12 Juni 2013
Badan Urusan Logistik (Bulog) mengaku belum mengimpor daging sapi
untuk keperluan operasi pasar jelang Lebaran. Direktur Utama Bulog
Sutarto Alimoesso mengatakan sampai saat ini izin dari Kementerian
Perdagangan belum juga diterima.
Masalah lebih runyam, karena Peraturan Menteri Pertanian soal
stabilisasi harga daging rupanya tidak resmi menunjuk Bulog sebagai
pelaksana operasi pasar.
"Saya baru beberapa menit yang lalu terima Permentan-nya. Di situ
tidak menunjuk khusus Bulog, artinya BUMN. Ada rekomendasi bisa impor
tapi itu bisa digunakan oleh Bulog sebagai salah satu dasar (operasi
pasar), tentunya harus diikuti dengan keputusan menteri perdagangan,"
ujar Sutarto selepas rapat di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu
(12/6).
Jika izin Kemendag tidak segera keluar, Bulog bingung kapan harus
mendatangkan daging untuk keperluan operasi pasar. Apalagi, Sutarto
bertekad tidak mau memesan dulu, karena takut dianggap melanggar
peraturan.
"Kami tunggu dari mendag, kalau belum ada itu kami dianggap
melanggar, kami tidak mau. Makin dekat dengan puasa dan lebaran makin
menyulitkan kami mengimpor," jelasnya.
Sutarto menyatakan, seharusnya sejak Mei pihaknya sudah mendapat izin
mendatangkan daging. Sejauh ini, BUMN itu hanya menjajaki perusahaan
dari Australia untuk persiapan impor.
"Harusnya sejak bulan lalu karena sudah diputuskan Kemenko. Saya tahu
semua pakai proses. Kita mau pesan, butuh waktu. Kalau belum (keluar
izin) ya kita susah, saya saat ini belum bisa teken kontrak, paling
hanya jajaki saja," paparnya.
Kemarin, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan
berjanji izin impor khusus Bulog bakal keluar pekan ini. Dia malah
menilai pemberian kuota kepada perusahaan pelat merah itu lambat karena
menunggu lampu hijau dari Kementan dan permohonan resmi Bulog.
"Pekan ini (kita berikan). Keputusan untuk melibatkan Bulog iya dari
bulan lalu, jadinya Kementan dan Kemendag masih menunggu dari Bulog, dan
Bulog masih menunggu dari kementan dan kemendag," ungkap Gita di
Cilegon.
Kabarnya, Bulog akan mengimpor 3.000 ton tambahan daging potong
khusus (carcass) untuk menyukseskan operasi pasar. Selain menambah
pasokan di pasar tradisional, langkah pemerintah menormalisasi harga
daging sapi juga disertai pembebasan impor daging kualitas istimewa
(prime cut), supaya industri dan restoran tidak ikut belanja di pasar
yang bisa menggenjot permintaan terlalu banyak.
Melalui operasi pasar ini, pemerintah menargetkan harga daging sapi
di pasaran bisa turun hingga kisaran Rp 80.000 sampai Rp 75.000 per
kilogram.
Reporter : Ardyan Mohamad
http://www.merdeka.com/uang/bulog-mengeluh-rencana-impor-daging-sapi-tidak-kunjung-jelas.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar