanian] untuk meningkatkan produksi petani,” kata Ahmad kepada
Bisnis, Minggu (23/6/2013)
Dia menambahkan produksi komoditas
yang rentan terganggu musim kemarau basah adalah cabai. Menurutnya bunga
pada tanaman cabai mudah rontok apabila terkena hujan secara terus
menerus.
Ahmad menuturkan pemerintah seharusnya melakukan upaya
untuk menjaga kestabilan produksi, misalnya dengan cara sosialisasi
penggunaan paranet pada tanaman cabai. Paranet ini dimaksudkan untuk
memecah butiran air hujan sehingga tidak mengenai langsung pada bunga.
Adapun
untuk komoditas kentang, Ahmad berpendapat sampai saat ini produksi di
beberapa daerah penghasil seperti Wonosobo, Sumater Utara, dan Sulawesi
masih normal. Rata-rata produksi kentang nasional mencapai 25-30 ton per
hektare.
Terlebih, saat ini Balitbang di Dieng, Wonosobo sudah
bekerja sama dengan petani setempat untuk mengembangkan bibit unggul
untuk menjaga produktivitas.
“Jangan sampai kebijakan impor ini
membuat harga jual petani menjadi anjlok seperti pada 2011 lalu. Saat
itu kerugian petani mencapai 50%,” pungkasnya.
Sebelumnya,
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan akan membuka kran impor
bahan pangan apabila pasokan mengalami hambatan akibat musim kemarau
basah. Komoditas yang diwaspadai adalah kentang dan cabai.
http://www.bisnis.com/impor-bahan-pangan-persiapkan-dahulu-kelancaran-distribusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar